Karakteristik Habitat Labi-labi TINJAUAN PUSTAKA

6 Derajat keasaman atau pH puisanche of the Hidrogen merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Pada siang hari, pH air akan lebih tinggi dibandingkan dengan malam hari karena adanya proses respirasi fitoplankton. Nilai pH air yang ideal untuk kehidupan labi-labi adalah 7-8 Amri Khairuman 2002. Kekeruhan merupakan suatu ukuran kisaran biasan cahaya dalam perairan. Kekeruhan tidak langsung membahayakan kehidupan labi-labi tetapi dapat menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air. Kekeruhan yang baik untuk labi-labi berkisar antara 20 cm hingga 40 cm Amri Khairuman 2002. Kualitas habitat diduga akan mempengaruhi penyebaran kura-kura jenis Graptemys geographica Conner et al. 2005. Dalam penelitiannya dijumpai perbedaan komposisi satwa tersebut di berbagai lokasi. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya distribusi yang tidak merata dari moluska air yang merupakan mangsa utama satwa tersebut.

2.2. Strategi Perkembangbiakan Satwa

Menurut Tarumingkeng 1994, pada dasarnya populasi dibatasi oleh dua faktor. Faktor tersebut adalah faktor fisik lingkungan yang bekerja tidak tergantung kerapatan seperti adanya perubahan cuaca yang mematikan sebagian populasi. Faktor lainnya adalah pengaturan oleh kerapatan populasi itu sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan populasi antara lain adalah adanya kelahiran natalitas, kematian mortalitas, imigrasi dan emigrasi Krebs 2005. Emigrasi dan kematian merupakan faktor yang menyebabkan penurunan populasi, sedangkan imigrasi dan kelahiran berdampak pada peningkatan populasi. Strategi spesies dalam persaingan dengan spesies-spesies lain di habitatnya dan untuk bertahan di lingkungannya menentukan keberhasilan spesies tersebut mempertahankan populasinya. Secara umum spesies satwa dalam melangsungkan hidupnya dapat dikelompokkan kedalam strategi-r dan strategi-K. Karakteristik satwa dengan strategi-r dan strategi-K disajikan pada Tabel 1. 7 Tabel 1 Karakteristik satwa strategi-r dan strategi-K Seleksi-r Seleksi-K Iklim Beragam, tak menentu Konstan, dapat diramalkan Kerapatan populasi Sangat berfluktuasi menurut waktu, tidak dalam keseimbangan, dibawah K, tiap tahun berkolonisasi Konstan, dalam keadaan keseimbangan, dekat K, tidak berkolonisasi Persaingan intra dan antar populasi Umumnya lamban Umumnya gesit Seleksi mengarah ke a. perkembangan yang cepat b. r tinggi c. reproduksi lebih awal d. ukuran badan relatif lebih kecil e. reproduksi per generasi satu kali a. perkembangan lambat b. r rendah c. reproduksi lambat d. ukuran badan relatif lebih besar e. reproduksi berulang Lamanya hidup Pendek, kurang dari satu tahun Lebih dari satu tahun Strategi Produktivitas Efisiensi Sumber: Pianka 1970, diacu dalam Krebs 1978 2.3. Manajemen Labi-labi di Daerah Urban Pengelolaan kura-kura di beberapa wilayah telah dilakukan terutama di daerah urban. Hal itu ditujukan untuk memperbaiki populasi kura-kura di habitat yang dekat dengan kehidupan manusia. Salah satu strategi untuk meningkatkan ukuran populasi adalah dengan introduksi satwa Spink et al. 2002. Salah satu contoh yang dilakukan Spink et al. 2002 adalah introduksi kura-kura muda jenis Emys marmorata yang sebagian dapat bertahan dan telah berubah morfologisnya menjadi individu dewasa yang siap bereproduksi. Hal ini dibuktikan dengan membedah dua kura-kura yang mati dan menemukan folikel yang telah berkembang pada indung telur mereka. Menurut Spink et al. 2002, elemen kunci untuk mempertahankan populasi yang sehat E. marmorata di saluran air perkotaan tampaknya mudah dan dapat dicapai. Elemen-elemen kunci tersebut yaitu habitat kura-kura harus dipertahankan agar sesuai dengan persyaratan hidup kura-kura. Habitat bersarang dan berjemur adalah dua elemen kunci yang sering hilang, dan kedua habitat tersebut harus selalu ada dalam ekosistem yang dikelola. Kedua, adalah strategi manajemen yang layak sehingga kematian dapat dihindari. Ketiga adalah kontrol

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95