Gambaran Umum Usahatani Cabai Keriting

57 Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani di Kelompok Tani Pondok Menteng berbeda sesuai dengan jenis sayuran yang diusahakan. Komoditas cabai merah dan tomat membutuhkan proses persemaian terlebih dahulu, sedangkan komoditas lain tidak. Begitu juga dengan kegiatan lainnya, seperti pemupukan dan penyemprotan. Frekuensi dan waktu pemupukan pada setiap komoditas berbeda. Hal tersebut tergantung kebutuhan nutrisi dan penyakit yang menyerang sayuran yang ditanam. Adapun gambaran umum kegiatan usahatani ketujuh sayuran yang diusahakan oleh petani di Kelompok Tani Pondok Menteng akan diuraikan sebagai berikut.

5.4.1 Gambaran Umum Usahatani Cabai Keriting

Cabai kerirting merupakan tanaman yang peka terhadap kondisi alam khususnya curah hujan. Hal ini berpengaruh pada kualitas produksi cabai. Curah hujan yang ideal untuk cabai keriting adalah 1.000 mm tahun dengan kelembaban 79-80 persen. Proses produksi cabai keriting yang dilakukan oleh petani Pondok Menteng dimulai dengan kegiatan persemaian benih. Persemaian benih dilakukan di dalam media polybag berukuran 12 cm x 8 cm. Bahan yang dimasukkan ke dalam polybag adalah campuran tanah dan pupuk kandang. Benih yang disemaikan dalam polybag diletakkan pada bedengan tersendiri yang sudah dipasang mulsa. Pemasangan mulsa bertujuan untuk melindungi benih dalam polybag dari terpaan sinar matahari langsung, dari siraman air hujan, menjaga kelembaban, serta melindungi dari serangan hama penyakit. Persemaian ini dilakukan selama 25 hari hingga bibit cabai tumbuh ke permukaan polybag. Selama persemaian, dilakukan penyemprotan setelah cabai berumur 10 hari. Tahap kedua yang dilakukan dalam proses produksi cabai keriting adalah pengolahan lahan. Lahan ini akan digunakan untuk menaman benih yang telah disemaikan. Pengolahan lahan yang dilakukan adalah membersihkan gulma dan bekas tanaman sebelumnya, menggemburkan tanah, dan membuat bedengan. Penggemburan tanah dilakukan agar akar tanaman cabai keriting mudah menyerap nutrisi dari dalam tanah. Pembuatan bedengan bertujuan untuk mempermudah pengaturan sirkulasi air. Panjang, lebar, dan tinggi bedengan adalah 10 m x 100 cm x 50 cm. Selanjutnya, tanah dicangkul kembali, diberi kapur dolomit, dan 58 kemudian dibuat lubang tanam. Kapur dolomit bertujuan untuk menetralkan pH tanah. pH tanah yang cocok untuk cabai keriting adalah 6-7. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm dan dimeter 5 cm. Pada lubang tanam diberi pupuk kandang dan pupuk kimia. Tahap ketiga adalah penanaman bibit. Bibit ditanam dengan memindahkan bibit dari polybag ke lahan yang telah diolah. Bibit ditanam dengan melepas polybag terlebih dahulu pada lubang tanam yang telah dibuat dengan jarak tanam sebesar 40 cm x 60 cm. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak terkena sinar matahari terik. Setelah penanaman, hal penting yang harus dilakukan adalah pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan cabai keriting yang dilakukan oleh petani Pondok Menteng terdiri dari penyulaman, pengajiran, penyiangan, pemupukan, dan pengandalian hama dan penyakit. Penyulaman merupakan penggantian bibit yang mati dan pertumbuhannya lamban dengan bibit baru dari persemaian yang sama. Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu di lahan. Pengajiran adalah kegiatan pemasangan ajir penopang tanaman yang terbuat dari bambu agar tanaman cabai keriting tetap tumbuh tegak. Pengajiran dilakukan setelah tanaman berumur 25 hari di lahan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman cabai keriting. Selain mengganggu, gulma juga dapat merebut makanan tanaman. Pemupukan dilakukan untuk menjaga tingkat kesuburan tanah sehingga tanaman cabai keriting memperoleh nutrisi yang cukup. Pemupukan dilakukan sebanyak lima kali selama proses produksi cabai keriting. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan kepada tanaman. Penyemprotan dilakukan secara rutin, yakni sekali dalam seminggu agar tanaman cabai keriting terhindar dari kerusakan akibat hama dan penyakit tanaman. Tahap terakhir dari proses produksi cabai keriting adalah panen dan pasca panen. Pada umumnya, tanaman cabai keriting yang diusahakan petani Pondok Menteng dapat dipanen pada saat tanaman sudah berusia 95-105 hari. Frekuensi pemanenan mampu mencapai 15-20 kali hingga tanaman berusia tujuh bulan tergantung perawatan yang dilakukan. Satu tanaman cabai mampu memproduksi sebanyak 0,3 kilogram hingga satu kilogram. Rata-rata produksi cabai keriting di 59 Kelompok Tani Pondok Menteng mencapai sepuluh ton per hektar. Hasil produksi tanaman cabai keriting akan dijual oleh petani ke Gapoktan Rukun Tani yang dimasukkan dalam karung.

5.4.2 Gambaran Umum Usahatani Timun