Penanganan Telur Labi-labi Pengelolaan Kolam 1. Kolam Cikuya

43 Setelah tertutup, kemudian pasir tersebut disirami air untuk menjaga kelembaban. Penyiraman pasir penetasan telur dilakukan 2 hari sekali yang dilakukan pada sore atau pagi hari menggunakan botol air mineral yang telah dilubangi bagian atasnya. Pada bagian atas ember penetasan diterangi dengan lampu 5 watt untuk memberikan suhu yang diinginkan. Suhu pasir pada bak penetasan adalah 27,9 °C. Labi-labi bertelur tidak dalam waktu yang bersamaan, sehingga bila terdapat labi-labi yang menetas lagi maka telur-telur tersebut diletakkan di sebelah telur yang lama. Telur-telur yang lama dirapatkan agar dapat menampung telur yang baru. Pada bak penetasan terdapat 3 ember penetasan dan jika banyak telur-telur yang baru, maka telur-telur yang lama disatukan dalam satu ember. Hal ini bertujuan agar telur-telur yang akan menetas berada dalam satu ember sehingga akan mudah diketahui ember mana yang telurnya akan menetas. Pengelola secara rutin yaitu setiap hari akan memonitor bak penetasan. Dibawah ember penetasan terdapat baskom yang lebih besar berisikan pasir dan air agar tukik labi-labi yang baru menetas dapat langsung bersentuhan dengan air. Bila pada keesokan harinya telah diketahui menetas maka tukik dipindahkan ke kolam tukik yang berukuran 68 cm x 56 cm hingga plasenta yang menempel pada tukik terlepas. Setelah plasenta terlepas tukik-tukik tersebut dipindahkan ke kolam penangkaran. Kegiatan penetasan telur labi-labi biasanya dilakukan di rumah-rumah pengelola, namun sejak adanya kolam penetasan yang dibangun pada tahun 2011 penetasan telur dilaksanakan di areal Cikuya. Pada tahun ini labi-labi mulai bertelur pada bulan Agustus sampai februari dengan jumlah total telur labi-labi sebanyak 187 butir. Telur-telur yang berhasil menetas sebanyak 115 butir.

4.1.4. Persepsi Masyarakat

Masyarakat Desa Belawa mengetahui keberadaan labi-labi atau yang sering disebut kuya atau kura-kura secara langsung. Seluruh responden yang berjumlah 97 responden pernah melihat labi-labi secara langsung. Mereka melihat labi-labi di kolam baik kolam masyarakat maupun kolam Cikuya. Terdapat 3,09 yang pernah melihat labi-labi di kolam dan paritsungai yang ada di Desa Belawa. 44 Masyarakat Desa Belawa mempunyai kepercayaan bahwa labi-labi merupakan satwa yang dikeramatkan. Namun berdasarkan hasil quisioner sebanyak 5,15 masyarakat pernah mengkonsumsi daging labi-labi. Mereka memperolehnya dari sungaiparit, kolam dan diberi neneknya sewaktu masih kecil. Selain itu mereka juga ada yang pernah mengkonsumsi telur labi-labi. Masyarakat yang pernah mengkonsumsi telur labi-labi adalah sebanyak 10,31. Mereka mendapatkan telur labi-labi dari kolam atau kebun mereka sendiri. Selain itu ada pula yang membelinya dari teman atau tetangga dengan harga yang bervariasi yakni berkisar antara Rp 2.000,00 hingga Rp 15.000,00 per butir. Masyarakat Desa Belawa sangat mempercayai manfaat mengkonsumsi telur labi-labi. Manfaat atau khasiat yang paling dipercayai adalah dapat meningkatkan stamina dan vitalitas. Selain itu khasiat yang lain adalah dapat menyuburkan kandungan, menghilangkan pegal-pegal dan sakit pinggang serta berkhasiat sebagai obat untuk segala macam penyakit. Keberadaan labi-labi di Desa Belawa dirasakan masyarakat telah membawa manfaat bagi masyarakat desa. Adanya labi-labi di Desa Belawa telah menjadikan desa mereka banyak dikunjungi pendatang, sehingga suasana desa menjadi ramai. Manfaat lain yang dirasakan adalah terciptanya peluang usaha di Desa belawa yaitu dapat berdagang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung serta dapat meningkatan pendapatan desa. Labi-labi di Desa Belawa ada yang hidup di kolam-kolam masyarakat. Mereka 62,51 lebih banyak bersikap untuk membiarkannya berada di kolam mereka. Ada pula masyarakat yang ingin mengeluarkan dari kolam mereka 29,17 dan ada pula yang akan menyerahkan ke pengelola untuk dimasukkan ke kolam Cikuya 8,33. Sikap masyarakat desa bila menemukan labi-labi di kolam orang lain atau di paritsungai sangat bervariasi. Sebagian besar mereka memilih untuk membiarkannya. Selain itu ada pula yang akan menangkapnya untuk dipelihara atau diserahkan ke pengelola. Ada pula sikap masyarakat yang memilih untuk melaporkan saja ke pengelola yakni POKMASWAS Kuya Asih Mandiri. Masyarakat tidak ada yang berkeinginan untuk menjualnya.

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95