25 Berdasarkan Gambar 1, petani diasumsikan menghasilkan dua jenis sayuran,
yaitu X
1
dan X
2
. Jika harga X
1
lebih tinggi daripada harga X
2
, maka petani akan mengusahakan sayuran pada titik A dengan jumlah X
1
sebesar a
1
dan X
2
sebesar b
1
. Sebaliknya, jika harga X
2
lebih besar daripada X
1
, petani akan mengusahakan sayuran pada titik B dengan jumlah X
1
sebesar a
2
dan X
2
sebesar b
2
. Apabila petani memproduksi pada titik A, maka jumlah X
1
yang diproduksi lebih besar dibandingkan dengan X
2
. Sebaliknya, jika produksi dilakukan pada titik B, jumlah produk X
1
yang diproduksi lebih kecil dibandingkan dengan X
2
. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan X
1
akan mengurangi X
2
dan setiap kenaikan X
2
akan mengurangi X
1
. Oleh sebab itu, agar diperoleh produksi yang optimal, jumlah output X
1
yang dikurangi harus sama dengan jumlah X
2
yang ditambah.
3.1.2 Penerimaan Usahatani, Biaya Usahatani, Pendapatan Usahatani, dan
Efisiensi Usahatani 1.
Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuan produksi. Menurut Soekartawi, et al 1986, penerimaan usahatani
adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan mencakup produk yang dijual, dikonsumsi
sendiri, baik yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan di gudang. Menurut Hernanto 1991, penerimaan usahatani merupakan penerimaan dari
semua sumber usahatani. Penerimaan ini terdiri dari jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan produk yang dikonsumsi rumah tangga.
2. Biaya Usahatani
Soekartawi, et al 1986 mengatakan bahwa biaya atau pengeluaran usahatani adalah semua nilai masuk yang habis dipakai atau dikeluarkan di dalam
produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Menurut Hernanto 1991, biaya atau pengeluaran usahatani adalah semua biaya operasional dengan
tanpa memperhitungkan bunga dari modal usahatani dan nilai kerja pengelola usahatani.
Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap diartikan sebagai pengeluaran
26 usahatani yang tidak bergantung kepada besarnya produksi. Sedangkan biaya
tidak tetap biaya variabel didefinisikan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya berubah kira-kira sebanding
dengan besarnya produksi tanaman atau ternak tersebut Soekartawi, et al, 2011. Biaya usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Biaya tunai
usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani, seperti biaya pembelian sarana produksi, biaya
pembelian bibit, pupuk dan obat-obatan serta biaya upah tenaga kerja. Sedangkan biaya tidak tunai terdiri dari biaya penyusutan alat-alat pertanian dan biaya sewa
lahan Soekartawi, et al, 2011.
3. Pendapatan Usahatani