Yesus Menderita, Wafat dan Bangkit
60 | Buku Siswa Kelas V SD perbuatan yang merampas kemerdekaan rakyat Aceh. Kemarahan itu sebenarnya
sudah lama terjadi yaitu kira-kira tahun 1857 ketika daerah Siak mulai diduduki Belanda. Teuku Umar beserta seluruh rakyat bertekad mengusir para penjajah itu.
Mereka berunding dan sepakat mengangkat Nanta Satia Sebagai pemimpin tertinggi perjuangan Kemerdekaan. Nanta Satia adalah hulubalang VI Mukim Aceh Besar. Dan
perang akan dikobarkan di daerah VI Mukim dalam tahun 1873.
Teuku Umar pada waktu itu berumur 19 tahun, sebelum berangkat berperang ia pamitan kepada orang tuanya. Orangtuanya sangat terharu dan bangga.
Pada waktu perang berkobar prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat. Meskipun persenjataan mereka kalah dari persenjataan Belanda. Tentara Belanda mulai
kewalahan menghadapi rakyat Aceh yang mahir hidup di hutan. Mengingat pengalaman itu, Belanda mulai meningkatkan kemampuan dalam bertempur di medan hutan.
Berkat latihan itu Belanda mulai menguasai medan perang. Tentara dan rakyat Aceh mengalami kekalahan.
Mempelajari situasi itu, Teuku Umar mengembangkan siasat perang dengan merebut sebanyak-banyaknya persenjataan tentara Belanda dengan menyusup ke pihak mereka.
Atas dasar siasat tersebut selanjutnya Teuku Umar menyerahkan diri kepada Belanda. Belanda sangat senang dan Teuku Umar diserahi tugas untuk melatih tentara Belanda
keterampilan berperang di hutan. Teuku Umar melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya. Teuku Umar melatih tentara Belanda dengan sangat keras sehingga banyak
yang mengalami sakit dan meninggal. Tentara Belanda berkurang persenjataannya.
Selesai latihan, tentara Belanda di bawah pimpinan Teuku Umar diperintahkan menumpas perlawanan rakyat Aceh. Dalam pertempuran ini banyak jatuh korban
pada kedua belah pihak. Perjuangan rakyat Aceh tidak lama, mereka segera mundur dari medan perang. Belanda sangat gembira menyaksikan hal itu. Dan Teuku Umar
mendapat kenaikan pangkat dan hadiah.
Demikianlah, ketika sebuah kapal Inggris bernama Nicero terdampar dan kemudian dirampas oleh Raja Teunom, Teuku Umar ditugasi untuk membebaskan kapal tersebut.
Pembebasan itu membawa ketegangan antara Belanda dan Inggris. Dalam pembebasan itu, Teuku Umar membawa persenjataan sangat banyak.
Beberapa waktu setelah upacara pemberangkatan, Belanda dikejutkan dan digemparkan oleh berita yang menyatakan bahwa semua tentaranya dibunuh di
tengah laut dan senjatanya dirampas oleh Teuku Umar sendiri. Teuku Umar berbalik ke rakyat Aceh, yang disambut dengan sangat gembira. Dengan itu rakyat Aceh punya
persenjataan sangat banyak dan Belanda menjadi lemah. Selanjutnya rakyat Aceh menyerbu Belanda yang dipimpin Teuku Umar dan berhasil dengan gemilang merebut
daerah Vi Mukim.
Pada tahap kedua Teuku Umar menggunakan siasat yang sama. Ia pura-pura menyerah kepada Belanda dan mendapat kepercayaan. Kepercayaan yang didapat
itu dipakai untuk mengumpulkan persenjataan bagi rakyat Aceh. Rakyat Aceh tidak tahu maksud Teuku Umar sehingga mereka marah kepada Teuku Umar. Ketika Teuku
Umar berbalik kembali kepada rakyat Aceh mereka sangat gembira. Sehingga mereka berhasil mengalahkan kembali tentara Belanda.
Melihat situasi itu Belanda mengirim pasukan khusus yang dipimpin Jenderal Van Houts. Pada bulan Februari 1899 Van Houts berada di Meulaboh tanpa pengawalan yang
ketat. Mengetahui hal itu Teuku bermaksud menyerbu pasukan Van Houts. Malang bagi Teuku Umar dan tentaranya karena rencana mereka diketahui oleh Belanda. Sehingga
Teuku Umar dan tentaranya dapat dikalahkan. Teuku Umar meninggal.