COD Chemical Oxygen Demand

97 menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik dan tingkat kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya pengguna lain dalam waktu bersamaan. Konsep daya dukung ini dikembangkan terutama untuk mencegah kerusakan atau degradasi dari suatu sumberdaya alam dan lingkungan sehingga kelestarian, keberadaan, dan fungsinya dapat tetap terwujud dan pada saat yang bersamaan, masyarakat atau pengguna sumberdaya tersebut akan tetap berada dalam kondisi sejahtera dan atau tidak dirugikan Intergenerational Welfare. Konsep dan penghitungan terhadap daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan juga awalnyadigunakan untuk mempelajari pertumbuhan populasi dalam suatu unit ekologis ekosistem. Sebagai contoh dari beberapa penilaian yang umum dilakukan terhadap penghitungan daya dukung ini adalah : 1 penghitungan terhadap ecological capacity atau daya dukung ekologis yaitu jumlah individu yang yang dapat didukung oleh sutau habitat dan; 2 penghitungan terhadap grazing capacity yaitu jumlah individu biota dalam keadaan sehat dan kuat yang dapat didukung oleh ketersediaan pakannya dalam suatu areal tertentu Kota Makassar mengalami perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Salah satu kawasan yang mengalami pertumbuhan pembangunan yang pesat adalah kawasan pnatai Kota Makassar. Pembangunan dan pemanfaatan di kawasan Pantai Kota Makassar tentunya harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang ada sehingga manfaat yg diperoleh bukan hanya merupakan keuntungan sesaat tetapi kelestariannya akan tetap terjaga. Menurut Nurfarida 2009 berdasarkan pertimbangan manfaat dan biaya lingkungan, kesesuaian lahan, aspek keindahan, kenyamanan, dan daya dukung, kawasan menurut pantai Kota Makassar memiliki potensi dikembangkan sebagai waterfront city dengan prioritas utama pengembangan sebagai kawasan rekreasi. Rekomendasi pengembangan dan pengelolaan dilakukan dengan strategi the responsible city atau kota berwawasan bijak 98

5.5.1 Daya Dukung Budidaya KJA

Keberhasilan dari usaha budidaya keramba jarang apung sangat ditentuk oleh lingkungan ekologis tempat budidaya itu dilakukan. Ukuran lingkungan ekologis yang tepat bagi organism yang dibudidayakan bergantung dari daya dukung lingkungan tersebut. Selanjutnya Turner 1988 menyebutkan bahwa daya dukung merupakan populasi organisme akuatik yang ditunjang oleh suatu kawasanareal atau volume perairan yang ditentukan tanpa mengalami penurunan mutu destorasi. Sementara, Kechington dan Hudson 1984 mendefinisikan daya dukung sebagai kuantitas maksimum ikan yang dapat didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu yang panjang Berdasarkan pada hasil analisis pemetaan luasan area yang sesuai untuk peuntukkan budidaya KJA adalah 490, 39 ha sementara yang sangat sesuai 120,5 ha. Besarnya kapasitas lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dengan KJA adalah luas unit budidaya yang digunakan secara umum di perairan Indonesia Sunyoto, 2000, yaitu dengan luas 12 x 12 m 2 = 144 m2 = 0,00014 km 2 ., sementara itu luasan unit KJA dengan ukuran karamba 3x3x3 m 3 Lokasi perairan tempat kegiatan budidaya dalam keramba jaring apung terdapat di beberapa lokasi seperti pulau Barrang Lompo, Barrang Caddi, dan Bone Tambung. Pada lokasi tersebut KJA yang dibuat oleh masyaralat nelayan . Mengacu pada formulasi dari Yulianda 2007 maka daya dukung lahan untuk KJA 8,796 ha, sementara jumlah unit KJA yang dapat di dukung adalah 3.258 unit Secara umum kegiatan budidaya KJA di kawasan pesisir pantai Kota Makassar belum berkembang secara baik, hal terindikasi dari jumlah kegiatan budidaya dalam karamba jarang apung yang relatif masih sedikit jumlahnya. Selain itu kegiatan budidaya KJA yang dilakukan bukan merupakan murni kegiatan budidaya, tetapi hanya berupa kegiatan penangkaran sementara atau pembesaran. Hasil tangkapan nelayan berupa ikan-ikan karang dalam ukuran yang kecil dimasukkan ke dalam keramba untuk dibesarkan sampai pada ukuran ekonomis yang dapat dijual dengan harga yang menguntungkan. Selain menungggu sampai ukuran yang ideal untuk dijual, pembesaran pada KJA juga berguna untuk mengumpulkan sampai pada jumlah yang diinginkan. 99 terletak pada daerah yang mempunyai kedalaman yang cukup yakni 5 m, hal ini di dukung oleh kondisi topografi pantai pada lokasi-lokasi tersebut banyak titik lokasi yang mempunyai kedalaman yang sesuai. Selain daripada itu lokasi tempat kegiatan budidaya pembesaran pada KJA mempunyai jarak yang relatif dekat dengan daratan utama Kota Makassar sehingga mudah untuk dipasarkan. Karakteristik lain yang ditemui adalah bahwa pelaku dari usaha KJA adalah para ponggawa atau juragan yang mendiami pulau-pulau tersebut. Jenis-jenis ikan yang dibesarkan dalam keramba jarring apung umumnya adalah dari jenis ikan karang seperti kerapu dan juga dari jenis ikan hias. Berbagai jenis Ikan Kerapu sering ditangkap oleh nelayan sebelum dibudidayakan atau dibesarkan dalam keramba. Nelayan setempat biasanya menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk menangkap kerapu diantaranya pancing kedo kedo, bubu, racun bahkan dengan menggunakan bom. Dari 43 jenis ikan karang yang ditemukan di Sulawesi Selatan, kerapu bebek atau tikus Cromoliptis altivelis , kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus, kerapu lumpur E. tauvina, kerapu sunu Plectropomus leopardus dan ikan Napoleon Cheilinus undulatus memiliki nilai ekonomi yang tergolong sangat tinggi BPPT 2002. Selanjutnya Kasnir et al. 2004, bahwa ada tiga alasan ikan kerapu di perioritaskan sebagai komoditas unggulan yakni 1 kerapu hidup merupakan peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, 2 pertumbuhan bisnis ikan kerapu secara keseluruhan dapat membawa dampak peningkatan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dari kegiatan perikanan, 3 modernisasi penangkapan ikan kerapu akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya terumbu karang.

5.5.2 Daya Dukung Budidaya Rumput Laut

Daya dukung budidaya rumput laut dihitung berdasarkan luasan area yang sesuai bagi kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, diperoleh luasan lahan yang mendukung untuk kegiatan budidaya rumput laut adalah adalah 1108,5 ha. Dengan menggunakan metode budidaya sistem long line dengan ukuran 40 x 60 m dan kapasitas lahan yang memungkinkan 50 dari kapasitas lahan, maka diperoleh 231 unit pada kawasan seluas 554,25 ha. Dengan