Mendalami Cerita Kitab Suci
28 | Buku Siswa Kelas V SD pagi, ketika saya bangun dan memeriksa anak yang telah mati ini dengan teliti, ternyata
bukan dia anak yang kulahirkan.” Tetapi perempuan yang lain berkata: “Bukan, anakku masih hidup. Anak perempuan
itu yang telah mati” Keduanya bertengkar sengit di depan raja Salomo. Maka, raja Salomo berkata kepada prajurit: “Ambilkan pedang dan belahlah anak yang masih
hidup menjadi dua bagian. Separuhnya diberikan kepada perempuan ini, sebagian lain diberikan kepada perempuan itu.” Mendengar keputusan raja, perempuan yang
anaknya masih hidup berkata: “Saya memohon, ya Tuanku, berikanlah anak yang masih hidup kepada perempuan itu. Jangan membunuhnya.”
Tetapi perempuan yang lain berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, maka lebih baik belahlah anak itu.” Mendengar itu, maka raja memutuskan: “Berikanlah
anak yang masih hidup itu kepada perempuan yang menyayangi nyawa anak itu, karena dialah ibunya yang benar.”
Seluruh Israel mengakui bahwa kebijaksanaan Allah pada raja Salomo untuk melakukan keadilan.
Mendalami Cerita Kitab Suci Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
1 Apa yang diminta Salomo kepada Tuhan menurut cerita tadi? 2 Mengapa kebijaksanaan yang diminta oleh Salomo?
3 Bagaimana Salomo memutuskan perkara dari dua perempuan yang memperebut-
kan seorang bayi? 4 Apakah keputusan Salomo bijaksana? Mengapa?
5 Mengapa sikap adil dan bijaksana harus kita junjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari?
Penjelasan
Raja Salomo meminta kepada Tuhan “hati yang bijaksana”. Ia menyadari bahwa ia masih muda dan harus berhadapan dengan banyak perkara dari rakyatnya, maka
ia tidak meminta kemuliaan dan kekayaan. Sebab, kemuliaan akan diperoleh dari kebijaksanaan hati. Raja yang bijaksana akan dicintai dan dihormati oleh rakyatnya.
Keadilan pun akan diperoleh apabila keluhan orang didengar dengan hati. Raja Salomo langsung tahu siapa pemilik anak yang masih hidup itu, karena ibu yang
sesungguhnya tidak akan sampai hati membiarkan anaknya dibunuh. Maka, keputusan raja Salomo dinilai adil.
Tuhan sendiri tidak menilai manusia dari hukum tertulis. Santo Paulus berkata: “Hukum tertulis itu mematikan, tetapi Roh menghidupkan” 2Kor 3: 6. Roh itu
membawa kebijaksanaan, Roh bekerja di dalam hati manusia. Hukum tertulis di negeri kita masih sering direkayasa. Maka, seringkali orang
yang bersalah dibenarkan dan orang benar disalahkan serta dipenjarakan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap bijaksana hendaknya dimiliki oleh para pemimpin, sehingga
seluruh rakyat memperoleh keadilan.
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 29
Bersikap dan Bertindak Bijaksana Buatlah semboyan, peribahasa, ungkapan atau pantun yang mencerminkan nilai
kebijaksanaan, disertai dengan pesan yang hendak disampaikan melalui rumusan tersebut.
No.
Semboyan, ungkapan, peribahasa atau pantun
Nilai atau pesan yang hendak kamu sampaikan
1 Sedia payung sebelum hujan
Waspada, teliti dan siap sedia terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
2 3
4 5
4. Evaluasi 1 Apakah bedanya antara kepandaian dan kebijaksanaan?
2 Ceritakanlah kembali kisah tentang kebijaksanaan Salomo
Doa Penutup Allah Bapa yang Maharahim,
Engkau telah memberi kebijaksanaan kepada Salomo sehingga Salomo berlaku adil dan bijaksana kepada rakyatnya.
Berilah juga kepada kami Roh Kebijaksanaan, supaya kami selalu bertindak adil terhadap sesama kami.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin.