Pemanfaatan Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

37 Salah satu indikator yang dijadikan acuan kualitas lingkungan suatu perairan adalah kandungan padatan tersuspensi. Kandungan total padatan tersuspensi TSS yang terukur di perairan pantai Losari sudah sangat tinggi yaitu sekitar 104 - 456 ppm yang dibawa oleh aliran Sungai Tallo dan Jenneberang Mispar, 2001. Perairan yang mempunyai nilai kandungan padatan tersuspensi sebesar 300 - 400 ppm mutu perairan tersebut tergolong buruk Allert, 1984. Berdasarkan kandungan TSS, perairan pantai Losari termasuk kategori tinggi karena kandungan padatan tersuspensinya jauh di atas ambang batas yang diinginkan yaitu 23 ppm Monoarfa, 2002

3. METODE PENELITIAN

3.1 . Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pantai Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan mulai bulan Juni sampai Oktober 2010. Lokasi dipilih secara purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa: a. Pantai kota Makassar memiliki tingkat pemanfaatan yang telatif tinggi dan bersifat multi dimensi untuk berbagai tujuan pembangunan seperti kegiatan reklamasi untuk pemukiman dan bisnis, perikanan, pelayaran, wisata dan lainnya. b. Terdapat dinamika pencemaran perairan pantai kota akibat dari aliran limbah dan kanal yang berasal dari berbagai kegiatan yang ada di sepanjang pantai kota dan sumbangan limbah yang berasal dari berbagai aktivitas daratan TAMALANREA BIRINGKANAYA TAMALATE TALLO MARISO WAIO UJUNGTANAH UJUNGPANDANG P. Barrang Lompo P. Lae-lae P. Kodingareng Lompo P. Barrang Caddi P. Samalona P. Lae-lae Caddi P. Bonetambung P. Kodingareng Keke U T B S Kesesuaian Permukiman Laut Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai Batas Kecamatan Jalan Sungai Pantai Batas 4 nM Batas 12 nM 2 2 Km 5 °1 2 5° 12 5 °8 5° 8 5 °4 5° 4 119°16 119°16 119°20 119°20 119°24 119°24 119°28 119°28 119°32 119°32 Ket : 1. S Jenneberang 2. Muara Sungai Jenneberang 3.Kawasan Tanjung Bunga 4.Pantai Losasilaguna 5. Kawasan pelabuhan 6. Potere 7. Sungai Tallo 8. Muara Sungai Tallo Gambar 2 Peta lokasi penelitian model pengelolaan pencemaran untuk keberlanjutan Perikanan dan Wisata Pantai Makassar 1 1 2 3 4 5 6 7 8 40

3.1.1. Batasan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak antara 119024’17’38” bujur timur dan 508’6’9” lintang selatan yang berbatasan Kabupaten Pangkep di sebelah utara, Kabupaten Maros disebelah timur, Kabupaten Gowa di sebelah selatan dan Selat Makassar di sebelah barat. Batas wilayah penelitian meliputi DAS Jeneberang dan DAS Tallo utamanya daerah yang berada dihulu yang terkait dengan laut Batas studi ini ditentukan 4 mil dari garis pantai hal ini terkait dengan ruang penyebaran limbah diperairan pantai Kota Makassar yang dibawa oleh aliran Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo serta kanal-kanal kota yang kesemuanya bermuara di pantai Kota Makassar, adapun batas wilayah darat berkaitan pada wilayah pesisir yang masih dipengaruhi oleh aktivitas laut

3.2 Metodologi Pengumpulan Data

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan pertimbangan kondisi wilayah penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dan metode survei. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi data kerat lintang cross section dan data deret waktu time series. Dasar pertimbangan penggunaan kedua jenis data adalah beberapa variabel dengan tingkat keragaman tinggi hanya terdapat pada satu jenis data, sehingga kedua jenis data dikumpulkan dan digunakan secara bersamaan saling melengkapi dan berdasarkan pencapaian tujuan dan target penelitian

3.2.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap kualitas perairan. Tahap pertama dilakukan dengan menentukan stasiun pengamatan dan pengukuran. Stasiun pengukuran direncanakan terdiri dari 8 statasiun pada gambar 2, yakni 1 Sungai Jenneberang 2Muara sungai Jenneberang 3 daerah wisata Tanjung Bunga 4 Daerah losari laguna 5 kawasan pelabuhan 6 kawasan Potere 7 Sungai Tallo 8 muara Sungai Tallo Penentuan stasiun dan penetapan parameter yang diukur didasarkan terutama pada : - Jenis limbah yang terbawa oleh aliran sungai atau kanal effluent yang menjadi bahan pencemar