40
3.1.1. Batasan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak antara 119024’17’38” bujur timur dan 508’6’9” lintang selatan yang berbatasan Kabupaten Pangkep di sebelah utara, Kabupaten
Maros disebelah timur, Kabupaten Gowa di sebelah selatan dan Selat Makassar di sebelah barat. Batas wilayah penelitian meliputi DAS Jeneberang dan DAS Tallo
utamanya daerah yang berada dihulu yang terkait dengan laut Batas studi ini ditentukan 4 mil dari garis pantai hal ini terkait dengan ruang penyebaran limbah
diperairan pantai Kota Makassar yang dibawa oleh aliran Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo serta kanal-kanal kota yang kesemuanya bermuara di pantai Kota
Makassar, adapun batas wilayah darat berkaitan pada wilayah pesisir yang masih dipengaruhi oleh aktivitas laut
3.2 Metodologi Pengumpulan Data
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan pertimbangan kondisi wilayah penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dan metode
survei. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi data kerat lintang cross section dan data deret waktu time series. Dasar
pertimbangan penggunaan kedua jenis data adalah beberapa variabel dengan tingkat keragaman tinggi hanya terdapat pada satu jenis data, sehingga kedua jenis
data dikumpulkan dan digunakan secara bersamaan saling melengkapi dan berdasarkan pencapaian tujuan dan target penelitian
3.2.1 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap kualitas perairan. Tahap pertama dilakukan dengan menentukan stasiun
pengamatan dan pengukuran. Stasiun pengukuran direncanakan terdiri dari 8 statasiun pada gambar 2, yakni 1 Sungai Jenneberang 2Muara sungai
Jenneberang 3 daerah wisata Tanjung Bunga 4 Daerah losari laguna 5 kawasan pelabuhan 6 kawasan Potere 7 Sungai Tallo 8 muara Sungai Tallo
Penentuan stasiun dan penetapan parameter yang diukur didasarkan terutama pada :
- Jenis limbah yang terbawa oleh aliran sungai atau kanal effluent yang menjadi bahan pencemar
41 - Keterwakilan wilayah dan aktivitas yang menjadi sumber pencemar
seperti rumah tangga, industry dan wisata serta perikanan - Ketentuan jenis-jenis parameter yang ditetapkan berdasarkan dalam
standar baku mutu air laut untuk wisata dan perikanan Sementara itu untuk pengukuran faktor sosial dan ekonomi dilakukan
dengan interview dengan metode deep interview secara terstruktur terhadap kelompok sampel yang telah ditentukan dari berbagai macam aktivitas yang ada
di daerah pesisir dan lautan Kota Makassar. Wawancara terhadap responden menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang ditunjang dengan observasi
langsung terhadap kegiatan pemanfaatan sumberdaya. Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan
pertimbangan responden adalah aktor atau pengguna lahan stakeholders terdiri dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM.
Responden yang dimaksud adalah responden yang terlibat langsung atau responden yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan
terkait dengan pencemaran dan aktivitas wisata pantai dan perikanan - Data Kualitas fisik dan Kimia Perairan
Data tentang kualitas biofisik meliputi data fisik seperti suhu, kekeruhan, salinitas, kedalaman, dan data kimia seperti, Suhu,, pH, Salinitas, oksigen terlarut
DO, kebutuhan oksigen biokimia BOD, NO
3
Tabel 5 Parameter kualitas air yang diukur dan metode analisisnya -N,. Beberapa parameter kualitas
air serta metode pengukurannya didasarkan pada peruntukkan untuk kegiatan perikanan dan wisata dan mengacu pada Kepmen LH No 51 tahun 2004. Metode
analisis dan metode pengukurannya disajikan pada tabel
Parameter Satuan
Metode alat Lokasi
I. Fisika
Suhu
o
Tetrimetri C
In situ Salinitas
o
Refraktometer In situ
II. Kimia
pH -
pH meter In situ
DO mgl
Tetrimetri In situ
BOD mgl
Titrimetri Winkler Lab.
