33 makanan nutrien untuk tumbuhnya rumput laut, bebas dari pencemaran industri
dan rumah tangga, lokasi mudah dijangkau sehingga tidak memberatkan biaya transportasi, serta dekat dengan sumber tenaga kerja
.
Pembangunan perikanan dipengaruhi oleh kondisi geografis Kota Makassar yang merupakan wilayah daratan dan kepulauan sehingga peningkatan
potensi perikanan diarahkan pada pendayagunaan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan dengan sasaran meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya baik
rumput laut, keramba jaring apung maupun pengembangan budidaya ikan hias . Sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan salah satu kekayaan alam yang
harus dikelola dan didayagunakan sebagai piranti kekuatan ekonomi riil dan dapat dikembangkan sebagai lokomotif perekonomian bagi kemakmuran
masyarakat oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan bukan hanya berorientasi pada peningkatan produksi saja namun pengembangan
dan pengelolaan diharapkan dapat berlangsung secara berkesinambungan.
2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penyebab penurunan kualitas perairan pantai Losari diduga berasal dari tiga sumber yang dominan yaitu adanya pemusatan penduduk di kota, kegiatan
industri di sekitar kota makassar dan kegiatan pertanian di hulu sungai Jeneberang serta Sungai Tallo. Terpusatnya penduduk di kota menghasilkan limbah dalam
jumlah yang besar. Selanjutnya limbah tersebut masuk ke dalam perairan pantai Losari melalui run-off dan mengakibatkan pendangkalan pantai serta perubahan
beberapa parameter kaulitas air seperti kandungan DO, BOD, COD, peningkatan kandungan deterjen dan munculnya senyawa-senyawa beracun dan eutrofikasi.
Kegiatan industri yang ada di kota Makassar diduga ikut mempengaruhi penurunan kualitas perairan pantai Losari. Dalam banyak hal limbah industri
walaupun telah diproses di IPAL, namun kualitasnya masih jelek nilainya masih di atas ambang batas yang telah ditetapkan saat dibuang ke laut, sehingga masih
berpengaruh terhadap kualitas ekosistim perairan. Jenis bahan pencemar yang berasal dari industri adalah bahan organik yang degrdable dan non degradable
persisten menyebabkan perubahan DO, BOD, COD, TSS, dan eutrofikasi Samawi 2007. Selanjutnya dikatakan bahwa pencemaran terbesar yang masuk
ke pantai Makassar adalah bahan organik dan padatan tersuspensi yang
34 mengakibatkan terjadinya pencemaran pantai pada kategori ringan. Persepsi dan
partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian pencemaran perairan pantai Kota Makassar termasuk kategori tinggi. Kota Makassar mempunyai tiga tipologi
aliran beban limbah Analisis tentang keberlanjutan pengelolaan pesisir di Makassar
diungkapkan oleh Bohari 2010 bahwa Secara multidimensi, wilayah pesisir Kota Makassar untuk pengembangan kawasan pesisir termasuk dalam status
kurang berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan 41,09 . Status keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar pada setiap dimensi masing-masing
dimensi ekologi termasuk dalam status kurang berkelanjutan 47,13, Dimensi ekonomi cukup berkelanjutan 53,89, dimensi sosial-budaya kurang
berkelanjutan 34,82 , dimensi infrastruktur dan teknologi tidak berkelanjutan 13,28 dan dimensi hukum dan kelembagaan cukup berkelanjutan 50,74
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kimia air yang berperan pada kehidupan biota perairan. Penurunan okasigen terlarut dapat mengurangi
efisiensi pengambilan oksigen bagi biota perairan sehingga menurunkan kemampuannya untuk hidup normal. Menurut Lung 1993, kelarutan oksigen
minimum untuk mendukung kehidupan ikan adalah sekitar 4 ppm. Nilai oksigen terlarut di perairan pantai Losari adalah berkisar antara 4,48 - 8,3 ppm. Nilai
tersebut masih mendukung kehidupan biota perairan yaitu minimum 4, 0 ppm. Namun berdasarkan kriteria Miller dan Lygre 1994 yang didasarkan pada
kandungan oksigen terlarut, maka kondisi perairan pantai Losari sudah termasuk
kategori agak tercemar DO = 6,7 - 7,9 ppm sampai tercemar sedang DO = 4,5
- 6,6 ppm. Nilai DO suatu perairan mempunyai sifat yang terbalik dari indikator lainnya, nilai DO yang semakin tinggi mempunyai indikasi yang semakin baik
sementara semakin rendah maka semakin buruk kualitas perairan tersebut Kebutuhan oksigen kimiawi COD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Sama halnya dengan BOD, COD juga digunakan menduga jumlah bahan organik yang dapat
