Evaluasi Terlibat dalam Hidup Menggereja

Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 81 Doa Allah Bapa di surga, puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu karena pada hari ini kami dapat berkumpul untuk belajar bersama. Kami ingin belajar bagaimana menjadi terang dan garam dunia. Kami menyadari hal itu tidak mudah bagi kami, untuk itu kami mohon Roh Kudus-Mu agar menguatkan kami untuk dapat menjadi terang dan garam dunia. Amin.

2. Mengamati Pengalaman Berkaitan dengan Persatuan

ยป Dalam kehidupan bersama, setiap orang menginginkan adanya hidup yang rukun, damai dan sejahtera. Namun, apa yang diharapkan tersebut tidak senantiasa terjadi. Dalam kehidupan bersama kadang terjadi konflik dalam skala kecil maupun besar, bahkan sampai perang dan membawa korban. Di tengah situasi konflik itu senantiasa muncul orang-orang, tokoh, atau sekelompok warga yang memelopori penyelesaian secara damai. Misalnya, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa, Gus Dur, dan sebagainya. Menyadari adanya potensi konflik tersebut masyarakat berusaha secara preventif membangun perdamaian. Misalnya yang terjadi di desa Mega, kecamatan moraid, kabupaten sorong, juga di desa Linggoasri, Kajen, Pekalongan. Masyarakat Mega mengadakan silaturahmi antara umat muslim dan kristiani setelah lebaran, marilah kita simak video atau kita baca narasinya sebagai berikut: Desa linggoasri, Kajen, Pekalongan. Di desa Linggoasri, Kajen, Pekalongan terdapat tiga kelompok agama yakni Islam, Hindu dan Budha. Kelompok agama Budha jumlahnya sedikit dan tinggal di perbukitan. Mereka semua bersahabat satu dengan yang lain. Seperti terlihat dalam video mereka sangat akrab. Kerukunan dan kebersamaan itu tampak ketika mereka mengadakan kerja bakti untuk membangun jalan. Menurut kepala desa tidak ada perlakuan khusus terhadap pemeluk satu agama. Mereka diperlakukan sama. Demikian juga di desa Mega, Moraid, Sorong. Pada kesempatan setelah lebaran mereka mengadakan silaturahmi untuk seluruh masyarakat yang terdiri dari umat kristiani dan islam. Dalam silaturahmi itu ada acara bersalam-salaman sebagai tanda maaf-memaafkan, bernyanyi dan berjoget bersama serta makan. Mereka tampak rukun dan bersaudara.

3. Mengungkapkan Pertanyaan

a. Menyusun pertanyaan pribadi Setelah membaca narasi tentang kehidupan di desa Linggoasri atau di desa Mega tersebut susunlah pertanyaan berkaitan dengan peristiwa tersebut, misalnya: 1 Bagaimana situasi di desa Mega atau desa Linggoasri? 2 Agama apa saja yang dianut oleh masyarakta di sana? 3 Mengapa mereka tidak mempermasalahkan agama dalam bergaul, bertetangga dan kerja bakti? 4 Mengapa mereka mengadakan silaturahmi bersama? 5 Pernahkah ada konflik antar umat beragama di desa mereka?