26 usahatani yang tidak bergantung kepada besarnya produksi. Sedangkan biaya
tidak tetap biaya variabel didefinisikan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya berubah kira-kira sebanding
dengan besarnya produksi tanaman atau ternak tersebut Soekartawi, et al, 2011. Biaya usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Biaya tunai
usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani, seperti biaya pembelian sarana produksi, biaya
pembelian bibit, pupuk dan obat-obatan serta biaya upah tenaga kerja. Sedangkan biaya tidak tunai terdiri dari biaya penyusutan alat-alat pertanian dan biaya sewa
lahan Soekartawi, et al, 2011.
3. Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan balas jasa terhadap penggunaan faktor produksi. Menurut Soeharjo dan Patong 1973, pendapatan usahatani adalah
selisih antara penerimaan usahatani yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usahatani akan berbeda untuk setiap petani, dimana
perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan faktor produksi, tingkat produksi yang dihasilkan, dan harga jual yang tidak sama nilainya.
Analisis pendapatan usahatani bermanfaat bagi petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Tujuan utama dari analisis pendapatan adalah Soeharjo
dan Patong, 1987; Soekartawi, et. al, 1986: a.
Menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha b.
Menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Bagi seorang petani, analisis pendapatan bermanfaat dalam membantu
mengukur apakah usahataninya berhasil atau tidak. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat sebagai berikut Soeharjo dan
Patong, 1973. a.
Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya angkutan dan biaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian
tersebut. b.
Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan termasuk pembayaran sewa tanah atau pembayaran dana depresiasi modal.
27 c.
Cukup untuk membayar tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah.
Bentuk dan jumlah pendapatan yang diperoleh oleh petani memiliki manfaat yang sama, yakni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta sebagai
pembentukan modal usahatani yang akan digunakan untuk mengembangkan usahatani. Dengan demikian, jumlah pendapatan yang diperoleh petani dapat
menentukan tingkat hidup petani. Selain itu, perhitungan imbalan terhadap tenaga kerja return to labor dan
imbalan terhadap modal return to capital juga dilakukan. Perhitungan ini dilakukan untuk menilai keuntungan investasi terhadap penggunaan tenaga kerja
dan modal usahatani Soekartawi, et. al, 2011. Imbalan terhadap tenaga kerja return to labor dihitung dengan mengurangkan modal dari penerimaan bersih
usahatani. Sedangkan imbalan terhadap modal return to capital dihitung dengan mengurangkan nilai tenaga kerja dari penerimaan bersih usahatani.
4. Efisiensi Usahatani