Sejarah Keberadaan Labi-labi di Desa Belawa

34 Keberadaan labi-labi di Desa Belawa dipercaya merupakan jelmaan dari Alquran yang disobek-sobek. Cerita ini diketahui oleh sebanyak 62,89 masyarakat desa. Di sisi lain, terdapat 37,11 masyarakat desa yang tidak mengetahuinya. Cerita adanya labi-labi di Desa Belawa diketahui masyarakat dari orang tua, teman, sesepuh desa, kakeknenek, paman dan internet. Persentase sumber informasi penyebaran cerita adanya labi-labi di Desa Belawa disajikan pada Gambar 17 . Masyarakat tidak mengetahui secara pasti kapan mulai adanya labi-labi di Desa Belawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan sesepuh desa bahwa sejak mereka kecil sudah terdapat labi-labi di desa tersebut. Menurut informasi dari kepala desa Belawa yang bertanya kepada orang yang paling tua di desa tersebut sejak lahirnya yakni pada tahun 1900-an sudah ada labi-labi di Desa Belawa. Kepercayaan bahwa labi-labi keramat membuat labi-labi tidak dimanfaatkan dan banyak pengunjung yang mencari berkah dengan minum air sumur yang dipercaya keberadaan labi-labi putih. Labi-labi hidup di daerah Cikuya baik di kolam Cikuya, kolam-kolam masyarakat atau sungai. Labi-labi yang berada di kolam masyarakat hidup berdampingan dengan ikan-ikan peliharaan masyarakat sedangkan yang di sungai hidup dan makan dari sisa-sisa makanan orang. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung, labi-labi hidup di kolam-kolam ikan masyarakat dan tidak memakan ikan yang dipelihara. Labi-labi makan makanan yang diberikan pemilik kolam untuk ikannya seperti pellet, nasi sisa makanan orang, limbah manusia serta ikan-ikan yang hampir mati ataupun sudah mati. Jumlah labi-labi pada tahun 1980-an masih melimpah bahkan labi-labi sering datang menghampiri masyarakat ketika mereka sedang mencuci makanan seperti ubi, ayam dan makanan lainnya. Jika ada yang memotong ayam, banyak labi-labi yg berada di kolam akan naik karena mencium bau darah. Pada saat panen ikan di kolam, labi-labi yang berada di kolam juga ikut makan ikan-ikan kecil yang sudah tidak berenang karena tidak ada airnya. Berdasarkan informasi dari masyarakat, pada tahun 1950 hingga 1980-an banyak labi-labi di Desa Belawa yang memiliki panjang lengkung karapas PLK hingga 1 meter. Labi- labi yang besar dijadikan hewan mainan yang dapat dinaiki oleh anak usia 6 35 tahun. Jumlah labi-labi pada masa tersebut sangat banyak dan bertelur di lahan- lahan penduduk. Diinformasikan pula bahwa karena terlalu banyaknya jumlah labi-labi di Desa Belawa, satwa ini berpindah-pindah hingga ke jalan raya dan banyak labi-labi yang tertabrak mobil. Labi-labi yang kini masih hidup di kolam masyarakat serta sungai-sungai di Desa Belawa merupakan sisa-sisa labi-labi yang dulu hidup secara alami di kolam-kolam masyarakat. Pada tahun 2008 kuya-kuya yang ada di kolam-kolam masyarakat dikumpulkan di satu kolam Cikuya. Kolam ini merupakan kolam yang dikeramatkan sehingga masyarakat tidak akan berani mengambilnya. Labi- labi yang terkumpul berjumlah 117 ekor. Selain labi-labi lokal, pada kolam ini dimasukkan juga kura-kura Brasil Trachemys scripta elegans dan labi-labi Cina Pelodiscus sinensis. Keberadaan labi-labi di kolam Cikuya dijadikan sebagai obyek wisata yang banyak dikunjungi pengunjung. Para pengunjung sering member makanan berupa kerupuk dan ikan asin kepada labi-labi. Kios-kios makanan banyak dibangun di dekat kolam untuk melayani pengunjung. Untuk menambah ramainya obyek wisata maka didekat kolam Cikuya dibangun kandang-kandang satwa lainnya seperti beruk, monyet, ular dan beberapa jenis burung. Berdasarkan data yang ada di POKMASWAS Kelompok Masyarakat Pengawas Kuya Asih Mandiri, pada bulan Pebruari 2010 terjadi kematian labi- labi sebanyak 212 individu yang disebabkan oleh serangan jamur dan bakteri Tabel 6. Kematian massal tersebut diduga disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda, Saprolegnia sp. dan Aspergilus sp. Labi-labi yang