Pengeluaran Usahatani Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

66 penerimaan dari komoditas cabai keriting, dimana komoditas cabai keriting memberikan penerimaan yang terbesar pada MT III, yaitu sebesar 32.622.419. Total penerimaan petani sempit pada MT I, MT II, dan MT III berturut- turut adalah Rp 50.230.471, Rp 49.370.664, dan Rp 43.943.541. Pada petani sempit, penerimaan terbesar pada MT I berasal dari komoditas buncis sebesar Rp 16.835.359 dengan pendapatan terkecil dari komoditas jagung manis sebesar Rp 1,787,118. Pada MT II, penerimaan terbesar berasal dari komoditas tomat sebesar Rp 21.986.314 dan penerimaan terkecil sebesar Rp 1.237.235 dari tanaman timun. Penerimaan terbesar pada MT III berasal dari komoditas caisin sebesar Rp 14.977.143 dan pendapatan terkecil dari tomat sebesar Rp 2.152.941.

6.2 Pengeluaran Usahatani

Pengeluaran usahatani sayuran petani di Kelompok Tani Pondok Menteng terdiri dari biaya-biaya input seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan, biaya tenaga kerja, dan sewa lahan. Bibit, pupuk, dan obat-obatan yang digunakan oleh petani sebagian besar diperoleh dari Gapoktan Rukun Tani. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahatani sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng adalah tenaga kerja luar keluarga yang terdiri dari tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Penggunaan rata-rata input usahatani sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng dapat dilihat pada Tabel 26. Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa komponen biaya terbesar untuk petani luas dan petani sempit adalah biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja pada petani sempit lebih besar dibandingkan dengan petani luas. Hal ini terjadi karena petani sempit mengharapkan penerimaan yang lebih tinggi dari kegiatan usahataninya. Namun, keterbatasan tenaga kerja keluarga menyebabkan petani harus menggunakan tenaga kerja luar keluarga yang menimbulkan bertambahnya biaya tenaga kerja keluarga. Upah tenaga kerja yang diberikan oleh petani adalah Rp 20.000,00 hingga Rp 32.000,00 per hari untuk tenaga kerja pria dan Rp 10.000,00 hingga Rp Rp 16.000,00 per hari untuk tenaga kerja wanita. 67 Tabel 26. Penggunaan Input Usahatani Sayuran Per Hektar Golongan Petani Luas dan Petani Sempit di Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012 No Uraian Petani Luas Petani Sempit MT I MT II MT III MT I MT II MT III 1 Benih 1,039,816 1,088,023 2,216,167 1,172,444 2,086,611 1,424,965 2 Pupuk 8,182,952 5,160,634 10,528,920 7,902,210 8,545,405 7,063,405 3 Obat-obatan 2,627,379 1,561,327 5,523,870 2,783,535 2,712,576 2,584,046 4 Tenaga Kerja 20,490,399 11,734,105 24,686,091 31,439,559 27,503,592 25,445,861 5 Sewa Lahan 2,163,194 2,163,194 2,163,194 1,766,111 1,766,111 1,766,111 6 Perlengkapan 3,051,274 1,817,193 7,183,644 3,110,861 2,407,395 3,153,718 7 Penyusutan Peralatan 965,387 965,387 965,387 252,355 252,355 252,355 Total 38,520,401 24,489,864 53,267,274 48,427,076 45,274,045 41,690,462 Komponen biaya terkecil adalah penyusutan peralatan, baik untuk petani luas maupun petani sempit. Dalam hal ini, biaya penyusutan peralatan petani luas lebih besar jika dibandingkan dengan petani sempit. Hal tersebut terjadi karena jumlah peralatan yang dimiliki oleh petani luas lebih banyak daripada petani sempit. Pada umumnya, para buruh tani membawa peralatan sendiri pada saat melakukan kegiatan usahatani. Sehingga petani tidak perlu menyediakan peralatan dalam jumlah yang banyak. Umur ekonomis peralatan yang dimiliki oleh petani relatif sama. Adapun jenis peralatan yang digunakan dalam kegiatan usahatani sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng terdiri dari cangkul dengan umur ekonomis empat tahun, koret dengan umur ekonomis tiga tahun, parang dengan umur ekonomis tiga tahun, ember dengan umur ekonomis satu tahun, ajir dengan umur ekonomis satu tahun, dan sprayer dengan umur ekonomis empat tahun. Besarnya biaya pengadaan benih tergantung pada jenis sayuran yang diusahakan, dimana harga benih untuk setiap jenis sayuran berbeda. Harga benih cabai keriting adalah Rp 120.000,00 per sachet, buncis seharga Rp 30.000,00 per liter, kacang panjang seharga Rp 135.000,00 per kilogram, tomat seharga Rp 120.000,00 per sachet, timun seharga Rp 33.000,00 per sachet, jagung manis seharga Rp 135.000,00 per kilogram untuk jenis Jambore, seharga Rp 370.000,00 per kilogram untuk jenis Bonanza, seharga Rp 180.000,00 untuk jenis Sweetboy, dan caisin seharga Rp 100.000,00 per kilogram. Jumlah biaya pengadaan benih petani sempit lebih besar jika dibandingkan dengan petani luas. Hal ini terjadi 68 karena petani sempit kurang mampu mengukur kebutuhan pupuk yang akan digunakan. Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ternak yang telah diolah terlebih dahulu. Harga pupuk kandang adalah Rp 280 per kilogram. Pupuk kimia terdiri dari NPK dengan harga Rp 2.500 per kilogram, Urea dengan harga Rp 1.740 per kilogram, SP 36 dengan harga Rp 1.500 per kilogram, KCL dengan harga Rp 1.700 per kilogram, TSP dengan harga Rp 1.200 per kilogram, ZA dengan harga Rp 1.700 per kilogram, dan kapur Dolomit dengan harga Rp 300 per kilogram. Dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, pada umumnya petani melakukan kegiatan penyemprotan. Adapun jenis obat-obatan yang digunakan antara lain Curacrol, Lanet, Antracol, Pelengket, Atonik, Supergro, Decis, Cardan, Sevin, Agrimex, Winder, Delouise, Gandazil D, Gandazil B, Detan, Bion M, dan Puradan. Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan pupuk dan obat- obatan pada petani luas dan petani sempit relatif sama. Hal tersebut tergantung pada kebiasaan petani dalam menggunakan pupuk dan obat-obatan. Komponen biaya lain yang dikeluarkan oleh petani adalah biaya sewa lahan dan biaya perlengkapan. Sewa lahan yang dibebankan kepada petani berbeda berdasarkan lokasi dan keadaan lahan. Lahan yang dekat dengan pemukiman dan sumber air, biasanya dikenakan biaya sewa yang lebih mahal. Biaya perlengkapan yang dikeluarkan tergantung pada jenis perlengkapan yang digunakan. Perlengkapan yang digunakan oleh petani terdiri dari karung, mulsa, tali rapia, dan karet gelang. Karung digunakan sebagai wadah sayuran pada saat pemanenan, mulsa digunakan untuk menutupi bedengan cabai keriting pada saat persemaian, tali rapia untuk mengikatkan batang tanaman pada ajir yang dipasang agar tanaman tumbuh dengan tegak. Karet gelang digunakan untuk mengikat hasil panen kacang panjang, dimana satu ikat terdiri dari satu kilogram.

6.3 Pendapatan Usahatani dan RC Ratio