Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 95
Doa Allah Bapa yang Mahabaik,
kami bersyukur berkat rahmat-Mu kami dapat kembali berkumpul untuk mendalami sabda dan ajaran-Mu.
Berkatilah kami semua agar pada kesempatan ini kami dapat belajar dengan baik. Amin.
2. Mengamati Pengalaman Berkaitan dengan Kegagalan
» Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Ada berbagai hal yang menyebabkan kegagalan. Ada penyebab yang sebenarnya sudah bisa diperhitungkan sebelumnya,
tetapi ada juga sebab yang tidak dapat dipikirkan sebelumnya. Kegagalan membawa akibat bermacam-macam baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk itu coba
ceritakan salah satu pengalamanmu mengenai kegagalan.
3. Mengungkapkan Pertanyaan
a. Menyusun pertanyaan pribadi Setelah menuliskan pengalaman kegagalan, susunlah pertanyaan berkaitan
dengan peristiwa tersebut, misalnya: 1 Mengapa saya gagal?
2 Bagaimana persiapan yang dilakukan? 3 Apakah segala sesuatu yang terkait dengan apa yang dikerjakan sudah
dipikirkan semuanya? 4 Adakah hal-hal yang belum terpikirkan?
5 Apa akibat kegagalan? b. Menyusun pertanyaan bersama
Setelah menyusun pertanyaan pribadi, diskusikan pertanyaanmu dengan pertanyaan-pertanyaan temanmu sekelas. Bersama teman-teman sekelas pilihlah
pertanyaan-pertanyaan yang pokok untuk didalami dan dipelajari bersama.
4. Mencari Jawaban Tahap 1
a. Wawancara dengan orang-orang yang berhasil dan orang-orang yang merasa gagal Ajaklah beberapa temanmu mengadakan wawancara dengan orang-orang yang
kamu anggap berhasil, dan orang-orang yang pernah mengalami kegagalan yang ada di sekitarmu sesuai dengan pertanyaan yang telah disepakati kelas.
b. Mendiskusikan hasil wawancara Diskusikan hasil wawancara kelompokmu dengan kelompok lainnya. Adakah
jawaban yang sama? atau jawaban yang berbeda? Di antara jawaban yang berbeda- beda itu jawaban yang dapat diterima bersama? Berdasarkan jawaban yang
diterima bersama buatlah kesimpulan.
c. Beberapa catatan tambahan Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan ada bermacam-
macam. Karena kesalahan sendiri, misalnya hasil ulangan jelek karena tidak belajar. Karena hal-hal lain, misalnya sakit, cuaca, dll. Orang sudah mempersiapkan banyak
hal untuk datang lebih awal dalam suatu kegiatan supaya lebih siap. Ternyata di tengah jalan ada kecelakaan yang menyebabkan jalan macet, sehingga terlambat
96 | Buku Siswa Kelas V SD sampai. Masih banyak lagi sebab-sebab yang di luar kekuasaan kita.
Orang perlu mempersiapkan dengan baik hal-hal yang dapat dijangkaunya, atau yang ada di bawah kemampuanya. Hal-hal yang diluar kemampuan seseorang
seperti cuaca, kejadian-kejadian yang akan datang biasanya dipasrahkan kepada Tuhan.
Orang-orang berhasil mengoptimalkan kemampuannya sejauh bisa memper- hitungkan hal-hal yang akan datang. Sehingga bila sesuatu hal terjadi tidak lagi
menjadi hambatan. Sambil berdoa memohon bantuan Allah jika orang berlaku baik, ia akan berhasil dan terhindarkan dari kegagalan yang fatal.
5. Mendalami Kisah Para Rasul 16:16-31
a. Membaca Kisah para rasul 16:16-31 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu
dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan- tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan
kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” Hal
itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus Kristus aku
menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu.
Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke
pasar untuk menghadap penguasa. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: “Orang-orang ini mengacau
kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya.”
Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah
mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan
perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji- pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan
tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-
orang hukuman itu telah melarikan diri.
Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini” Kepala penjara itu menyuruh membawa
suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku
perbuat, supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”