IPAL, Daya Dukung dan Keuntungan Ekonomi Skenario Optimis
76
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar tingkat kualitas air belum sampai batas
dan tingkat cemar kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas Adanya berbagai aktivitas di pantai Kota Makassar saat ini menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan terumbu karang dan perubahan morfologi pantai. Penelitian mengenai
pencemaran pantai Kota di juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya yang dilakukan di Teluk Jakarta dimana ditemukan perbedaan tingkat
pencemaran berbeda dan yang menetukan perbedaan tersebut adalah industri Rochyatun dan Rozak, 2007. Berdasarkan hasil penelitian Monoarfa 2002,
penyebab menurunnya kualitas perairan Kota Makassar diduga berasal dari tiga sumber yang dominan yaitu adanya pemusatan penduduk di Kota, kegiatan
industri di sekitar Kota Makassar dan kegiatan pertanian di hulu sungai Jeneberang serta sungai Tallo. Terpusatnya penduduk kota menghasilkan limbah
yang cukup besar, baik limbah padat maupun limbah cair. limbah tersebut masuk ke Wilayah perairan pantai Makassar dan mengakibatkan pendangkalan pantai
serta perubahan parameter kualitas air seperti kandungan DO, nilai BOD, nilai COD dan munculnya senyawa-senyawa beracun dan eutrofikasi.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sumber pencemar yang terjadi di pantai Kota Makassar bersumber pada aktivitas penduduk, industri,
wisata dan perhotelan. Sumber-sumber pencemaran tersebut masuk melalui aliran sungai Tallo dan Jenneberang serta beberapa kanal yang ada seperti Kanal
Panampu, Benteng, H Bau dan Jongaya. Bahan-bahan pencemar yang berasal dari aktivitas rumah tangga berupa air buangan rumah tangga serta padatan berupa
sampah yang langsung dibuang ke sungai dan laut. Hal ini juga terjadi pada limbah bahan pencemar yang berasal dari aktivitas industri, wisata dan perhotelan
dapat berupa limbah organik maupun anorganik. Perhitungan beban pencemaran ditujukan untuk mengetahui sumber
pencemaran, jenis bahan pencemar dan besarnya beban pencemaran yang masuk ke dalam perairan pantai Kota Makassar. Namun sumber pencemaran tidak
dibedakan apakah berasal dari non-point source atau point source. Sumber
77
pencemaran yang dimaksud adalah berasal dari aliran beban pencemara Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo serta kanal yang masuk ke perairan pantai Kota
Makassar. Perhitungan beban pencemaran berupa limbah organik BOD
5
dan COD dan hara nitrat dan fosfat diperoleh dari perkalian bulanan debit sungai
m
3
Stasiun bulan dengan konsentrasi parameter di sungai yang telah diukur. Perhitungan
Beban Pencemaran Pantai yang berasal dari Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo dapat dilihat pada Tabel 12 .
Tabel 12. Beban pencemaran bulanan dari sungai dan kanal di pantai Kota Makassar
Konsentrasi Beban Limbah tonbln BOD
COD
5
NO PO
3 4
S Jenneberang 18.127,93
95.971,39 159,95
1.199,64 S Tallo
7.037,15 23.122,07
20,11 281,49
K Panampu 253,72
15.629,22 30,75
38,26 K Benteng
9,29 379,52
1,61 1,68
KHaji Bau 13,30
482,58 2,22
1,38 K Jongaya
155,03 10.593,62
13,18 42,83
Total 25.596,42
146.178,40 227,82
1.565,28 Sumber : Hasil olahan Data Primer dan Sekunder 2010
Beban limbah yang bermuara di pantai kota Makassar berasal dari berbagai sumber. Sumbangan terbesar dari limbah yang ada berasal dari aliran
masuk Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo, kemudian berbagai kanal yang ada yakni kanal Panampu, Jongaya, H Bau dan Benteng. Perbedaan loading beban
limbah yang terjadi umumnya kerena pebedaan debit aliran.
Gambar 7 komposisi beban limbah BOD
5
dan COD berdasarkan aliran sungai dan Kanal
78
Komposisi aliran beban limbah BOD pada total beban limbah terlihat bahwa, beban limbah pada aliran sungai Jennebarang memberikan kontribusi
terbesar dengan 70,82, kemudian Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal Panampu, Kanal Haji Bau serta Kanal Benteng dengan nilai kontribusi berturut-
turut 72,45, 0,99, 0,61, 0,05 serta 0,04. Adapun komposisi beban limbah COD adalah Sungai Jenneberang terbanyak dengan 65,7, kemudian
berturut adalah Sungai Tallo 15,8, Kanal Panampu 10,7, Kanal Jongaya 7,2, serta Kanal Haji Bau dan dan Kanal Benteng 0,3.
Gambar 8 komposisi beban limbah NO
3
dan PO
4
Total beban limbah NO berdasarkan aliran sungai dan
kanal
3
yang bermuara di kawasan pesisir Kota makassar adalah 227.82 tonbln, dengan komposisi penyumbang terbesar dari aliran beban
pada Sungai Jenneberang sebesar 70, kemudian Kanal panampu dengan kontribusi 13, sungai Tallo 9, Kanal Jongaya 6, serta Kanal Benteng dan
Haji Bau masing-masing 1. Ada sedikit perbedaan dalam kontribusi beban limbah untuk parameter NO
3
, walaupun dengan debit aliran yang sedikit lebih kecil Kanal Panampu menyumbang beban limbah yang lebih besar dibandingkan
dengan Sungai Tallo. Hasil perhitungan beban limbah PO
4
di perairan pesisisr Kota Makassar adalah 1.565,28 tonbln. Penyumbang beban limbah terbesar
adalah sungai Jenneberang, Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal Panampu, kanal Benteng serta Kanal Haji Bau dengan masing-masing nilai beban adalah 76,6,
18,0, 2, 7, 2,4 serta 1. Nilai PO
4
pada Sungai Jenneberang ralatif sangat tinggi dibandingkan dengan prosentase sumbangan limbah untuk parameter
lainnya.