paling banyak mati adalah kelas umur tukik. Labi-labi yang masih hidup yaitu sebanyak 30 ekor dipindahkan ke kolam masyarakat. Dari 30 ekor labi-labi yang dipindahkan hanya 9 ekor saja yang dapat bertahan. Akibat serangan dan jamur tersebut, kolam Cikuya dikeringkan selama 3 bulan. Pengisian labi-labi ke kolam Cikuya dilakukan secara bertahap. Mula-mula kolam diisi dengan 1 ekor labi-labi, setelah labi-labi tersebut tidak mati secara bertahap labi-labi yang ada di kolam-kolam masyarakat dikumpulkan kembali. Pada saat ini labi-labi yang ada di kolam Cikuya berjumlah 37 ekor. Pada saat terjadinya wabah penyakit, tukik yang tersisa berjumlah 39 ekor yang terdiri 25 ekor tukik sakit yang ditebar ke 36 kolam-kolam masyarakat dan 14 ekor tukik sehat yang saat ini berada di kolam pembesaran 3. Berdasarkan keterangan dari pengelola bahwa pada tahun 2011, labi-labi yang bertelur di kolam cikuya sedikit dan hanya ada 9 ekor tukik. Tukik-tukik tersebut dilepas ke kolam-kolam masyarakat karena ada indikasi terserang jamur. Labi-labi remaja yang ditemukan di sungai-sungai diduga merupakan labi-labi yang dulu dilepas pada tahun 2010 dan 2011. Tabel 6 Kematian labi-labi akibat wabah penyakit pada tahun 2010 Kelas Umur Labi-labi Perkiraan Umur tahun Banyaknya Kematian ind. Dewasa 80 7 Produktif 3-20 80 Tukik 0-1 125 Jumlah: 212 Data diambil dari catatan Dadan Hendrawan Pengurus POKMASWAS Selain labi-labi lokal Amyda cartilaginea ditemukan juga labi-labi jenis lain yakni labi-labi Cina Pelodiscus sinensis sebanyak satu individu. Labi-labi ini memiliki Panjang Lengkung Karapas PLK 22,9 cm dan Lebar Lengkung Karapas LLK 19,9 cm. Labi-labi Cina ditemukan di salah satu kolam masyarakat yang berdekatan dengan kolam Cikuya. Berdasarkan informasi dari masyarakat labi-labi Cina tersebut merupakan labi-labi yang dulu pernah dipelihara oleh pengelola namun telah dibuang ke parit. 4.1.3.2. Struktur Organisasi Pengelola Labi-labi Amyda cartilaginea yang kerap disebut kura-kura belawa ditetapkan sebagai fauna identitas Kabupaten Cirebon berdasarkan Surat Keputusan Bupati No.522.51SK.29-PEREK1993 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah Kabupaten Tingkat II Cirebon. Kabupaten Cirebon berkeinginan untuk melindungi keanekaragaman dan keunikan labi-labi di Desa Belawa sehingga melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Cirebon nomor 13 tahun 1997 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung menetapkan Desa Belawa sebagai Kawasan Suaka Margasatwa. 37 Pengelolaan labi-labi di Desa Belawa dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pengawas POKMASWAS Kuya Asih Mandiri. Kelompok ini dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor 523Kep.596-Dislakan2008 tentang Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Susunan pengurus POKMASWAS Kuya Asih Mandiri disajikan pada Gambar 18. Tujuan pembentukan kelompok ini adalah sebagai pelaksana pengawasan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan khususnya labi-labi, menampung usulan dan membina kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian labi-labi serta untuk mengelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan jenis labi-labi. Gambar 18 Struktur organisasi Kelompok Masyarakat Pengawas Kuya Asih Mandiri. Pengurus Pokmaswas menjalankan tugas-tugasnya antara lain dengan meningkatkan fungsi kolam Cikuya sebagai tempat wisata labi-labi hingga tahun 2010 . Masyarakat juga menyewa kios-kios yang dibangun oleh pengelola. Para pengunjung yang masuk ke kawasan Cikuya dikenakan tarif retribusi sebesar Rp Pembina: Kadin Kelautan Perikanan Kab. Cirebon Muspika Lemah Abang Kuwu Belawa Ketua: Dudi Fathurohman Bendahara: Dadan Hendarman Sekretaris: Oo Sugiartu Bidang Pengawasan: Koordinator: Eya DS Anggota : Kartim Saryam Nano S Adih Bidang Pelestarian: Koordinator: Kusna Anggota : Abidin Yayat Darnya Riki Bidang Usaha : Koordinator: Asep D. Anggota : Yayat S. Ahyadi Iman N. Irfan Dedi 