125 Pada simulasi model pesismis konsentrasi beban limbah NO3 pada pesisir
kota Makassar memperlihatkan hasil yang relatif hampir sama dengan parameter lain. Loading beban NO
3
memperlihatkan besaran yang berbeda-beda. Kontribusi terbesar masih dari aliran beban limbah pada sungai Jenneberang
selanjutnya berturut-turut Kanal Panampu, Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal H Bau dan Kanal Benteng. Terdapat sedikit perbedaan besaran loading beban antara
Kanal Panampu dan Sungai Tallo, walaupun debit Sungai Jenneberang lebih tinggi tetapi memiliki konsentrasi limbah aliran yang lebih rendah dari Kanal
Panampu. Total beban limbah NO
3
yang berasal dari aliran sungai dan kanal adalah 227,82 tonbln pada awal simulasi menjadi 44.868,85 tonbln di akhir
periode
Gambar 37 Hasil simulasi beban limbah NO3 skenario pesimis Hasil simulasi beban limbah PO4 total pada skenario pesimis diperairan
pesisir Kota Makassar adalah 2.235 tonbln meningkat cukup tinggi bila dibandingkan dengan hasil pada skenario basis yang hanya 1.565 tonbln,
sementara pada akhir periode simulasi 10 tahun kedepan jumlah beban limbah PO
4
adalah 2.698.131 ton juga meningkat secara signifikan bila dibandingkan dengan beban limbah pada skenario basis 663.391 ton. Sama dengan konsentrasi
parameter limbah yang lain, PO
4
yang ada di perairan pesisir kota Makassar
126 disumbangkan oleh aliran sungai dan kanal. Aliran limbah PO
4
Variasi beban limbah pada airan beban karena tingkat konsentrasi parameter dan debit aliran yang berbeda-beda. Selain itu beban limbah pada
model pesismis sangat meningkat disebabkan karena peningkatan atribut pemicu sepeti tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat konsentrasi perkapita serta
penurunan kinerja IPAL tertinggi berasal
dari Sungai Jenneberang dan terendah oleh Kanal Haji Bau.
Gambar 38 Hasil simulasi beban limbah PO4 skenario pesimis
6.5.2 Status Keberlanjutan Perikanan dan Wisata Skenario Pesimis
Model pengelolaan pencemaran di perairan pesisir Kota Makassar adalah untuk melihat status keberlanjutan aktivitas perikanan dan wisata. Pada skenario
pesismis akan dicoba begaimana secara keseluruhan status keberlanjutan perikanan dan wisata diperairan pantai kota Makassar akibat perubahan atribut
yang ada dalam model. Seperti diketahui aktivitas perikanan dan wisata yang memungkinkan terdapat di perairan pantai Kota Makassar diukur berdasarkan
kesesuaian lahan dan daya dukung perairan. Sementara di lain sisi pencemaran beban limbah yang terdapat di perairan akan mempengaruhi daya dukung
perairan, sehingga keberlanjutan perikanan dan wisata akan terancam karena adanya pencemaran.
Beban limbah yang masuk ke perairan selain bergantung pada aliran dan konsentrasi pencemar, juga bergantung pada kemampuan perairan tersebut untuk
menampung beban limbah yang biasanya dinyatakan dengan kemampuan
127 asimilasi perairan. Bila beban limbah yang masuk belum melebihi kapasitas
asimilasinya maka perairan tersebut masih dapat mendukung aktivitas yang sesuai dengan peruntukkannya. Dalam simulasi model pesimis yang dibangun terdapat
perubahan pada berbagai parameter yang dijadikan acuan dengan kondisi aliran sungai dan kanal seperti penurunan kinerja IPAL dan peningkatan konsentrasi
pencemaran serta tingkat pertumbuhan penduduk. Hasil simulasi status keberlanjutan dengan parameter acuan beban limbah BOD
5
pada skenario pesimis, didapatkan hasil yang berbeda bila dibandingkan skenario basis
Gambar 39 Status keberlanjutan perikanan dan wisata berdasarkan beban limbah BOD
5
skenario pesimis Status perikanan dan wisata di daerah muara aliran sungai Jenneberang
dan Sungai Tallo walaupun pada awalnya masih memungkinkan tetapi pada akhir simulasi memperlihatkan hasil sebaliknya karena kemampuan asimilasi perairan
sudah berada di bawah besaran limbah yang masuk hal itu ditandai dari nilai keberlanjutan yang awalnya negatif berubah menjadi positif. Sementara status
keberlanjutan untuk aliran kanal semua bernilai negatif. Sementara itu status keberlanjutan di Kanal-kanal masih memungkinkan untuk dilanjutkan karena
memperlihatkan nilai negatif artinya beban limbah yang masuk masih dibawah kemampuan asimilasi.