Sub Model Beban Limbah PO Sub model Ekonomi dan Daya Dukung
117 tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan perairan yang berakibat
terganggunya keseimbangan ekologisnya Dalam simulasi model yang dibangun terdapat berbagai parameter yang
dijadikan acuan dengan kondisi aliran sungai dan kanal. Hasil simulasi status keberlanjutan dengan parameter acuan beban limbah BOD
5
, didapatkan hasil yang bervariasi. Status perikanan dan wisata di daerah muara aliran sungai
Jenneberang dan Sungai Tallo serta Kanal-kanal masih memungkinkan untuk dilanjutkan karena memperlihatkan nilai negatif artinya beban limbah yang masuk
masih dibawah kemampuan asimilasi.
Gambar 30 Status keberlanjutan perikanan dan wisata berdasarkan beban limbah COD skenario basis
Hasil simulasi status keberlanjutan perikanan dan wisata untuk parameter COD mempelihatkan bahwa kegiatan perikanan dan wisata masih dapat
dimungkinkan dilakukan kecuali perairan disekitar muara Sungai Jenneberang . Hal ini terindikasi dari nilai negatif yang diperoleh untuk semua aliran sungai dan
kanal, walaupun dengan nilai yang beragam sementara nilai keberlanjutan di muara sungai Jenneberang walaupun pada awalnya memungkinkan karena
nilainya negative, tetapi untuk periode simulasi akhir memperlihatkan hasil nilai positif
118 Hasil simulasi status keberlanjutan perikanan dan wisata untuk parameter
NO
3
juga mempelihatkan bahwa kegiatan perikanan dan wisata masih dapat dimungkinkan dilakukan kecuali perairan disekitar muara Sungai Jenneberang.
Hal ini terindikasi dari nilai negatif yang diperoleh untuk semua aliran sungai dan kanal, walaupun dengan nilai yang beragam. Adapun untuk aliran pada sungai
Jenneberang memperlihatkan status tidak berlanjut karena sejak awal simulasi nilainya positif yang artinnya aliran beban limbah NO
3
yang masuk terlalu tinggi dibandingkan kemampuan asimilasi perairan tersebut
Gambar 31 Status keberlanjutan perikanan dan wisata berdasarkan beban limbah NO
3
Hasil simulasi model basis untuk mengukur status keberlanjutan perikanan dan wisata di perairan pesisir Makassar berdasarkan aliran limbah PO4
memperlihatkan hasil yang bervariasi. Untuk aliran sungai Jenneberang dan Tallo memperlihatkan hasil positif artinya aktivitas perikanan disekitar muara sungai
tidak dapat dilakukan karena beban limbah terlalu tinggi, sementara untuk aliran kanal masih dapat dimungkinkan. Hal ini karena selain jumlah debit yang lebih
besar dari masing-masing sungai juga karena nilai konsentrasi parameter pada aliran juga besar
skenario basis