dioksidasi secara kimia. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai COD perairan Pantai Losari sudah cukup tinggi yaitu berkisar antara 32 – 82 ppm. Mutu air yang
baik untuk standar kualitas air limbah adalah 40 ppm Allaert, 1984. Sedang nilai
35 COD yang paling tinggi untuk kehidupan biota perairan adalah sekitar 10 ppm,
dan untuk kebutuhan mandi dan renang lebih kecil dari 30 ppm Hasil penelitian Samawi 2007 dan Bohari 2009, memperlihatkan hasil ternyata perairan pantai
Losari telah terkontaminasi oleh logam berat antara lain besi Fe, timbal Pb dan tembaga Cu. Kandungan logam besi yang terukur adalah berkisar antara 0,00513
– 0,0324 ppm , timbal Pb sekitar 0,008 – 0,780 ppm dan tembaga Cu berkisar antara 0,027 – 0,039 ppm. Kehadiran jenis logam ini akan mengancam kehidupan
biota perairan karena logam tersebut selain mempunyai sifat peracunan kronis juga bersifat akut
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan di sekitar pantai kota Makassar yang berlokasi di daerah muara sungai Jenneberang dan Sungai Tallo
dan Kepmen LH No 51 tahon 2004 memperlihatkan variasi hasil pada tabel 3
Tabel 3. Nilai Beberapa parameter kualitas air di Muara Sungai Tallo dan Jenneberang
No Parameter
Kualitas Air Unit
Nilai Baku Mutu
Air Laut I
Fisik 1
TSS ppm
54 – 397 80
2 Suhu
oC 30 – 32
Alami II
Kimia 1
DO ppm
3,80 – 5,10 5
2 BOD5
ppm 2,30 – 2,70
20 3
COD ppm
98,0 – 156,0 80
4 pH
- 7,75 – 8,14
6 – 9 5
Besi Fe ppm
0,00513 – 0,0324 -
6 Timbal Pb
ppm 0,008 – 0,780
0,008 7
Tembaga Cu ppm
0,027 – 0,039 0,008
Sumber : = Samawi, 2009 = Bohari, 2010
BOD adalah jumlah oksigen yang digunakan untuk mendegrdasi bahan organik secara biokimia, sehingga juga dapat diartikan sebagai ukuran bahan yang
dapat dioksidasimelalui proses biokimia. Jadi semakin inggi kandungan BOD semikin tercemar perairan tersebut. Oleh karena itu, tujuan pemeriksaan BOD
adalah untuk menentukan pencemaran air akibat limbah domestik atau limbah industri. Hasil penelitian Mispar 2001, menunjukkan nilai BOD di perairan
36 pantai Losari berkisar antara 1,8 - 8,64 ppm. Menurut Miller dan Lygre 1994,
jika nilai BODdi atas dari 5,0 ppm maka perairan tersebut tergolong tercemar, sedang Mahida 1984 menganjurkan kadar BOD yang aman adalah tidak lebih
dari 4 ppm. Dengan demikian, berdasarkan nilai BOD , perairan pantai Losari termasuk ke dalam kategori tercemar ringan - sedang.
Kualitas perairan pantai dapat diindikasikan juga dari jumlah dan kelimpahan organism makroozoobenthos. Hasil penelitian Samawi 2007,
menunjukkan bahwa jumlah kelas benthos yangditemukan di muara Sungai Tallo lebih rendah yaitu sebanyak 8 delapan kelas sedang di muara sungai Jeneberang
sebanyak 6 kelas. Namun kelimpahan organisme benthos di muara sungai Jenneberang lebih tinggi 16 - 64 individum2 dibanding muara Sungai Tallo 16
- 48 individum2. Hal ini menandakan bahwa stabilitas ekosistim muara sungai Tallo relatif lebih baik dari pada muara Sungai Jenneberang, sehingga
memungkinkan beragam individu khususnya makrozoobenthos dapat hidup dan beradaptasi di lingkungan tersebut, hal ini dilihat dari indikator organisme benthos
pada tabel 4. Tabel 4. Jenis dan kelimpahan makrozoobenthos yang ditemukan di muara Sungai
Tallo dan Sungai Jeneberang No
Jenis Kelas Benthos Muara Sungai
Tallo Muara Sungai
Jenneberang 1
Pholas dactylus 16
- 2
Botitium reticulatum 32
32 3
Mya arenaria 32
32 4
Montacuta ferruginosa 32
- 5
Anadara sp 48
64 6
Apseudes latrelei 32
- 7
Calapppa granulata 48
- 8
Eunice harastii 32
- 9
Centium vulagatum -
64 10
Astarta boraelis -
16 11
Tellina distorta -
16 Sumber : Samawi, 2007
37 Salah satu indikator yang dijadikan acuan kualitas lingkungan suatu
perairan adalah kandungan padatan tersuspensi. Kandungan total padatan tersuspensi TSS yang terukur di perairan pantai Losari sudah sangat tinggi yaitu
sekitar 104 - 456 ppm yang dibawa oleh aliran Sungai Tallo dan Jenneberang Mispar, 2001. Perairan yang mempunyai nilai kandungan padatan tersuspensi
sebesar 300 - 400 ppm mutu perairan tersebut tergolong buruk Allert, 1984. Berdasarkan kandungan TSS, perairan pantai Losari termasuk kategori tinggi
karena kandungan padatan tersuspensinya jauh di atas ambang batas yang diinginkan yaitu 23 ppm Monoarfa, 2002