COD mgl
Titrimetri dengan pemanasan Lab.
Nitrat mgl
Spektrometrikspektrometer Lab.
Fosfat mgl
Spektrometrikspektrometer Lab.
42 - Data pencemaran
Pencemaran perairan pantai kota terdiri dari limbah organik dan anorganik. Data beban limbah diperoleh melalui pengukuran debit sungai dan
kanal serta konsentrasi parameter beban limbah di muara tiap stasiun pengukuran. Data kapasitas asimilasi perairan pantai diperoleh melalui pengukuran parameter
beban limbah di perairan pantai yang kemudian dibandingkan dengan baku mutu - Tata Guna lahan
Data berupa peta tataguna lahan dan pemanfaatan sumberdaya yang saat ini dan perkembangan pengguanaan lahan beberapa tahun sebelumnya temporal.
Untuk diperlukan beberapa jenis data diantaranya Peta Rupa Bumi, peta Lingkungan Pantai Indonesia LPI, peta bathimetri, peta administrasi,dan Citra
Landsat - Data Sosial dan Ekonomi
Data Jumlah unit usaha, jumlah pengunjung wisata, kelembagaan perikanan dan wisata, dan sebaran penduduk di kawasan pantai
3.2.2 Data Sekunder
Metode Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan berbagai laporan dari berbagai lembaga dan instansi yang terkait serta penelusuran
berbagai pustaka yang ada. Jenis-jenis data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber berkaitan dengan berbagai hal yang dikaji dalam penelitian ini
Berbagai komponen data serta peramater yang diukur dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Komponen data dan Parameter yang diukur No. Komponen Data
Parameter Data Primer
1. Kualitas Biofisik dan
kimia Perairan Total suspended Solid TSS, Suhu, oksigen
terlarut DO, kebutuhan oksigen biokimiaBOD, kebutuhan oksigen kima COD NO
3
-N, PO
4
2. , pH,
salinitas, kecepatan arus, suhu dan kecerahan Laju pencemaran
Pantai Bahan-bahan pencemar polutan, kecepatan arus
sungai dan kanal, luas penampang sungai dan kanal, debit air
43 3
Data Peta Peta Rupa Bumi, peta Lingkungan Pantai
Indonesia LPI, peta batimetri, peta administrasi,dan Citra Landsat
4. Kebijakan
pembangunan dan pemanfaatan pantai
kota makassar Rencana Tata uang Wilayah pantai Kota Makassar
serta Berbagai kebijakan pemerintah, dinas perikanan dan kelautan, pariwisata, dan lainnya
5 Data Sosial dan
Ekonomi Jumlah unit usaha Perikanan dan wisata, jumlah
pengunjung wisata, kelembagaan perikanan dan wisata
Data Sekunder 1.