38 2.000,00. Pada tahun 2010 kegiatan wisata di desa ini terhenti akibat jumlah populasi labi-labi yang menajdi obyek wisata turun drastis akibat serangan penyakit. Pengurus Pokmaswas juga tidak semuanya aktif lagi. Pada saat ini hanya 3 orang pengurus POKMASWAS yang masih aktif yaitu Dadan, Kusna dan Riki. Kepedulian mereka kepada pelestarian labi-labi sangat tinggi. Riki bertugas untuk merawat labi-labi yang ada di kolam Cikuya dan menarik retribusi kepada pengunjung, Kusna bertugas melakukan survey labi-labi di kolam-kolam masyarakat dan Dadan sebagai pengambil kebijakan jika ada permasalahan terkait pengelolaan labi-labi. Pencarian labi-labi di kolam-kolam masyarakat dan parit dilakukan pengelola secara kontinyu. Labi-labi yang ditemukan akan ditangkap dan dimasukan ke kolam-kolam di kawasan Cikuya. Pengelola juga akan melakukan survey jika ada masyarakat yang melaporkan keberadaan labi-labi di tempat lain. Pokmaswas Kuya Asih Mandiri dibawah binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. Dua orang pengurus yaitu Dadan dan Kusna mendapatkan honor setiap bulannya sebesar Rp 150.000,00 dan bantuan pemberian pakan labi-labi sebanyak Rp 400.000,00 per bulan. Pengelola mencari tambahan dana pengelolaan melalui penarikan tiket retribusi. 4.1.3.3. Pengelolaan Kolam 4.1.3.3.1. Kolam Cikuya Kolam Cikuya adalah kolam pemeliharaan yang dibangun oleh Yayasan Bina Lingkungan pada tahun 1997. Pembangunan kolam pemeliharaan ditujukan agar labi-labi tidak berkeliaran serta untuk menjaga keamanannya. Labi-labi yang ada di kolam-kolam masyarakat mulai dikumpulkan dan dimasukkan dalam kolam ini. Pengumpulan labi-labi dimulai tahun 2008 hingga akhirnya terjadi kematian masal pada tahun 2010. Pengumpulan labi-labi dilakukan kembali setelah terjadinya wabah penyakit. Kolam ini berbentuk segi enam dengan luas total 192,75 m² yang terdiri dari luas daratan 71,11 m² dan luas perairan 121,64 m² Gambar 19. Kolam ini dikelilingi oleh pohon-pohon yang besar sehingga kolam menjadi teduh. Kolam Cikuya dialiri air secara langsung dari mata air didekat kolam tersebut. Pada sisi 39 kolam lainnya terdapat saluran pembuangan sehingga air tetap mengalir. Ditengah-tengah kolam terdapat daratan seperti taman dalam kolam yang berbentuk lingkaran yang berfungsi untuk tempat berjemur labi-labi dan lokasi bertelur. Vegetasi yang menyusun taman kolam meliputi beringin Ficus benjamina sebanyak sebanyak 3 batang, Srirejeki 25 batang, talas 3 batang, talas hitam 1 batang dan tanaman padi-padian 1 batang. Kolam Pemeliharaan Cikuya merupakan kolam utama dalam pelestarian labi-labi di Desa Belawa. Pengelolaan kolam ini meliputi pembersihan sampah dan serasah yang masuk ke kolam, pembersihan tempat peneluran dari rumput- rumputan serta penggantian air kolam. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh pengurus Pokmaswas Kuya Asih Mandiri, namun dalam intensitas yang tidak pasti. Selain itu, pengelola juga memberikan pakan kepada labi-labi secara rutin. Gambar 19 Rancangan kolam Cikuya Desa Belawa. Pemberian pakan dilakukan sehari sekali berupa ayam sebanyak 0,5 kg per hari. Pemberian pakan biasanya dilakukan pada sore hari jam 17.00 atau pada pagi hari jam 07.00. Selain itu, diberikan pula singkong sebagai pakan tambahannya. Hal ini dilakukan karena anggaran untuk pemberian pakan sebanyak Rp 400.000 per bulan.

Dokumen yang terkait

The Knowledge And The Attitudes Of Married Women In The Pap Smear In Village Of Purnama District Of West Dumaiin 2013

0 37 83

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

The Extension Workers' Competency In Developing Small Agribusiness Capital In The District Of Bogpr, West Java

0 11 8

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters of Harvested Population and Habitat Characteristics of Asian soft-shell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) in Jambi Province

0 19 227

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95