Pola Aktivitas dan Penggunaan Waktu Harian

14 labi-labi untuk melakukan aktivitas makan, berendam di lumpur, berenang, bernafas, membersihkan tubuh, kawin, berkelahi dan istirahat. Aktivitas makan didasarkan pada aktivitas mengambil makanan pertama kali hingga kegiatan mengambil makanan berhenti. Aktivitas berendam di lumpur adalah aktivitas labi-labi di dasar kolam dimana labi-labi tidak berada di darat maupun permukaan air. Aktivitas berenang adalah aktivitas di dalam air tanpa mengeluarkan hidungnya ke udara untuk bernafas. Aktivitas bernafas adalah aktivitas labi-labi di permukaan air atau di dalam lumpur dengan cara mengeluarkan hidungnya ke luar air dimana perhitungan lama waktu bernafas dimulai dari labi-labi mengeluarkan hidung hingga memasukakan hidungnya kembali ke air. Aktivitas istirahat didefinisikan sebagai aktivitas labi-labi di dalam air tanpa mengeluarkan hidung atau berlumpur. Gambar 5 Penandaan obyek pengamatan perilaku labi-labi a tukik, b remaja, c dewasa muda dan d dewasa. Aktivitas membersihkan tubuh adalah aktivitas labi-labi untuk membuang lumpur di karapas dengan cara membalikan tubuhnya sehingga bagian karapas atas berada di bawah. Aktivitas kawin yaitu aktivitas labi-labi jantan naik ke karapas betina untuk melakukan perkawinan hingga keduanya terpisah. Aktivitas berkelahi adalah aktivitas menggigit atau mengejar labi-labi lain untuk menggigitnya. Dalam pengamatan perilaku labi-labi, diamati pula lokasi dimana labi-labi beraktivitas. Lokasi tersebut dikelompokkan menjadi empat tipe yaitu daratan dekat taman kolam, pinggir tembok, permukaan air dan dasar kolam. Pengamatan pola aktivitas harian dan distribusi penggunaan waktu dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari 5 orang. Hal ini dilakukan agar semua lokasi dapat teramati sehingga tidak terjadi keadaan dimana labi-labi target tidak terpantau keberadaannya. b a c d 15

3.4.3. Pengelolaan Populasi Labi-labi

Data dan informasi pengelolaan labi-labi di Desa Belawa dan obyek wisata Cikuya diperoleh dari wawancara mendalam dengan para informan dan observasi lapangan. Didalam pelaksanaan wawancara peneliti tidak terlampau terikat pada aturan-aturan yang ketat seperti adanya kuisioner. Peneliti hanya menggunakan alat berupa pedoman wawancara yang memuat pokok-pokok yang ditanyakan Ashshofa 2007. Wawancara dimulai dari informan pangkal dengan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah pelaku baik individu maupun lembaga yang dinilai mengerti permasalahan. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap informan dari orang-orang yang menurut informan sebelumnya merupakan orang yang mengetahui informasi yang dibutuhkan snowball sampling. Beberapa informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, KuwuKepala Desa Belawa, perangkat Desa Belawa 5 orang, sesepuh desa 5 orang dan pengelola obyek wisata Cikuya 5 orang. Observasi di lapangan dilakukan terhadap sarana dan prasarana seperti kolam pemeliharaan dan penetasan telur labi-labi di kawasan Cikuya. Pengamatan bentuk kolam dilakukan dengan cara pengamatan bentuk luar dan dalam kolam. Luas kolam dilakukan dengan mengukur sisi-sisi kolam yang berbentuk heksagonal. Selain itu juga diukur luas daratan di dalam kolam tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen- dokumen hasil penelitian, laporan serta data pendukung lainnya yang berkaitan dengan populasi labi-labi Belawa.

3.4.4. Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaan Labi-labi

Persepsi masyarakat Desa Belawa terkait keberadaan labi-labi diketahui dengan membuat kuisioner yang dibagikan ke responden-responden. Wilayah desa dibagi dalam 3 blok yaitu blok timur, tengah dan barat. Responden dipilih secara acak yang menyebar di seluruh blok. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah responden yaitu Slovin 1960, diacu dalam Sevilla et al. 1993. 16 n = 2 1 Ne N  Notasi n = Jumlah responden, N = ukuran populasi kepala keluarga dalam waktu tertentu, e = nilai kritis batas ketelitian 0,1. Jumlah responden mengacu pada data Desa Belawa tahun 2010 yaitu terdapat 1700 kepala keluarga kk yang dikompilasi dengan rumus di atas. Berdasarkan rumus di atas sampel yang harus diambil minimal sebanyak: n = 2 1 , 1700 1 1700 x  = 94,44  95 Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 responden dimana satu kuisioner diisi oleh kepala keluarga atau yang mewakilinya. 3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Populasi Labi-labi

3.5.1.1. Jumlah Populasi

Perhitungan jumlah populasi menggunakan persamaan: N  =  k i i x Notasi � = jumlah populasi individu, k =jumlah kolam yang terdapat labi-labi, x i = jumlah labi-labi pada kolam ke- i individu.

3.5.1.2. Perbandingan Jenis Kelamin Nisbah kelamin

Nisbah kelamin yang diperoleh kemudian dianalisis dari perbandingan jenis kelamin jantan dan betina. Untuk memperoleh nisbah kelamin menggunakan persamaan sebagai berikut Kartono 2000: n n x x R y x R y Z R i i i i 1 . 2 . ˆ 2 2 2 2 2         Notasi R = jumlah jantan:jumlah betina, x = rata-rata jumlah betina, y i = jumlah jantan pada ku ke-i, x i = jumlah betina pada ku ke-i, n = banyaknya kolam.

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95