Populasi Strategi Pengelolaan Populasi dan Habitat Labi-labi

60 a. Penghentian pencarian dan pengumpulan labi-labi di berbagai habitat yang akan dikumpulkan kedalam kolam Cikuya sehingga tidak terjadi pemusatan penyebarannya. b. Pengurangan dan pengembalian labi-labi di kolam cikuya ke habitat alaminya sehingga dapat berkembang biak di alam. c. Pemulihan stok labi-labi di habitat alaminya dengan pelepasliaran tukik dari hasil pengembangbiakan di kawasan Cikuya. d. Pengurangan goncangan dalam pengambilan dan penetasan telur yakni dengan membawa telur labi-labi dari kolam indukan ke bak penetasan dengan menggunakan ember yang diisi dengan pasir dan dalam bak penetasan tidak dipindah-pindah. e. Penetasan telur dilakukan dengan mengatur suhu di atas 29ºC untuk memperoleh peluang labi-labi betina lebih tinggi Ewert Nelson 1991. f. Monitoring secara berkelanjutan populasi labi-labi di kolam masyarakat dan parit untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada populasi satwa tersebut di alam. g. Pemusnahan labi-labi Cina yang ada di kolam masyarakat untuk mengantisipasi perkembangbiakan dan penyebarannya karena satwa ini dapat menjadi invasif. h. Tidak melakukan introduksi kura-kura atau labi-labi jenis lain ke Desa Belawa seperti kura-kura Brasil Trachemys scripta elegans dan labi-labi Cina Pelodiscus sinensis.

4.2.5.2. Habitat

Habitat yang baik dapat mendorong peningkatan populasi labi-labi. Labi- labi menyukai habitat perairan seperti kolam, parit dan sungai dengan kondisi habitat berupa perairan tergenang dan berarus tenang Iskandar 2000. Pemilihan habitat oleh satwaliar dipengaruhi oleh variabel biotik dan fisik. Labi- labi adalah satwa yang banyak mengalokasikan waktunya berada di dalam air, sehingga kondisi perairan sebagai habitat labi-labi perlu dijaga. Kondisi perairan harus menjamin kebutuhan hidup baik pakan, ruang ataupun keberlangsungan perkawinan. Perkelahian labi-labi merupakan indikator yang kurang baik yakni 61 kurang idealnya sebuah habitat. Kondisi kolam yang tertutup akan dapat menutup kemungkinan terjadinya perpindahan labi-labi, sehingga dapat menghilangkan peluang terjadinya perkawinan. Beberapa langkah pengelolaan habitat yang perlu dilakukan adalah: a. Merenovasi kolam pembesaran yang disesuaikan dengan kondisi habitat di alaminya yakni kondisi air selalu mengalir dan terkena sinar matahari secara langsung. b. Membuat konektivitas pada kolam-kolam masyarakat, parit dan sungai sehingga labi-labi dapat berinteraksi. c. Melakukan uji lab secara berkala terhadap kondisi air di tempat-tempat keberadaan labi-labi untuk mengetahui kondisi aktual dan perubahan- perubahan yang dapat mengancam kelestarian labi-labi. d. Pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah berat badan labi-labi yakni sebanyak 3-5 dari berat tubuhnya per hari yang diberikan dua kali sehari.

4.2.5.3. Sosial Kelembagaan

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan labi-labi di Desa Belawa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengelolaan. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk lebih mendukung pengelolaan labi-labi di Desa Belawa adalah: a. Restrukturisasi kepengurusan Kelompok Masyarakat Pengawas Kuya Asih Mandiri dengan honor yang memadai sehingga pengelolaan akan lebih efektif dan bertanggung jawab. b. Pelarangan penggunaan potasium dan strum dalam mencari ikan di sungai karena akan dapat meracuni labi-labi yang ada di sungai. c. Pembuatan aturan desa terkait perlindungan dan pemanfaatan telur dan daging labi-labi di Desa Belawa. d. Pembuatan tempat pembuangan sampah pada tempat-tempat tertentu sehingga masyarakat tidak membuang sampah plastik ke parit atau sungai yang dapat mengotori habitat labi-labi.

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95