Persepsi Masyarakat Hasil 1. Jumlah Individu, Nisbah Kelamin dan Struktur Umur
44 Masyarakat Desa Belawa mempunyai kepercayaan bahwa labi-labi
merupakan satwa yang dikeramatkan. Namun berdasarkan hasil quisioner sebanyak 5,15 masyarakat pernah mengkonsumsi daging labi-labi. Mereka
memperolehnya dari sungaiparit, kolam dan diberi neneknya sewaktu masih kecil.
Selain itu mereka juga ada yang pernah mengkonsumsi telur labi-labi. Masyarakat yang pernah mengkonsumsi telur labi-labi adalah sebanyak 10,31.
Mereka mendapatkan telur labi-labi dari kolam atau kebun mereka sendiri. Selain itu ada pula yang membelinya dari teman atau tetangga dengan harga yang
bervariasi yakni berkisar antara Rp 2.000,00 hingga Rp 15.000,00 per butir. Masyarakat Desa Belawa sangat mempercayai manfaat mengkonsumsi telur
labi-labi. Manfaat atau khasiat yang paling dipercayai adalah dapat meningkatkan stamina dan vitalitas. Selain itu khasiat yang lain adalah dapat menyuburkan
kandungan, menghilangkan pegal-pegal dan sakit pinggang serta berkhasiat sebagai obat untuk segala macam penyakit.
Keberadaan labi-labi di Desa Belawa dirasakan masyarakat telah membawa manfaat bagi masyarakat desa. Adanya labi-labi di Desa Belawa telah
menjadikan desa mereka banyak dikunjungi pendatang, sehingga suasana desa menjadi ramai. Manfaat lain yang dirasakan adalah terciptanya peluang usaha di
Desa belawa yaitu dapat berdagang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung serta dapat meningkatan pendapatan desa.
Labi-labi di Desa Belawa ada yang hidup di kolam-kolam masyarakat. Mereka 62,51 lebih banyak bersikap untuk membiarkannya berada di kolam
mereka. Ada pula masyarakat yang ingin mengeluarkan dari kolam mereka 29,17 dan ada pula yang akan menyerahkan ke pengelola untuk dimasukkan
ke kolam Cikuya 8,33. Sikap masyarakat desa bila menemukan labi-labi di kolam orang lain atau di
paritsungai sangat bervariasi. Sebagian besar mereka memilih untuk membiarkannya. Selain itu ada pula yang akan menangkapnya untuk dipelihara
atau diserahkan ke pengelola. Ada pula sikap masyarakat yang memilih untuk melaporkan saja ke pengelola yakni POKMASWAS Kuya Asih Mandiri.
Masyarakat tidak ada yang berkeinginan untuk menjualnya.
45 Seluruh masyarakat menghendaki agar keberadaan labi-labi di Desa Belawa
dapat dipertahankan. Sebanyak 93,81 menghendaki adanya aturan untuk melindungi labi-labi dari pemanfaatan telur dan daging labi-labi, sedangkan
5,15 tidak setuju adanya aturan tersebut. Mereka berkeinginan agar labi-labi dapat berkembangbiak, meningkatnya kepedulian dan perhatian dari masyarakat,
perangkat desa dan pemerintah terhadap keberadaan labi-labi, perbaikan sarana dan prasarana pengelolaan serta adanya sangsi-sangsi terhadap orang yang
mengambilmencuri labi-labi. Terdapat pula masyarakat yang menginginkan agar labi-labi di habitatnya dibiarkan saja. Di sisi lain, masyarakat juga setuju bila ada
pemanfaatan labi-labi. Terdapat 63,92 masyarakat yang setuju adanya pemanfaatan tersebut.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Jumlah Individu, Nisbah kelamin dan Struktur Umur
Populasi labi-labi di Desa Belawa saat ini berjumlah 177 individu terdiri atas 166 individu berada di kolam buatan di kawasan Cikuya dan 11 individu di
habitat alami yaitu di kolam dan parit masyarakat. Penelitian Kusrini et al. 2007 menemukan 226 individu dimana 6 individu terdapat di kolam Cikuya dan 220
