Gambaran Umum Usahatani Timun

59 Kelompok Tani Pondok Menteng mencapai sepuluh ton per hektar. Hasil produksi tanaman cabai keriting akan dijual oleh petani ke Gapoktan Rukun Tani yang dimasukkan dalam karung.

5.4.2 Gambaran Umum Usahatani Timun

Kegiatan usahatani timun diawali dengan pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan untuk menggumburkan tanah, membuang gulma dan sisa tanaman sebelumnya, serta membuat bedengan. Penggemburan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul yang bertujuan agar akar tanaman mudah menembus tanah untuk mengambil zat-zat makanan. Bedengan dibuat dengan panjang 120 cm, lebar 50 cm dan tinggi bedengan 30 cm. Pada tahap pengolahan lahan, pembuatan lubang tanam juga dilakukan. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 5-10 cm dengan jarak tanam 50 × 60 cm. Pada lubang tanam diberikan pupuk kandang dan pupuk kimia. Tahap kedua adalah penanaman benih. Pada umumnya, petani Pondok Menteng melakukan penanaman pada sore hari. Hal ini dilakukan agar bibit tidak akan terkena sinar matahari yang terik dan dapat beradaptasi dengan keadaan lahan hingga pagi hari. Setelah penanaman benih, tahap selanjutnya adalah pemasangan ajir. Pemasangan ajir bertujuan untuk menopang tanaman agar dapat tumbuh tegak. Meskipun tanaman timun sebenarnya menjalar dipermukaan tanah, ajir berguna penopang timun agar buahnya menggantung. Buah timun yang menggantung menjadikan permukaan kulitnya mulus, warnaya tidak berbelang, dan tidak mudah busuk. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk menjaga pertumbuhan tanaman normal dan baik, sehingga mampu menghasilkan tanaman timun yang berkualitas. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi pemupukan, penyiangan, serta perlindungan hama dan penyakit. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan nutrisi dalam tanah agar kebutuhan tanaman dapat terpenuhi. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur tujuh hari dan 25 hari. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang mengganggu tanaman. Penyiangan dilakukan sebelum pemberian pupuk kimia. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat menyerap 60 pupuk kimia secara maksimal. Pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dilakukan untuk melindungi tanaman dari ancaman kerusakan yang ditimbulkan. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan melalui penyemprotan rutin dengan selang waktu sekali dalam satu minggu. Tahap terakhir dalam usahatani timun adalah panen dan pasca panen. Pemanenan timun dilakukan ketika timun sudah berusia 45-50 hari. Frekuensi pemanenan timun dapat dilakukan sebanyak 10-15 kali hingga tanaman berusia 2,5 bulan. Satu tanaman mentimun mampu memproduksi tiga kilogram hingga empat kilogram. Hasil produksi ini kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk dijual ke Gapoktan Rukun Tani.

5.4.3 Gambaran Umum Usahatani Tomat