4 mortalitas, sebaran distribusi umur, potensi biotik, sifat genetik, perilaku dan
pemencaran dispersi. Parameter populasi yang utama adalah struktur populasi, yang terdiri dari nisbah kelamin, distribusi kelas umur, tingkat kepadatan dan
kondisi fisik. Kerangka pemikiran penelitan ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran yang melandasi penelitian.
Daerah Urban Desa Belawa
Fragmentasi Habitat Habitat Labi-labi
Populasi Perilaku
Kondisi Habitat
Persepsi Masyarakat
Inventarisasi, Observasi, dan
Wawancara Pengelolaan
Populasi Labi-labi
Pemanfaatan Jasa Wisata
Analisis Kuantitatif dan Deskriptif
Kelestarian Populasi Labi-labi di Desa Belawa
Lingkungan Fisik
Pola Aktivitas Harian
Ukuran Populasi, Sex Rasio,
Struktur Umur
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Habitat Labi-labi
Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi, penyebaran dan produktivitas satwa liar. Habitat yang mempunyai kualitas yang
tinggi nilainya akan menghasilkan kehidupan satwa liar yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, habitat yang rendah kualitasnya akan menghasilkan kondisi populasi
satwaliar yang rapuh dengan daya reproduksi rendah dan mudah terserang penyakit Alikodra 2010.
Menurut Iskandar 2000, labi-labi umumnya dijumpai di daerah yang tenang dan berarus lambat. Selain itu hewan ini banyak ditemukan di kolam yang
berhubungan dengan sungai atau danau. Menurut Amri Khairuman 2002, labi-labi lebih menyukai perairan yang tergenang dengan dasar perairan berpasir
dan sedikit berlumpur. Sungai yang menjadi habitat labi-labi adalah sungi-sungai kecil dan sungai-sungai besar. Labi-labi hidup di sungai yang memiliki lebar
hingga 25 meter dengan kedalaman hingga 10 meter Kusrini et al. 2009. Pada beberapa tempat di Jawa dijumpai labi-labi di kolam alami dengan
jumlah yang besar dan dianggap keramat. Labi-labi selalu bersembunyi di dalam lumpur atau di dalam pasir di dasar kolam atau sungai sehingga sulit ditemukan
Iskandar 2000. Di sisi lain, labi-labi kadang-kadang menampakkan diri di atas batu-batuan atau bagian yang tidak terendam air untuk berjemur Amri Toguan
2007. Menurut Liat Das 1999, makanan labi-labi terdiri atas serangga air,
kepiting, udang, ikan, bangkai, serta buah dan biji. Selain itu ada pula yang makan siput Dijk 2000. Iskandar 2000 menambahkan bahwa makanan utama
labi-labi adalah ikan tetapi tidak menolak sisa makanan manusia. Suhu merupakan faktor penting dalam kehidupan labi-labi karena dapat
mempengaruhi metabolisme dimana pada suhu air rendah maka derajat metabolisme akan rendah, begitu pula sebaliknya. Perubahan suhu yang tiba-tiba
dapat menyebabkan stres pada labi-labi. Suhu yang paling cocok untuk kehidupan labi-labi adalah 22-32ºC Amri Khairuman 2002.
6 Derajat keasaman atau pH puisanche of the Hidrogen merupakan ukuran
konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Pada siang hari, pH air akan lebih tinggi dibandingkan dengan malam
hari karena adanya proses respirasi fitoplankton. Nilai pH air yang ideal untuk kehidupan labi-labi adalah 7-8 Amri Khairuman 2002.
Kekeruhan merupakan suatu ukuran kisaran biasan cahaya dalam perairan. Kekeruhan tidak langsung membahayakan kehidupan labi-labi tetapi dapat
menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air. Kekeruhan yang baik untuk labi-labi berkisar antara 20 cm hingga 40 cm Amri Khairuman 2002.
Kualitas habitat diduga akan mempengaruhi penyebaran kura-kura jenis Graptemys geographica Conner et al. 2005. Dalam penelitiannya dijumpai
perbedaan komposisi satwa tersebut di berbagai lokasi. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya distribusi yang tidak merata dari moluska air yang
merupakan mangsa utama satwa tersebut.
2.2. Strategi Perkembangbiakan Satwa
Menurut Tarumingkeng 1994, pada dasarnya populasi dibatasi oleh dua faktor. Faktor tersebut adalah faktor fisik lingkungan yang bekerja tidak
tergantung kerapatan seperti adanya perubahan cuaca yang mematikan sebagian populasi. Faktor lainnya adalah pengaturan oleh kerapatan populasi itu sendiri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan populasi antara lain adalah adanya kelahiran natalitas, kematian mortalitas, imigrasi dan emigrasi Krebs
2005. Emigrasi dan kematian merupakan faktor yang menyebabkan penurunan populasi, sedangkan imigrasi dan kelahiran berdampak pada peningkatan
populasi. Strategi spesies dalam persaingan dengan spesies-spesies lain di habitatnya
dan untuk bertahan di lingkungannya menentukan keberhasilan spesies tersebut mempertahankan populasinya. Secara umum spesies satwa dalam melangsungkan
hidupnya dapat dikelompokkan kedalam strategi-r dan strategi-K. Karakteristik satwa dengan strategi-r dan strategi-K disajikan pada Tabel 1.