Pola Tanam Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

27 c. Cukup untuk membayar tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah. Bentuk dan jumlah pendapatan yang diperoleh oleh petani memiliki manfaat yang sama, yakni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta sebagai pembentukan modal usahatani yang akan digunakan untuk mengembangkan usahatani. Dengan demikian, jumlah pendapatan yang diperoleh petani dapat menentukan tingkat hidup petani. Selain itu, perhitungan imbalan terhadap tenaga kerja return to labor dan imbalan terhadap modal return to capital juga dilakukan. Perhitungan ini dilakukan untuk menilai keuntungan investasi terhadap penggunaan tenaga kerja dan modal usahatani Soekartawi, et. al, 2011. Imbalan terhadap tenaga kerja return to labor dihitung dengan mengurangkan modal dari penerimaan bersih usahatani. Sedangkan imbalan terhadap modal return to capital dihitung dengan mengurangkan nilai tenaga kerja dari penerimaan bersih usahatani.

4. Efisiensi Usahatani

Nilai RC ratio dapat menunjukan ukuran efisiensi suatu usahatani. Semakin besar nilai RC maka semakin efisien usaha yang dilakukan. Rasio antara besar penerimaan dengan total biaya RC dalam usahatani bisa digunakan untuk melihat apakah kegiatan usahatani menguntungkan profitable atau tidak. Besar atau nilai RC menunjukan besaran penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Jika nilai RC meningkat maka menunjukan adanya peningkatan penerimaan dan semakin efisien biaya yang digunakan. Nilai RC 1, menujukan bahwa penerimaan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan sehingga usaha menguntungkan atau profitable untuk dijalankan. Nilai RC = 0, menunjukkan bahwa penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkan atau usaha berada pada posisi impas. Sedangkan nilai RC 1, menunjukkan bahwa penerimaan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan sehingga usaha yang dijalankan tidak menguntungkan.

3.1.3 Pola Tanam Usahatani

Pola tanam adalah usaha untuk mengatur penanaman komoditas tertentu pada sebidang tanah lahan selama periode tertentu. Pengaturan yang dilakukan adalah pengaturan tata letak, urutan tanaman, serta masa pengolahan tanah, yakni 28 kapan akan dilakukan pengolahan dan kapan akan dilakukan bera. Dalam menjalankan usahanya, sebagian petani tidak hanya mengusahakan satu cabang usahatani melainkan terdiri dari berbagai cabang usahatani, seperti cabang usahatani tanaman pangan dan ternak. Hal ini dilakukan oleh petani atas dasar berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah dengan harapan agar memperoleh pendapatan yang lebih tinggi karena mampu mengurangi risiko kerugian akibat gagal panen pada salah satu cabang usahatani. Usahatani pada satu cabang usahatani memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan usahatani pada lebih dari satu cabang usahatani. Tujuan dari pola tanam adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, dan manajemen yang dimiliki oleh petani sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal yang harus diperhatikan oleh petani dalam mengatur pola tanammnya adalah bahwa semua kombinasi tanaman yang dipilih harus memenuhi persyaratan teknis, lingkungan, ekonomi, dan sosial, seperti pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim Sunarno, 2004. Soeharjo dan Patong 1973 membagi usahatani berdasarkan polanya menjadi usahatani khusus, usahatani tidak khusus, dan usahatani campuran. Usahatani khusus adalah usahatani yang memiliki satu cabang usaha. Sedangkan usahatani tidak khusus adalah usahatani yang dilakukan terdiri dari berbagai cabang usaha pada sebidang tanah. Usahatani campuran adalah usaha yang dilakukan secara bercampur antara tanaman dengan ternak. Optimalisasi adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Pembatasan tersebut meliputi lahan bagi suatu usahatani, tenaga kerja man yang merupakan jumlah ketersediaan tenaga kerja keluarga dalam kegiatan usahatani, modal money merupakan ketersediaan modal uang yang dimiiki petani untuk kegiatan usahatani Lestari, 2006. Tujuan akhir dari suatu usaha adalah untuk memaksimalkan pendapatan dengan menggunakan input seoptimal mungkin. Demikian juga dalam kegiatan usahatani. Tujuan yang ingin dicapai adalah produksi maksimal suatu komoditi pertanian dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seoptimal mungkin. Oleh 29 karena itu, optimalisasi pola tanam membantu petani dalam membuat suatu pola tanam menjadi optimal dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas sehingga menghasilkan pendapatan yang maksimal.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Menurut Taha 1996, tahap-tahap yang harus dilalui dalam melakukan suatu studi riset operasi adalah: a. Identifikasi Persoalan Aspek utama yang berkaitan dengan definisi masalah adalah: a deskripsi tentang sasaran dan tujuan sistem model yang dihadapi, b identifikasi alternatif keputusan dari sistem tersebut, c pengenalan tentang keterbatasan, batasan, dan persyaratan sistem tersebut. b. Pengembangan Model Kegiatan yang dilakukan adalah: a memilih model yang cocok dan sesuai dengan permasalahannya, b merumuskan segala macam faktor yang terkait di dalam model yang bersangkutan secara simbolik ke dalam rumusan model matematik, c menentukan peubah-peubah beserta kaitan satu sama lain, d menetapkan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya dengan nilai-nilai dan parameter yang jelas. c. Pemecahan Model Analisis Model Hal penting dari kegiatan ini adalah: a melakukan analisis terhadap model yang telah disusun dan dipilih tersebut, b memilih hasil-hasil yang terbaik optimum, dan c melakukan uji kepekaan dan analisis pasca optimal terhadap hasil-hasil analisis model tersebut. d. Pengesahan Model Kegiatan ini menyangkut penilaian terhadap model tersebut dengan cara mencocokkannya dengan keadaan dan data nyata, serta menguji dan mengesahkan asumsi-asumsi yang membentuk model tersebut secara struktural, yaitu peubahnya, hubungan-hubungan fungsionalnya, dan lain- lain.