individu berada di kolam masyarakat. Jumlah populasi labi-labi di Desa Belawa berpotensi untuk dapat
berkembang pesat. Berdasarkan pengamatan di lapangan, labi-labi bertelur sebanyak 7 butir dalam satu kali peneluran. Menurut Liat Das 1999, jumlah
telur labi-labi antara 5 - 30 butir, sedangkan menurut Iskandar 2000 sekitar 40 butir. Dalam satu tahun, satu individu betina dapat bertelur hingga empat kali
Iskandar 2000. Labi-labi dapat bertelur dengan mudah bahkan Shepherd 2000 menyatakan bahwa labi-labi Amyda cartilaginea sering bertelur di dalam
kontainer ketika akan diekspor. Labi-labi pada tahun 2007 sebagian besar berada di habitat alaminya yaitu
di kolam-kolam masyarakat, namun saat ini telah berubah. Labi-labi lebih banyak terkonsentrasi di kawasan Cikuya dibandingkan dengan yang di alam. Sedikitnya
hasil inventarisasi labi-labi di kolam-kolam masyarakat dan di paritsungai diduga
46 disebabkan oleh sulitnya menemukan tukik di alam karena tukik berukuran kecil
dan mudah bersembunyi. Parameter populasi yang penting untuk menentukan keberhasilan
perkembangbiakan adalah nisbah kelamin. Jika labi-labi di Desa Belawa semuanya jantan, maka tidak akan terjadi kelahirannatalitas. Pembedaan jenis
kelamin labi-labi dapat dilakukan setelah masuk usia dewasa dan dewasa muda yaitu yang memiliki panjang lengkung karapas lebih dari 20 cm. Labi-labi yang
ada di Desa Belawa tidak semuanya dapat diketahui jenis kelaminnya. Labi-labi yang berada di kawasan Obyek Wisata Cikuya kolam Cikuya dapat dibedakan
jenis kelaminnya, sedangkan labi-labi yang hidup di kolam penetasan dan pembesaran belum dapat dibedakan karena masih berusia tukik dan remaja. Labi-
labi yang hidup di tempat lainnya tidak dapat diketahui jenis kelaminnya dari panjang dan bentuk ekornya karena tidak dapat ditangkap. Hal ini disebabkan
kolam-kolam masyarakat banyak diberi bambu dan ranting-ranting untuk menjaga agar ikan tidak dicuri orang. Selain itu kolam masyarakat masih banyak ikannya
sehingga tidak diijinkan untuk dikuras atau ditangkap labi-labinya karena akan mengganggu ikan peliharaannya. Pendugaan jenis kelamin dilakukan dengan
melihat permukaan karapas. Berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, labi- labi jantan cenderung memiliki karapas yang relatif datar sedangkan betina
memiliki karapas yang cembung. Nisbah kelamin labi-labi dewasa di Desa Belawa 1:2,22 ± 0,19 dan dewasa muda 1:0,67 ± 0,00. Nisbah kelamin
dewasa menunjukkan bahwa labi-labi betina lebih banyak dibandingkan dengan labi-labi jantan. Perbandingan ini mengindikasikan kondisi yang baik karena
potensi untuk memperoleh keturunan lebih tinggi yang akan dihasilkan dari individu betina. Labi-labi betina bahkan mempunyai mekanisme untuk
menyimpan sel sperma dalam saluran perkembangbiakannya. Sel-sel sperma tersebut dapat bertahan hingga satu tahun dalam kondisi yang fertil Iskandar
2000. Selain itu, labi-labi jantan tidak perlu melakukan perkelahian jika mau mengawini betinanya yang dapat menyebabkan terjadinya luka dan kematian.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jantan dewasa jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan betina dewasa Alviola et al. 2003, Plummer
Nathan 2008. Nisbah kelamin pada Apalone spinifera adalah 2:1 dan pada