Jenis dan Sumber Data Hipotesis

2. Kelurahan Tunggul terdapat 12 kelompok tani, kemudian dipilih secara acak sederhana tuga kelompok tani, diperoleh kelompok tani : 1 Rukun Tani, 2 Tani Maju, dan 3 Sumber Tani. 3. Kelurahan Bumiaji terdapat 7 kelompok tani, dipilih secara acak sederhana tiga kelompok tani, yang terpilih adalah kelompok tani : 1 Sri Makmur, 2 Sido Makmur, dan 3 Ngudi Lestari. 4. Kelurahan Jetis terdapat 6 kelompok tani, dipilih secara acak sederhana 3 kelompok tani, yang terpilih adalah kelompok tani : 1 Tani Lestari, 2 Tani Makmur, dan 3 Tani Lestari 2. 5. Masing-masing kelompok tani, dipilih secara acak sederhana empat orang anggotanya, untuk dijadikan responden petani padi non organik. Langkah pengambilan sampel petani organik : 1. Populasi petani organik sebanyak 5 kelompok tani yang berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, yaitu kelompok tani : 1 Sri Makmur, 2 Gemah Ripah, 3 Sri Rejeki, 4 Margo Rukun I, dan 5 Margo Rukun II. 2. Setiap kelompok tani organik diambil enam sampel petani secara acak sederhana, yang akan dijadikan sebagai petani responden. Data nama kelompok tani dalam satu kelurahan, diperoleh dari koordinator penyuluh pertanian lapangan kelurahan. Sedangkan data anggota kelompok tani, diperoleh dari ketua kelompok tani.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer antara lain adalah data tentang karakteristik petani umur, pendidikan, pengalaman usahatani, pekerjaan sampingan, penguasaan lahan pertanian, penggunaan jumlah dan jenis input, dan jumlah output usahataninya. Selain itu juga digali mengenai data kualitatif mengenai sikap dan pendapat petani terkait pada usahatani padi organik, sikap terhadap risiko yang dihadapi dalam melakukan usahatani padi organik dan kendala petani dalam melakukan usahatani padi organik. Data usahatani yang dipakai dalam penelitian ini adalah data usahatani padi pada musim tanam I, dimulai pada bulan November 2009 sampai bulan Februari 2010. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani responden berdasarkan pada kuesioner yang telah disiapkan. Data sekunder berasal dari instansi Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Sragen dan Badan Pelaksana Penyuluhan Bappeluh Kabupaten Sragen dan Badan Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Gondang dan Kecamatan Sambirejo.

4.4. Metode Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fungsi Just Pope dan fungsi probit. Model fungsi Just Pope digunakan untuk menganalisis pengaruh input terhadap risiko produksi yang dihadapi petani. Sedangkan fungsi probit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan petani melakukan atau menerapkan usahatani padi organik. Dalam penelitian ini fungsi produksi dan fungsi risiko dalam model fungsi Just Pope dimodelkan berbentuk fungsi Cobb Douglas.

