Perilaku Membersihkan Tubuh Pola Aktivitas dan Penggunaan Waktu Harian

33

4.1.3. Pengelolaan Populasi

4.1.3.1. Sejarah Keberadaan Labi-labi di Desa Belawa

Awal mula keberadaan labi-labi di Desa Belawa banyak dipercaya masyarakat merupakan jelmaan dari Alquran yang disobek-sobek oleh santri yang sedang kecewa. Pada awalnya mitos ini menceritakan adanya seseorang yang memiliki wajah dengan dua warna yaitu hitam dan merah sehingga pemuda tersebut berguru di pesantren di desa ini. Oleh gurunya agar wajahnya dapat normal maka diperintahkan untuk banyak membaca Alquran. Pada saat gurunya pergi santri tersebut membaca di atas batu yang sebelahnya terdapat sumur. Setelah lama membaca ternyata wajah santri tersebut tidak berubah dan akhirnya Alquran tersebut disobek-sobek dan dibuang ke air. Menurut mitos sobekan Alquran tersebut berubah menjadi labi-labi kecil yang banyak dan wajah santri tersebut telah berubah menjadi normal. 55,74 31,15 1,64 6,56 3,28 1,64 Orang Tua KakekNenek Paman Teman Sesepuh Desa Internet Gambar 17 Persentase sumber penyebaran cerita adanya labi-labi di Desa Belawa. Ada mitos lain yang juga dipercaya oleh masyarakat bahwa keberadaan labi- labi di Desa Belawa merupakan jelmaan Alquran kecil yang dibuang oleh seorang Kyai. Kyai tersebut membuang Alquran yang sering dipakai untuk mengajarkan ilmu kepada santri-santrinya. Suatu hari sang Kyai membuang Alquran kecil tersebut karena telah hafal Alquran dan tidak memerlukannya dalam mendidik murid-muridnya. Alquran kecil tersebut dipercaya berubah menjadi labi-labi. 34 Keberadaan labi-labi di Desa Belawa dipercaya merupakan jelmaan dari Alquran yang disobek-sobek. Cerita ini diketahui oleh sebanyak 62,89 masyarakat desa. Di sisi lain, terdapat 37,11 masyarakat desa yang tidak mengetahuinya. Cerita adanya labi-labi di Desa Belawa diketahui masyarakat dari orang tua, teman, sesepuh desa, kakeknenek, paman dan internet. Persentase sumber informasi penyebaran cerita adanya labi-labi di Desa Belawa disajikan pada Gambar 17 . Masyarakat tidak mengetahui secara pasti kapan mulai adanya labi-labi di Desa Belawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan sesepuh desa bahwa sejak mereka kecil sudah terdapat labi-labi di desa tersebut. Menurut informasi dari kepala desa Belawa yang bertanya kepada orang yang paling tua di desa tersebut sejak lahirnya yakni pada tahun 1900-an sudah ada labi-labi di Desa Belawa. Kepercayaan bahwa labi-labi keramat membuat labi-labi tidak dimanfaatkan dan banyak pengunjung yang mencari berkah dengan minum air sumur yang dipercaya keberadaan labi-labi putih. Labi-labi hidup di daerah Cikuya baik di kolam Cikuya, kolam-kolam masyarakat atau sungai. Labi-labi yang berada di kolam masyarakat hidup berdampingan dengan ikan-ikan peliharaan masyarakat sedangkan yang di sungai hidup dan makan dari sisa-sisa makanan orang. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung, labi-labi hidup di kolam-kolam ikan masyarakat dan tidak memakan ikan yang dipelihara. Labi-labi makan makanan yang diberikan pemilik kolam untuk ikannya seperti pellet, nasi sisa makanan orang, limbah manusia serta ikan-ikan yang hampir mati ataupun sudah mati. Jumlah labi-labi pada tahun 1980-an masih melimpah bahkan labi-labi sering datang menghampiri masyarakat ketika mereka sedang mencuci makanan seperti ubi, ayam dan makanan lainnya. Jika ada yang memotong ayam, banyak labi-labi yg berada di kolam akan naik karena mencium bau darah. Pada saat panen ikan di kolam, labi-labi yang berada di kolam juga ikut makan ikan-ikan kecil yang sudah tidak berenang karena tidak ada airnya. Berdasarkan informasi dari masyarakat, pada tahun 1950 hingga 1980-an banyak labi-labi di Desa Belawa yang memiliki panjang lengkung karapas PLK hingga 1 meter. Labi- labi yang besar dijadikan hewan mainan yang dapat dinaiki oleh anak usia 6

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95