Kondisi ekologi daerah pantai Kota
Makassar Data perubahan kondisi lahan, kualitas Air dan
perubahan pemanfatan lahan pesisir
2 Perikanan dan Wisata
Lokasi budidaya laut, Tempat Pelelangan Ikan, Pelabuhan Pendaratan Ikan, Jumlah pengunjung di
tempat wisata, retribusi dan pendapatan daerah wisata
3 Data Sosial dan
Ekonomi Tingkat keuntungan usaha budidaya dan wisata
pantai Data sekunder yang dikumpulkan berkaitan dengan data kualitas air,
kondisi geografi, perubahan tataguna lahan, Rencana Tata ruang dan administrasi wilayah, iklim, pemanfaatan wilayah pesisir dan laut, kondisi
penduduk, keadaan sarana dan prasarana penunjang perikanan dan perikanan, serta tentang kondisi perikanan secara umum. Komponen data tersebut diperoleh
dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Makassar , Kantor Pemerintahan Daerah, Pariwisata dan Biro Pusat Statistik BPS serta intansi terkait lainnya
3.3. Analisis Data 3.3.1 Analisis Pencemaran
3.3.1.1 Analisis Beban Limbah
Beban limbah yang berasal dari darat melalui sungai dan kanal yang menuju perairan pantai Makassar diukur melalui perkalian debit sungai dan kanal
m
3
Q = V.A det dengan konsentrasi limbah mgL. Debit sungai Q diukur dengan
persamaan Gordon et al., 1992 yaitu :
Keterangan: V = Kecepatan aliran sungaikanal mdet
A = Luas penampang sungai atau kanal m
2
44 Beban limbah dihitung berdasarkan rumus berikut Mitsch dan Gosselink,1993:
BL = Q x C Keterangan:
BL = Beban limbah yang berasal dari satu sungai kanal gramdet Q = Debit sungaikanal m
3
C = Konsentrasi limbah mgL det
Konversi beban limbah ke tonbulan dikali dengan 10
-6
3.3.1.2. Analisis Kapasitas Asimilasi
x 3600 x 24 x 30
Pendugaan nilai kapasitas asimilasi ditentukan dengan cara memplotkan nilai-nilai kualitas air suatu perairan pada kurun waktu tertentu dengan beban
limbah yang dikandungnya ke dalam suatu grafik, yang selanjutnya direferensikan dengan nilai baku mutu air yang diperuntukkan bagi biota dan budidaya
berdasarkan Kep.Men KLH No. 51Men-KLH2004 dari titik potong yang diperoleh melalui grafik ini kemudian diketahui waktu tahun terjadinya dan
selanjutnya dilihat nilai beban limbahnya. Nilai beban limbah inilah yang dimaksud dengan nilai kapasitas asimilasi Dahuri, 1999. Metode ini adalah yang
paling sederhana dan mudah dilakukan. Kelemahan dari metode ini adalah hanya berdasarkan pada hubungan kualitas air dan beban limbahnya, tanpa
memperhatikan berbagai dinamika perairan yang ada.
Gambar 3. Grafik hubungan antara beban limbah dan kualitas air Dahuri, 1999
Baku mutu
Kapasitas asimilasi Beban limbah
Konsentrasi pencemar
45 Pencemaran pantai Kota Makassar secara matematis ditulis sebagai berikut :
y = f x
Secara maematis persamaan regresi linear dapat ditulis sebagai berikut : y = a + bx
Keterangan : x = Nilai parameter di sungaikanal y = Nilai parameter di muarapantai
a = nilai tengahrataan umum b = keofisien regresi untuk parameter di sungai dan kanal
Gambar 3. Grafik hubungan antara beban limbah dan kualitas air Dahuri, 1999 Asumsi :
1. Nilai Kapasitas asimilasi hanya berlaku di wilayah perairan yang ditetapkan dalam penelitian
2. Nilai hasil pengamatan baik di perairan pantai dan di muara sungai atau kanal diasumsikan telah mencerminkan dinamika yang ada diperairan tersebut.
3. Perhitungan beban limbah hanya berasal dari land based , Kegiatan di perairan atau di laut tidak diperhitungkan. Beban Limbah Konsentrasi Pencemar Baku
mutu Kapasitas asimilasi
3.3.1.3 Analisis Tingkat Pencemaran Indeks pencemaran
Tingkat pencemaran ditentukan menggunakan metode Indeks Pencemaran IP berdasar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003
Lampiran II. Pada penelitian ini yang digunakan hanya beberapa parameter lingkungan utama yaitu BOD, COD, DO, pH. Adapun persamaan yang
digunakan: IP
j
= f C
i
L
ij
Keterangan: IP
j
L = Indeks polusi bagi peruntukan air
ij
C = konsentrasi parameter untuk baku mutu peruntukan
i
Karena pengukuran dalam metode ini menggunakan berbagai parameter kualitas air, maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rata-rata dari keseluruhan C
= Konsentrasi parameter kualitas air
i
L
ij