Perumusan Masalah Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

7 untuk meminimalkan risiko kegagalan pertanian. Jika salah satu komoditas mengalami gagal panen, maka komoditas lain akan menutupi atau mengurangi kerugian yang dialami oleh petani. Dalam pengaturan pola tanam, pemilihan jenis komoditi yang diusahakan mempengaruhi pendapatan pertanian yang akan diperoleh. Jenis tanaman yang semakin beragam tidak menjamin pendapatan petani yang semakin tinggi. Oleh sebab itu, dibutuhkan optimalisasi pola tanam sayuran dalam memaksimalkan pendapatan usahatani karena pada akhirnya suatu kegiatan usahatani akan dinilai dari pendapatan atau keuntungan yang dinikmati oleh petani.

1.2 Perumusan Masalah

Pondok Menteng merupakan kelompok tani yang terletak di Desa Citapen Kecamatan Ciawi yang bergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Rukun Tani. Anggota kelompok tani ini terdiri dari 104 orang anggota yang memiliki mata pencahariaan utama sebagai petani. Kegiatan pertanian yang diusahakan oleh Kelompok Tani Pondok Menteng adalah usahatani sayuran. Adapun jenis sayuran yang diusahakan antara lain cabai keriting, buncis, kacang panjang, tomat, timun, jagung manis, dan caisin. Selain komoditi sayuran, Kelompok Tani Pondok Menteng juga mengusahakan komoditi padi sawah. Sayuran merupakan salah satu komoditas komersial yang permintaannya dipengaruhi oleh pasar. Usahatani sayuran dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, melainkan untuk memenuhi permintaan pasar market oriented. Oleh sebab itu, pada umumnya petani memanfaatkan informasi pasar dalam menentukan jenis sayuran yang akan diusahakan. Salah satunya adalah harga jual sayuran. Berdasarkan informasi tersebut, petani cenderung melakukan usahatani dengan sistem spesialisasi dengan mengusahakan jenis sayuran yang memiliki harga lebih tinggi. Namun, kenyataannya petani sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng masih menerapkan sistem usahatani diversifikasi. Sistem usahatani diversifikasi dilakukan melalui pengaturan pola tanam, yaitu kombinasi jenis sayuran yang akan diusahakan. Usahatani sayuran merupakan usahatani yang memiliki banyak kendala dan risiko. Kendala dan risiko yang mungkin terjadi antara lain kendala musim, 8 sifatnya yang mudah rusak, dan harga yang fluktuatif. Salah satu risiko yang dihadapi oleh petani di Pondok Menteng adalah harga jual yang berfluktuasi. Fluktuasi harga yang terjadi akan berpengaruh terhadap keputusan petani dalam menentukan jenis tanaman yang diusahakan. Adapun harga rata-rata sayuran yang berlaku di Kecamatan Ciawi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perkembangan Rata-rata Harga Sayuran di Kecamatan Ciawi Tahun 2010-2011 No Nama Komoditi Rata-Rata Per Tahun Rp 2010 2011 2012 1 Caesin 2,617 1,054 1,186 2 Timun 1,550 1,617 1,457 3 Cabe Kriting 18,413 14,917 11,143 4 Tomat 3,000 1,600 1,857 5 Buncis 2,867 3,917 3,500 6 Kacang Panjang 2,242 3,208 3,214 7 Jagung Manis 1,692 1,867 1,171 Sumber: Gapoktan Rukun Tani Desa Citapen, 2012 diolah Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat harga yang berlaku di Kecamatan Ciawi sangat berfluktuasi. Harga komoditi caesin pada tahun 2010 adalah Rp 2,617, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi Rp 1.054, dan Rp 1.186 pada tahun 2012. Hal tersebut juga terjadi pada komoditi lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pola tanam dan pendapatan usahatani sayuran Kelompok Tani Pondok Menteng? 2. Bagaimana pengaruh perubahan harga output terhadap pola tanam, pendapatan, dan indeks diversifikasi?

1.3 Tujuan Penelitian