Mendalami Arti dari Kebijaksanaan Bacalah cerita di bawah ini dengan baik

26 | Buku Siswa Kelas V SD “Tetapi kamu kan memiliki banyak makanan”, kata Belalang sambil melihat sekeliling rumah Semut, di mana persediaan makanan nampak bertumpuk tertata rapi. Semut pun menjawab dingin: “Memang, karena aku tidak mau menanggung resiko kekurangan makanan. Tidak seperti kamu yang selalu memboroskan waktu sepanjang musim panas, maka kamu pun harus menanggung akibatnya”. Bdk. Cosmas Fernandes, SVD, 2005. 50 Cerita Bijak, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 33-34. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini 1. Mengapa Semut tidak ikut bermain dan bersenang-senang dengan Belalang pada musim panas? 2. Dari kedua tokoh di dalam cerita di atas, siapakah tokoh yang dapat disebut bijaksana? 3. Apa yang mau diajarkan melalui cerita tersebut kepada kita? 4. Mengapa Semut tidak mau membagi makanannya kepada Belalang? Penjelasan Di dalam cerita Semut dan Belalang, Semut bukan tidak menikmati musim panas. Sebaliknya, semut menggunakan musim panas sebagai masa untuk bekerja mengumpulkan dan menyimpan makanan. Hal itu ia lakukan karena ia belajar dari pengalaman, sehingga ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Dalam hal ini tindakan semut disebut bijaksana, karena ia tidak memikirkan saat ini saja, tetapi memikirkan masa yang akan datang. Ia bijaksana karena mau belajar dari pengalaman. Kisah ini tentu menawarkan nilai-nilai serta sikap bijaksana kepada kita. Sikap bijaksana adalah sikap dan keputusan yang didasarkan pada pengalaman, untuk dapat melangkah ke masa yang akan datang. Semut tidak mau berbagi makanannya kepada Belalang. Hal tersebut sekilas menunjukkan ketamakan atau ketidakpedulian Semut kepada sesama. Tetapi, nilai yang hendak disampaikan adalah bahwa sikap Belalang yang memboroskan waktu hanya untuk bermain dan bersenang-senang mengandung resiko bagi dirinya sendiri. Cerita sederhana tersebut, mengajarkan bahwa sikap bijaksana diperlukan dalam kehidupan bersama. Para pemimpin hendaknya memiliki sikap dan bertindak bijaksana, sehingga rakyat bisa memperoleh kesejahteraan bersama. Kebijaksanaan merupakan berkat Tuhan, yang diberikan kepada setiap orang yang mau mendengarkan Firman- Nya. Contoh pemimpin yang adil dan bijaksana dapat kita baca dalam Kitab Suci, yaitu kisah Raja Salomo. 2. Menanggapi Persoalan dengan Bijaksana Baca, pikirkan dan berilah tanggapan secukupnya, untuk membantu Edo dengan bijaksana Edo, Si Anak Yatim Sejak ayahnya meninggal, Edo merasa menghadapi banyak kesulitan. Ibunya hanya bisa memberi uang jajan Rp 2.000,00 dua ribu rupiah setiap hari. Maklum ibunya hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian. Dengan uang jajan sebesar itu, Edo harus rela berjalan kaki ke sekolah, karena jika naik angkutan umum uang jajan dari ibunya tidak cukup. Kesulitan lainnya, Edo belum memiliki buku pegangan IPA. Buku tersebut harus Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 27 dibeli dengan harga yang cukup mahal bagi Edo. Padahal, buku IPA tersebut merupakan buku pegangan wajib bagi siswa kelas V. Yang menjadi beban tambahan, bahwa ulangan harian IPA akan dilaksanakan 7 hari ke depan. Edo ingin berusaha supaya nilai ulangannya baik. sumber: Marianus Didi Kasmudi, SFK Lengkapilah upaya pemecahan masalah di bawah ini dengan upaya bijaksana lainnya 1. Edo sebaiknya berusaha untuk memperoleh buku pegangan IPA, dengan cara meminjam buku IPA ke perpustakaan. 2. Jika perpustakaan sekolah tidak memiliki buku IPA, Edo dapat berusaha meminjam kepada teman sekelas, untuk kemudian dibaca dan membuat rangkuman mengenai bahan pelajaran IPA yang menjadi bahan ulangan. 3. …………………………………………………………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………………………………………………………