4.4.1. Analisis Pengaruh Input Terhadap Risiko Produksi

Untuk menganalisa risiko produksi yang dihadapi oleh petani, menggunakan model fungsi Just Pope yang bisa menjelaskan bahwa produksi yang dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor produksi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor risiko. y = fx, + u = fx, + gx,αε dimana : y = hasil yang dicapai fx = fungsi produksi rata-rata gx = fungsi risiko atau fungsi varians x = input yang digunakan = parameter fungsi produksi yang diestimasi α = parameter fungsi risiko yang diestimasi ε = error term dengan Eε = 0 dan varε = σ ε 2 Model fungsi Just Pope mensyaratkan bahwa tidak ada restriksi yang dilak ukan pada efek risiko dengan menggunakan syarat bahwa ∂[vary]∂x k = ∂hx∂x k yang mempunyai kemungkinan bernilai ≤ 0, atau ≥ 0 yang menunjukkan bahwa input tersebut bersifat risk increasing atau risk decreasing terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani. Fungsi produksi dan fungsi risiko diasumsikan berbentuk fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut : fx = . e εi ……………….……………..…………………….. 1 gx = α . e εi …………………..………………..………………..2 y org = fx 1 , x 2 , x 3 , x 4 + gx 1 , x 2 , x 3 , x 4 ε i ……….…….…………………. 3 Nilai parameter yang diharapkan adalah : , 1 , 2 , 3 , 4 0 ; sedangkan α 1 , α 4 0 dan α 2 , α 3 dimana : y org = produktivitas padi organik kuintalha fx i = fungsi produksi gx i = fungsi risiko x 1 = jumlah benih yang digunakan kgha x 2 = jumlah pupuk organik yang digunakan kuintalha x 3 = jumlah pestisida organik yang digunakan literha x 4 = jumlah tenaga kerja yang digunakan HKPha ε i = error term dari fungsi risiko produksi Fungsi produktivitas usahatani padi non organik diformulasikan : fx = . e εi ……...………………….………………..……… 4 gx = α . e εi ……...…………...……….……………..……… 5 y non = fx 1 , x 2 , x 3 , x 4, x 5 , x 6 , x 7 + gx 1 , x 2 , x 3 , x 4, x 5 , x 6 , x 7 ε ………..…. 6 Nilai parameter fungsi rata-rata yang diharapkan adalah : , 1 , 2 , 3 , 4, 5 , 6 , 7 0 ; Nilai parameter fungsi risiko yang diharapkan : α 1 , α 2 , α 3 , α 4, α 5 , α 6 , α 7 dimana : y non = produktivitas padi non organik kuintalha fx i = fungsi produksi gx i = fungsi risiko x 1 = jumlah benih yang digunakan kgha x 2 = pupuk urea yang digunakan kgha x 3 = jumlah pupuk kimia lain SP 36, KCl yang digunakan kgha x 4 = jumlah pupuk NPK yang digunakan kgha x 5 = jumlah pupuk organik yang digunakan kgha x 6 = pestisida organik yang digunakan Rpha x 7 = tenaga kerja yang digunakan JKPha ε = error term dari fungsi risiko produksi Estimasi fungsi risiko produksi yang dihadapi petani dilakukan melalui tahap-tahap : 1. Meregresikan nilai y terhadap x sehingga diperoleh nilai residual ε. 2. Melakukan tahapan MNLS Multi Stage Non-Linear Least Square untuk menghindari terjadinya hubungan heteroskedastik nilai error term dengan variabel input sehingga diperoleh estimasi fungsi resiko yang BLUE Best Linear Unbiased Estimation Fufa, 2002 dengan cara: a. Meregresikan nilai mutlak residual, |ε| yang dihasilkan dari langkah 1 terhadap ln f x sehingga diperoleh parameter yang digunakan sebagai pembobot untuk fungsi mean fx. b. Nilai produktivitas y dan nilai fx dibobot dengan ln fx, , sehingga diperoleh nilai y = dan fx = c. Meregresikan nilai y terhadap fx dan diperoleh nilai residual ε yang digunakan untuk mengestimasi fungsi risiko produksi. 3. Mengestimasi parameter fungsi risiko dengan meregresikan nilai ε terhadap x menggunakan metode maximum likelihood menggunakan program Frontier 4.1. atau SAS 9.1 prosedur LIML. 4.4.2. Analisis Preferensi Risiko Petani Serta Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Preferensi Risiko Petani Diasumsikan bahwa petani dalam melakukan usahataninya berusaha untuk memaksimalkan utilitas dan maksimisasi utilitas didekati dengan maksimisasi pendapatan dalam berusahatani, dan petani mendapatkan hasil produksi y pada tingkat harga p, maka maksimisasi utilitas petani adalah utilitas U dari keuntungan π Robison dan Barry, 1987, maka : Max Uπ π = p.y – r.x – C ……………………….……….…………………………. 7 dimana : π = keuntungan usahatani r = harga input x = jumlah input yang digunakan C = biaya tetap usahatani p = harga output y = output Output usahatani adalah : y = fx + gx …………………………..………………....…………….. 8 dengan mensubstitusikan persamaan 8 ke dalam persamaan 7, maka diperoleh : Uπ = p.fx + p.gx – r.x – C ………..…………….…………………… 9 Fungsi utilitas untuk petani padi organik [Uπ o ] adalah : Uπ o = p.fx 1 , x 2 , x 3 , x 4 + p.gx 1 , x 2 , x 3 , x 4 – r i x 1 , x 2 , x 3 , x 4 – C ….…. 10 dimana : Uπ o = utilitas petani organik fx = fungsi produksi gx = fungsi risiko p = harga output rupiah r i = harga input ke-i rupiah x i = jumlah input ke-i C = biaya tetap usahatani Fungsi utilitas untuk petani padi non organik [Uπ n ] adalah : Uπ n = p.fx 1 , x 2 , x 3 , x 4 , x 5 , x 6 , x 7 + p.gx 1 , x 2 , x 3 , x 4 , x 5 , x 6 , x 7 – r i x 1 , x 2 , x 3 , x 4 , x 5 , x 6 , x 7 – C ..………….…………..………….. 11 dimana : Uπ n = utilitas petani non organik fx = fungsi produksi gx = fungsi risiko p = harga output rupiah r i = harga input ke-i rupiah x i = jumlah input ke-i C = biaya tetap usahatani Untuk menganalisis nilai preferensi risiko petani dengan mengadopsi Arrow- Pratt absolute risk averson AR, sebagai berikut : AR = – …………………………...….………..……….……….. 12 Petani dapat dikatakan bersifat : 1 risk averse apabila AR 0, 2 risk taker apabila AR 0, dan 3 risk neutral apabila AR = 0 Kumbhakar, 2002. Untuk menganalisis hubungan faktor-faktor sosial ekonomi petani dengan preferensi risiko petani, digunakan model fungsi yang dinotasikan sebagai berikut : AR = θ + θ 1 x 1 + θ 2 x 2 + θ 3 x 3 + θ 4 x 4 + ε i ………………..………………. 13 dimana : AR = nilai absolute risk averse petani x 1 = aset lahan yang dimiliki petani m 2 x 2 = dummy pendapatan diluar usahatani nilai 1 = petani memiliki pendapatan di luar usahatani padi, 0 yang tidak memiliki pendapatan di luar usahatani padi x 3 = pengalaman usahatani padi tahun x 4 = dummy status lahan garapan 1 adalah status lahan milik sendiri, 0 adalah untuk selain lahan milik sendiri ε i = error term θ i = parameter yang diestimasi Nilai parameter yang diharapkan : θ 1 , θ 2 , θ 3 , θ 4 Sehubungan dengan data mengenai besarnya total aset yang dimiliki petani sulit didapatkan, maka variabel besarnya aset yang dimiliki petani didekati dengan luas lahan yang dimiliki petani yaitu jumlah lahan pekarangan, sawah, tegalan dan kebun yang dimiliki petani.

