Gambaran Umum Usahatani Tomat

60 pupuk kimia secara maksimal. Pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dilakukan untuk melindungi tanaman dari ancaman kerusakan yang ditimbulkan. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan melalui penyemprotan rutin dengan selang waktu sekali dalam satu minggu. Tahap terakhir dalam usahatani timun adalah panen dan pasca panen. Pemanenan timun dilakukan ketika timun sudah berusia 45-50 hari. Frekuensi pemanenan timun dapat dilakukan sebanyak 10-15 kali hingga tanaman berusia 2,5 bulan. Satu tanaman mentimun mampu memproduksi tiga kilogram hingga empat kilogram. Hasil produksi ini kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk dijual ke Gapoktan Rukun Tani.

5.4.3 Gambaran Umum Usahatani Tomat

Kegiatan usahatani tanaman tomat hampir sama dengan tanaman cabai keriting. Hal pertama yang harus dilakukan adalah persemaian benih dalam media tanam polybag. Biji tomat dimasukkan ke dalam polybag yang telah diisi tanah dan pupuk kandang. Persemaian ini berlangsung selama 25 hari hingga bibit tanaman muncul ke permukaan tanah dalam polybag. Sebelum bibit tomat dipindahkan ke lahan, lahan harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan lahan yang dilakukan adalah membersihkan gulma dan sisa tanaman sebelumnya, menggemburkan tanah, dan membuat bedengan. Penggemburan tanah dilakukan agar akar tanaman mudah menyerap nutrisi dari dalam tanah. Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 10 m, lebar 100 cm, dan tinggi 50 cm. Selanjutnya, tanah diberi kapur dolomit, dan kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm dan dimeter 5 cm. Pada lubang tanam diberi pupuk kandang dan pupuk kimia. Tahap ketiga adalah penanaman bibit. Bibit ditanam dengan memindahkan dari polybag pada lubang tanam yang telah dibuat. Jarak tanam tanaman tomat adalah 40 cm x 60 cm. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak terkena sinar matahari terik. Hal penting yang harus dilakukan adalah pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan tomat yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada tanaman cabai keriting, yakni penyulaman, pengajiran, penyiangan, pemupukan, dan pengandalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit 61 yang mati dan pertumbuhannya lamban dengan bibit baru dari persemaian yang sama. Pengajiran dilakukan agar tanaman tetap tumbuh tegak. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman. Pemupukan dilakukan untuk menjaga tingkat kesuburan tanah sehingga tanaman tomat memperoleh nutrisi yang cukup. Pemupukan dilakukan sebanyak enam kali. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan. Penyemprotan dilakukan secara rutin, yakni sekali dalam seminggu agar tanaman terhindar dari kerusakan akibat hama dan penyakit tanaman. Tahap terakhir adalah panen dan pasca panen. Pada umumnya, tanaman tomat dapat dipanen pada saat tanaman sudah berusia 65 hari. Frekuensi pemanenan mampu mencapai 10-14 kali hingga tanaman berusia tiga bulan. Satu tanaman tomat mampu memproduksi sebanyak 3-4 kilogram. Hasil produksi tanaman cabai keriting akan dijual oleh petani ke Gapoktan Rukun Tani yang dimasukkan dalam kotak persegi yang terbuat dari papan. Satu kotak memuat 50 kilogram tomat.

5.4.4 Gambaran Umum Usahatani Jagung Manis