8. Pengalaman usahatani padi adalah lamanya petani melakukan usahatani padi dari
pertama kali petani mengelola usahatani padi sampai saat dilakukan wawancara. 9.
Preferensi risiko petani adalah nilai preferensi risiko masing-masing petani yang diperoleh dari analisis nilai AR absolute risk averse.
10. Probabilitas petani melakukan usahatani padi organik adalah kemungkinan petani
melakukanmenerapkan usahatani padi organik. Nilai 0 diberikan untuk petani yang melakukan usahatani padi organik dan nilai 1 diberikan untuk petani yang
melakukan usahatani padi non organik.
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan terletak pada 110
o
15’ sampai 111
o
45’ Bujur Timur dan 7
o
15’ Lintang Selatan sampai 7
o
30’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 941.55 km
2
. Secara administratif di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali.
Wilayah Kabupaten Sragen mempunyai ketinggian antara 84 meter sampai dengan 190 meter di atas permukaan laut Bappeda Kabupaten Sragen, 2008 .
Keadaan iklim di Kabupaten Sragen termasuk tipe iklim C, yaitu dengan sifat mempunyai iklim 9 bulan basah dan 1 sampai 4 bulan kering. Suhu udara rata-rata
berkisar antara 24
o
C sampai 29
o
C. Tempat-tempat yang berdekatan dengan gunung Lawu yaitu Kabupaten Sragen bagian selatan mempunyai suhu udara rata-rata lebih
rendah dibandingkan dengan wilayah sebelah utara. Kelembaban udara bervariasi
antara 75 sampai 92 dengan curah hujan rata-rata 286 mm dan hari hujan rata-rata 150 hari per tahun Bappeda Kabupaten Sragen, 2008.
Jumlah penduduk di Kabupaten Sragen sebesar 877 402 jiwa yang terdiri dari 49.46 laki-laki dan 50.54 perempuan, dengan kepadatan penduduk rata-rata 932
jiwa per kilo meter persegi. Jumlah rumah tangga sebesar 268 467, dengan jumlah anggota keluarga rata-rata 3 orang per keluarga. Di dalam wilayah administrasi
Kabupaten Sragen terdapat 20 kecamatan, 196 desa dan 12 kelurahan BPS Kabupaten Sragen, 2009.
Wilayah Kabupaten Sragen terdiri dari lahan persawahan seluas 40 399 hektar atau 42.84 dari luas wilayah Kabupaten Sragen. Ditinjau dari kondisi kesuburan
tanahnya Kabupaten Sragen terbagi menjadi dua wilayah, pertama daerah yang berada di sebelah selatan Bengawan Solo yang reatif subur dengan tersedianya sarana irigasi
teknis dan kedua adalah daerah utara Bengawan Solo dengan kondisi alam berbukit dan kondisi tanah mempunyai kandungan kapur tinggi. Luas lahan sawah
berdasarkan kondisi sarana irigasi digambarkan pada Tabel 4. Tabel 4. Luas Lahan Sawah Berdasarkan Ketersediaan Sarana Irigasi di Kabupaten
Sragen Tahun 2008
Sumber : Bappeda Kabupaten Sragen, 2008 Tabel 4 menunjukkan sarana irigasi yang tersedia di Kabupaten Sragen cukup
baik dengan hampir setengah dari lahan sawah mempunyai sistim irigasi teknis. Kondisi ini memungkinkan petani untuk mengembangkan berbagai komoditi tanaman
pertanian. Hasil komoditi pertanian unggulan daerah Kabupaten Sragen adalah padi
No Sarana Irigasi
Luas Lahan Sawah Ha
1 Irigasi Teknis 18 779
46.55 2 Irigasi Setengah Teknis
3 865 9.58
3 Irigasi Non Teknis 2 194
5.44 4 Tadah Hujan
13 842 34.31
5 Lain-lain 1 659
4.11 Jumlah
42 339 100.00
Persentase
dengan areal produksi sebesar 80 204 hektar, kemudian disusul dengan jagung dengan luas areal sebesar 11 533 hektar dan kedelai sebesar 2 573 hektar. Disamping itu hasil
pertanian hortikultura yang dihasilkan adalah cabai dihasilkan di Kecamatan Sidoharjo, Plupuh, Tanon, Kedawung dan Gesi. Buah semangka dan melon dihasilkan
di Kecamatan Sambungmacan, Tanon, Gondang dan Masaran. Buah durian dan rambutan dihasilkan di Kecamatan Sambirejo Dinas Pertanian Kabupaten Sragen,
2009. Beberapa petani di Kabupaten Sragen mempunyai usaha sampingan sebagai
produsen pestisida organik. Jenis pestisida organik yang diproduksi untuk digunakan dalam kelompok tani atau dipasarkan baik di dalam maupun ke luar wilayah
Kabupaten Sragen. Jenis pestisida organik yang diusahakan tersebut antara lain urinsa dengan bahan dasar urine sapi dan mimba dengan bahan utama daun
mimbaAzadirachta indica. Usaha sampingan petani selain melakukan usahatani padi adalah memelihara hewan ternak. Usaha peternakan yang potensial adalah sapi
potong, kerbau, kambing, domba, ayam rasburas dan itik yang umumnya diusahakan dalam sekala kecil di rumah tangga.
Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sragen pada pembangunan sektor pertanian mencakup pengembangan sarana dan prasarana pertanian untuk optimalisasi
manfaat sumberdaya alam, antara lain pengembangan untuk pembuatan pupuk organik dan pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman hortikultura,
meningkatkan produksi dan produktivitas dengan memberikan dukungan sarana produksi, teknologi dan kelembagaan penyuluhan BPP Kecamatan Gondang, 2010.
5.2. Karakteristik Petani Sampel