Kendala Transfer Penjualan Kendala Modal Sendiri

79 Tabel 35. Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja Per Hektar Golongan Petani Luas Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012 No MT I MT II MT III Pola Tanam HOK Pola Tanam HOK Pola Tanam HOK HKP HKW HKP HKW HKP HKW 1 B+C 292.87 176.46 To+C 142.14 97.56 KP+C 106.74 60.87 2 KP+C 195.27 138.44 C 112.42 64.69 CK+C 303.65 241.07 3 To+KP 123.80 67.55 To+JM 31.85 22.69 CK+B 138.38 81.31 4 C 49.81 30.09 JM+C 40.19 9.42 CK+JM 124.29 41.03 5 Ti+C 30.77 6.54 Ti+C 66.35 36.15 6 JM+C 10.50 12.69 Rata-rata kebutuhan tenaga kerja per hektar golongan petani sempit lebih besar daripada golongan petani luas. Hal ini terjadi karena perawatan yang dilakukan oleh petani sempit juga lebih intensif, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Adapun rata-rata kebutuhab tenaga kerja per hektar petani sempit dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja Per Hektar Golongan Petani Sempit Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012 No MT I MT II MT III Pola Tanam HOK Pola Tanam HOK Pola Tanam HOK HKP HKW HKP HKW HKP HKW 1 KP+C 384.22 117.06 To+C 610.50 267.51 KP+C 328.63 101.18 2 B+C 546.18 222.61 B+C 288.92 84.71 Ti+C 215.18 87.48 3 JM+C 62.06 10.59 JM+C 145.38 38.66 B+To 124.37 57.98 4 To+C 167.45 52.16 Ti+C 48.24 19.41 JM+C 283.05 68.29 5 B+C 18.82 13.53

7.2.4 Kendala Transfer Penjualan

Kendala transfer penjualan merupakan kegiatan pemindahan hasil dari aktivitas produksi ke aktivitas penjualan. Jumlah sayuran yang dijual harus lebih kecil atau sama dengan jumlah yang diproduksi. Satuan kendala transfer penjualan adalah kilogram. Nilai koefisien transfer penjualan sama dengan rata-rata produksi sayuran per hektar yang dinyatakan dengan tanda negatif. Jumlah produksi sayuran per hektar golongan petani luas dapat dilihat pada tabel 37. 80 Tabel 37. Produksi Rata-rata Sayuran Per Hektar Golongan Petani Luas Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012 No MT I MT II MT III Pola Tanam Produksi Pola Tanam Produksi Pola Tanam Produksi 1 B + C 2,696.15 To + C 4,096.15 KP + C 1,923.08 6,123.08 2,980.77 3,076.92 2 KP + C 3,182.52 C 7,068.79 CK + C 1,893.32 4,896.76 5,203.40 3 To + KP 1,538.46 To + JM 1,230.77 CK + B 692.31 664.34 615.38 1,384.62 4 C 1,019.23 JM + C 673.08 CK + JM 384.62 961.54 865.38 5 Ti + C 969.23 Ti + C 961.54 1,076.92 961.54 6 JM + C 769.23 961.54 Produksi rata-rata sayuran petani sempit lebih tinggi daripada petani luas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas petani sempit lebih tinggi daripada petani luas. Adapun jumlah produksi sayuran per hektar golongan petani sempit dapat dilihat pada tabel 38. Tabel 38. Produksi Rata-rata Sayuran Per Hektar Golongan Petani Sempit Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012 MT I MT II MT III Pola Tanam Produksi Pola Tanam Produksi Pola Tanam Produksi KP + C 2,997.20 To + C 12,872.55 KP + C 2,156.86 3,655.46 20,598.04 2,647.06 B + C 4,253.50 B + C 1,862.75 Ti + C 2,782.91 7,095.24 2,588.24 2,605.04 JM + C 1,147.06 JM + C 1,722.69 B + To 840.34 1,705.88 2,731.09 1,260.50 To + C 2,578.43 Ti + C 794.12 JM + C 5,166.67 1,470.59 882.35 7,078.43 B + C 784.31 588.24 81

7.2.5 Kendala Modal Sendiri

Modal sendiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan usahatani sayuran. Asumsinya adalah bahwa tingkat pendapatan usahatani sayuran petani sama setiap tahunnya. Jumlah rata-rata modal sendiri yang dimiliki oleh golongan petani luas adalah Rp 2.859.698,13 pada MT I, Rp 3.055.065,78 pada MT II, dan Rp 6.868.775,63 pada MT III. Sedangkan jumlah modal golongan petani sempit untuk MT I, MT II, dan MT III berturut-turut adalah Rp 2.530.617,06, Rp 4.823.841,15, dan Rp 2.980.300,54.

7.3 Pola Tanam Optimal