Tenaga kerja Kebijakan Pemerintah

tersebut, pengusaha harus menilai dan memilih pemasok atas dasar kemampuannya menyediakan bahan baku yang memenuhi persyaratan mutu.

2.4.3. Modal

Di dalam ilmu ekonomi, modal adalah salah satu faktor produksi. Menurut Suardi 2004 modal merupakan sumber daya industri yang harus ditetapkan dan disediakan. Penggunaan sumber daya harus direncanakan dan dipertimbangkan efisiensinya, termasuk untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Pada umumnya permodalan usaha kecil masih lemah, modal yang dikelola biasanya adalah milik pribadi atau keluarga. Bagi usaha kecil untuk memperoleh tambahan modal melalui lembaga keuangan seperti bank tidak mudah. Namun tidak semua pengusaha mengharapkan bantuan modal, menurut Alma 2006 terdapat pengusaha yang tidak mau berhutang, karena takut hutang tersebut menjadi beban hidupnya. Sebaliknya ada yang berpendapat tanpa hutang, usaha akan sulit berkembang, karena penambahan modal sendiri melalui tabungan memerlukan waktu yang lama, sedangkan peluang usaha yang menguntungkan cepat berlalu. Menurut Dani dan Triyono 1994, masih banyak usaha kecil menghadapi kendala dalam memperoleh fasilitas modal yang disediakan lembaga perbankan, disebabkan: 1 tidak memiliki informasi yang cukup tentang fasilitas modal yang tersedia, 2 kendala pemenuhan persyaratan teknis dan administrasi yang ditetapkan lembaga keuangan terutama perbankan, dan 3 tidak dapat membuat proposal dengan benar.

2.4.4. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang memiliki kompetensi, merupakan aset utama bagi industri dan pemilik usaha. Meredith, dkk 2005 menyatakan bahwa tenaga kerja terampil merupakan sumberdaya langka yang biasanya kurang tersedia. Memiliki tenaga kerja yang mau mencurahkan kemampuannya secara total harus diciptakan dan dikondisikan oleh pemilik usaha. Menurut Suardi 2004 hal ini dapat dilakukan dengan cara memampukan dan memberi kesempatan kepada tenaga kerja untuk merencanakan, menerapkan, dan mengendalikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Kebebasan dan wewenang perlu diberikan kepada tenaga kerja agar termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Keterlibatan tenaga kerja secara menyeluruh, akan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab, serta mendorong keinginan meningkatkan kompetensi. Tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mendapatkannya diperlukan suatu analisis berdasarkan 1 pengetahuan, 2 sikap, dan 3 keterampilan, yang dibutuhkan sesuai sifat dari pekerjaan tersebut. Tempe adalah sejenis makanan yang terbuat dari kedelai, yang dalam proses pembuatannya membutuhkan perhatian khusus yang berkaitan dengan ketaatan kepada ketentuan-ketentuan dalam pembuatan makanan. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri tempe harus disesuaikan dengan jam kerja dan kompetensi yang diperlukan dalam proses pembuatan tempe, sehingga seluruh proses dapat selesai tepat waktu dengan mutu tempe yang baik.

2.4.5. Kebijakan Pemerintah

Menurut Astuti 2008 kenaikan harga kedelai yang mencapai 110 telah menyebabkan kelangkaan bahan baku kedelai di pasaran, dan menggoyahkan usaha kecil. Naiknya harga bahan baku kedelai disebabkan kebijakan pemerintah yang bergantung kepada kedelai impor untuk memenuhi 60 kebutuhan kedelai dalam negeri dan tidak disertai peningkatan produksi di dalam negeri. Menurut Mustofa 2008, 80 bahan baku tempe masih diimpor. Harga 1 kg kedelai saat ini mencapai Rp. 8.000; sedangkan harga normal Rp. 3.500-Rp. 4.000. Lonjakan kenaikan harga ini mulai terasa sejak November 2007; sehingga industri kecil yang memiliki modal terbatas yang umumnya menggunakan bahan baku kurang lebih 25 kg tidak mampu beroperasi. Harga kedelai yang berfluktuasi setiap hari dan terbatasnya modal, menambah berat beban industri tempe. Kondisi ini menjadi semakin sulit karena terbatasnya pasokan kedelai lokal yang diharapkan bisa mengganti penggunaan kedelai impor. Menurut Mulyo 2008 sejak awal tahun 1990, produksi kacang kedelai lokal terus menurun, sampai hilang dari pasar. Pada saat ini pengrajin tempe tidak hanya menghadapi kenaikan bahan baku kedelai, tetapi juga bahan bakar yang terus naik dan sukar diperoleh. Kondisi yang tidak menguntungkan ini, membuat pengrajin tempe berharap kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk dapat mengendalikan harga kedelai agar terjangkau. 2.5. Kompetensi 2.5.1. Aspek Kompetensi