4.4.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Melakukan Usahatani Padi Organik

Dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan usahatani padi organik, digunakan fungsi probit. Diasumsikan bahwa P i merupakan probabilitas petani melakukan atau tidak melakukan usahatani padi organik, mempunyai hubungan linier terhadap parameter , sehingga dapat dinotasikan : P = ξ + ξ 1 x 1 + ξ 2 x 2 + ξ 3 x 3 + ξ 4 x 4 + ξ 5 x 5 + ξ 6 x 6 + ξ 7 x 7 + ε i ….……...….. 14 dimana : P = kemungkinan petani melakukan usahatani padi organik nilai 0 untuk usahatani padi organik, nilai 1 untuk usahatani padi non organik x 1 = umur petani tahun x 2 = pendidikan formal dan non formal petani bulan x 3 = dummy pendapatan dari luar usahatani padi nilai 1 untuk petani yang memiliki penghasilan di luar usahatani padi, nilai 0 untuk yang lain x 4 = luas lahan garapan hektar x 5 = dummy status lahan nilai 1 untuk lahan garapan milik sendiri, nilai 0 untuk yang lainnya x 6 = pengalaman usahatani padi tahun x 7 = nilai absolute risk averse AR petani ε i = error term ξ i = parameter yang diestimasi Nilai parameter yang diharapkan : ξ 2 , ξ 3 , ξ 4 , ξ 5 , ξ 6 0 dan ξ 1 , ξ 7 Dari model diatas dapat diketahui pengaruh faktor sosial ekonomi petani dan preferensi risiko petani terhadap kemungkinan petani melakukan usahatani padi organik.

4.5. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada teori yang terkait, studi empiris dan fakta yang terdapat di lokasi penelitian. Hipotesis pertama, input pupuk organik dan pestisida organik yang digunakan petani padi organik bersifat memperbesar risiko produksi, karena kedua input tersebut belum ada kepastian kandungan hara dan belum ada standar dalam pemakaian seperti yang terdapat dalam pupuk dan pestisida kimia. Pestisida organik mempunyai daya mengendalikan hama yang kurang efektif dibandingkan dengan pestisida kimia. Disamping itu tidak ada dosis, ukuran pemakaian dan standar penggunaan pestisida organik. Sedangkan tenaga kerja pada usahatani organik bersifat memperkecil risiko produksi, karena semakin intensif penanganan usahatani, akan semakin kecil risiko produksi yang dihadapi petani. Faktor sosial ekonomi petani yang terdiri dari aset petani, pendapatan di luar usahatani padi, pengalaman petani dalam melakukan usahatani padi dan status lahan garapan berpengaruh positif pada nilai preferensi risiko petani. Hipotesis kedua ini didasarkan pada studi empiris yang dilakukan oleh Sauer dan Zilberman 2009, Guan dan Wu 2009, dan Ogada et al. 2010. Penerapan usahatani padi organik mendapat respon sangat lambat dari petani, menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi di lokasi penelitian bersifat menghindari risiko produksi yang lebih besar. Kondisi di daerah penelitian ini menjadi dasar hipotesis ketiga, bahwa mayoritas petani di Kabupaten Sragen bersifat risk averse.

4.6. Definisi Operasional