13
3.4.1.3. Struktur Umur
Panjang karapas merupakan indikator yang baik bagi pertumbuhan dibandingkan dengan lebar karapas Prey 1981, diacu dalam Alviola 2003.
Pengukuran panjang dan lebar karapas labi-labi dilakukan dengan metode curveline Nuitja 1992. Pada metode ini pengukuran dilakukan mengikuti lekung
karapas labi-labi. Untuk memudahkan dalam pengukuran karapas maka kepala labi-labi dimasukkan kedalam karapasnya theca agar tidak menggigit.
Pengukuran karapas menggunakan benang yang kemudian dikonversi pada penggaris.
3.4.2. Pola Aktivitas dan Penggunaan Waktu Harian
Pengambilan data aktivitas harian dan distribusi waktu labi-labi dengan menggunakan metode focal animal sampling Colgan 1978. Metode ini
merupakan metode pengamatan perilaku satwa dengan cara mengamati satu individu untuk mewakili kelompoknya. Satwa yang menjadi obyek pengamatan
adalah empat individu labi-labi yang terdiri dari tukik, remaja, dewasa muda dan dewasa yang mewakili setiap kelas umur labi-labi. Ukuran Panjang Lengkung
Karapas PLK dan Lebar Lengkung Karapas LLK untuk setiap obyek pengamatan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Ukuran labi-labi yang menjadi obyek penelitian perilaku Kelas Umur
PLK cm LLK cm
Jenis Kelamin Dewasa
37,3 28,8
Betina Dewasa Muda
22,3 17,4
Jantan Remaja
13,7 11,6
Belum diketahui Tukik
5,8 4,7
Belum diketahui Penandaan labi-labi dengan cara memberikan kutek pada karapas bagian
atas, hidung dan lehernya Gambar 5. Penandaan ini dilakukan sebelum pengamatan perilaku dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan
dalam mengenali obyek sehingga obyek dapat diamati dan berbeda dari individu lainnya. Pengamatan dilaksanakan selama 24 jam mulai pukul 05:00 sampai
pukul 05:00 hari berikutnya. Aspek perilaku yang diamati adalah alokasi waktu
14 labi-labi untuk melakukan aktivitas makan, berendam di lumpur, berenang,
bernafas, membersihkan tubuh, kawin, berkelahi dan istirahat. Aktivitas makan didasarkan pada aktivitas mengambil makanan pertama kali
hingga kegiatan mengambil makanan berhenti. Aktivitas berendam di lumpur adalah aktivitas labi-labi di dasar kolam dimana labi-labi tidak berada di darat
maupun permukaan air. Aktivitas berenang adalah aktivitas di dalam air tanpa mengeluarkan hidungnya ke udara untuk bernafas. Aktivitas bernafas adalah
aktivitas labi-labi di permukaan air atau di dalam lumpur dengan cara mengeluarkan hidungnya ke luar air dimana perhitungan lama waktu bernafas
dimulai dari labi-labi mengeluarkan hidung hingga memasukakan hidungnya kembali ke air. Aktivitas istirahat didefinisikan sebagai aktivitas labi-labi di
dalam air tanpa mengeluarkan hidung atau berlumpur.
Gambar 5 Penandaan obyek pengamatan perilaku labi-labi a tukik, b remaja, c dewasa muda dan d dewasa.
Aktivitas membersihkan tubuh adalah aktivitas labi-labi untuk membuang lumpur di karapas dengan cara membalikan tubuhnya sehingga bagian karapas
atas berada di bawah. Aktivitas kawin yaitu aktivitas labi-labi jantan naik ke karapas betina untuk melakukan perkawinan hingga keduanya terpisah. Aktivitas
berkelahi adalah aktivitas menggigit atau mengejar labi-labi lain untuk menggigitnya.
Dalam pengamatan perilaku labi-labi, diamati pula lokasi dimana labi-labi beraktivitas. Lokasi tersebut dikelompokkan menjadi empat tipe yaitu daratan
dekat taman kolam, pinggir tembok, permukaan air dan dasar kolam. Pengamatan pola aktivitas harian dan distribusi penggunaan waktu dilakukan oleh satu tim
yang terdiri dari 5 orang. Hal ini dilakukan agar semua lokasi dapat teramati sehingga tidak terjadi keadaan dimana labi-labi target tidak terpantau
keberadaannya. b
a c
d