Pencemaran dan nilai Kompensasi Skenario Optimis

146 No . Dimensi Aspek kebijakan Kebijakan Program Maksud dan Tujuan kebijakan Institusi Lembaga Pelaksana 4 Instalasi pengolahan air Limbah IPAL - Pengadaan IPAL - Pembiayaan IPAL secara maksimal - Operasionalisa si IPAL secara maksimal - Pengadaan IPAL sebaiknya ditempatkan pada semua aliran limbah yang mengalir dan bermuara di pantai Kota Makassar - Pembiayaan IPAL dapat diterapkan dengan melakukan pungutan insentif bagi penduduk atau pencemar berdasarkan tingkat pencemaran yang ditumbulkan agar selain ringan untuk pembiayaan juga menimbulkan rasa adil - Operasionalisasi IPAL sebaiknya dilakukan maksimal agar limbah yang ada dapat diatasi secara maksimal sehingga daya dukung lingkungan tetap terpelihara dengan baik - Pemda -Pemda -Pemda 5 Pendapatan perikanan dan wisata - Peningkatan pendapatan melalui wisata - Penciptaan iklim wisata yang kundusif - Alokasi konservasi - Menciptakan berbagai peluang bagi masyarakat untuk memperoleh pendapatan melalui wisata antara penjualan cindera mata khas daerah dan menjadi guide atau pemandu wisata - membuat program visit Makassar, mengikuti dan membuat even wisata yang manarik wisatawan baik domestik maupun manca Negara - Peningkatan alokasi penerimaan daerah yag berasal dari wisata untuk konservasi lingkungan - Pemda, Disbudpar, DKP - Pemda, Disbudpar, DKP - Pemda, Disbudpar, DKP 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR 5.1 Beban Pencemaran Perairan Pantai Kota Makassar Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisikomponen lainnya. Pencemaran air atau polusi air mempunyai pemahaman yang berbeda beda antara satu dengan lainnya mengingat begitu banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang- undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen- komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dalam PP No. 201990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya ” Pasal 1, angka 2. Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 tga aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat Setiawan, 2001. . Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelakupenyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. 76 Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar tingkat kualitas air belum sampai batas dan tingkat cemar kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas Adanya berbagai aktivitas di pantai Kota Makassar saat ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan terumbu karang dan perubahan morfologi pantai. Penelitian mengenai pencemaran pantai Kota di juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya yang dilakukan di Teluk Jakarta dimana ditemukan perbedaan tingkat pencemaran berbeda dan yang menetukan perbedaan tersebut adalah industri Rochyatun dan Rozak, 2007. Berdasarkan hasil penelitian Monoarfa 2002, penyebab menurunnya kualitas perairan Kota Makassar diduga berasal dari tiga sumber yang dominan yaitu adanya pemusatan penduduk di Kota, kegiatan industri di sekitar Kota Makassar dan kegiatan pertanian di hulu sungai Jeneberang serta sungai Tallo. Terpusatnya penduduk kota menghasilkan limbah yang cukup besar, baik limbah padat maupun limbah cair. limbah tersebut masuk ke Wilayah perairan pantai Makassar dan mengakibatkan pendangkalan pantai serta perubahan parameter kualitas air seperti kandungan DO, nilai BOD, nilai COD dan munculnya senyawa-senyawa beracun dan eutrofikasi. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sumber pencemar yang terjadi di pantai Kota Makassar bersumber pada aktivitas penduduk, industri, wisata dan perhotelan. Sumber-sumber pencemaran tersebut masuk melalui aliran sungai Tallo dan Jenneberang serta beberapa kanal yang ada seperti Kanal Panampu, Benteng, H Bau dan Jongaya. Bahan-bahan pencemar yang berasal dari aktivitas rumah tangga berupa air buangan rumah tangga serta padatan berupa sampah yang langsung dibuang ke sungai dan laut. Hal ini juga terjadi pada limbah bahan pencemar yang berasal dari aktivitas industri, wisata dan perhotelan dapat berupa limbah organik maupun anorganik. Perhitungan beban pencemaran ditujukan untuk mengetahui sumber pencemaran, jenis bahan pencemar dan besarnya beban pencemaran yang masuk ke dalam perairan pantai Kota Makassar. Namun sumber pencemaran tidak dibedakan apakah berasal dari non-point source atau point source. Sumber