3. Mendalami Cerita Kitab Suci

Baca dan simaklah Kisah Salomo dari Kitab Suci berikut ini Kebijaksanaan Salomo Bdk. 1Raj 3: 1-28 Setelah Daud meninggal, anaknya, Salomo, mendu-duki takhta kerajaan Israel. Ia mengasihi dan setia kepada Tuhan dan menuruti nasihat-nasihat ayahnya. Pada suatu malam, di Gibeon Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam mimpi. Sabda Tuhan kepadanya: “Mintalah apa yang engkau kehendaki” Jawab Salomo: “Ya Tuhan, Engkau telah menjadikan hamba-Mu ini raja. Aku masih muda dan tidak tahu seluk-beluk perkara. Lagi pula rakyat- Mu banyak sekali jumlahnya. Maka karuniakanlah hamba-Mu ini hati yang bijaksana supaya dapat memerintah umat-Mu” Tuhan bersabda kepadanya: “Oleh karena engkau meminta hati yang bijaksana dan tidak menghendaki kekayaan dan umur panjang, maka akan Kuberikan kepadamu kebijaksanaan seperti belum pernah ada sebelum engkau atau sesudah engkau. Tambahan pula, Kuberikan kepadamu umur yang panjang” Tak lama kemudian datanglah dua orang perempuan menghadap raja Salomo. Yang pertama berkata kepadanya: “Ya Tuanku, aku dan perempuan ini tinggal bersama dalam satu rumah dan aku melahirkan anak, pada waktu ia di rumah itu. Tiga hari kemudian, perempuan ini pun melahirkan anak. Kami sendirian. Tidak ada orang bersama-sama kami di dalam rumah. Pada waktu malam, anak perempuan ini mati, karena tertindih waktu perempuan ini tidur. Di tengah malam ia bangun, diambilnya anakku dari sisiku dan anakku digantinya dengan anaknya yang sudah meninggal. Tadi Gbr. 2.3 Raja Salomo Sumber : Dok. Kemdikbud Gbr. 2.4 Raja Salomo yang bijaksana menyelesaikan perkara. Sumber : Dok. Kemdikbud 28 | Buku Siswa Kelas V SD pagi, ketika saya bangun dan memeriksa anak yang telah mati ini dengan teliti, ternyata bukan dia anak yang kulahirkan.” Tetapi perempuan yang lain berkata: “Bukan, anakku masih hidup. Anak perempuan itu yang telah mati” Keduanya bertengkar sengit di depan raja Salomo. Maka, raja Salomo berkata kepada prajurit: “Ambilkan pedang dan belahlah anak yang masih hidup menjadi dua bagian. Separuhnya diberikan kepada perempuan ini, sebagian lain diberikan kepada perempuan itu.” Mendengar keputusan raja, perempuan yang anaknya masih hidup berkata: “Saya memohon, ya Tuanku, berikanlah anak yang masih hidup kepada perempuan itu. Jangan membunuhnya.” Tetapi perempuan yang lain berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, maka lebih baik belahlah anak itu.” Mendengar itu, maka raja memutuskan: “Berikanlah anak yang masih hidup itu kepada perempuan yang menyayangi nyawa anak itu, karena dialah ibunya yang benar.” Seluruh Israel mengakui bahwa kebijaksanaan Allah pada raja Salomo untuk melakukan keadilan. Mendalami Cerita Kitab Suci Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini