Pengambilan Contoh Makanan KLB Keracunan Pangan Petugas Pengambil Contoh Makanan

29 30.000-50.000 jiwa. Berdasarkan hasil penelitian, 96 puskesmas pernah menangani KLB keracunan pangan dan hanya 4 puskesmas yang tidak pernah menangani KLB keracunan pangan di wilayah kerjanya Tabel 7. Puskesmas yang tidak pernah menangani KLB keracunan pangan di wilayah kerjanya adalah Puskesmas Jasinga. Pada saat terjadi KLB keracunan pangan di Kecamatan Jasinga, bukan Puskesmas Jasinga yang menangani KLB keracunan pangan, tetapi ditangani oleh Puskesmas Curug yang berada di Desa Curug, Kecamatan Jasinga, karena lokasi kejadian berada di wilayah Desa Curug. Hasil ini menunjukkan bahwa puskesmas menangani KLB keracunan pangan di wilayah kerjanya. Tabel 7. Hasil puskesmas yang menangani KLB keracunan pangan di wilayah kerjanya Pernah menangani KLB keracunan pangan Jumlah Puskesmas n=23 Presentase Ya 22 96 Tidak 1 4 5.3.3 Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan Tim penyelidikan KLB keracunan pangan adalah suatu tim yang dibentuk pada tingkat kabupaten atau kota, provinsi, ataupun pusat untuk menyelidiki kasus-kasus terkait KLB keracunan pangan. Tim penyelidikan tingkat kabupaten atau kota terdiri dari: dinas kesehatan kabupaten atau kota, pusat kesehatan masyarakat puskesmas atau rumah sakit rujukan, laboratorium kesehatan daerah labkesda kabupaten atau kota dan pihak terkait lainnya. Dari data yang diperoleh, 83 puskesmas memiliki tim penyelidik dan penanggulangan KLB keracunan pangan dan 17 puskesmas yang tidak memiliki Tim penyelidik dan penanggulangan KLB keracunan pangan Tabel 8. Puskesmas tersebut adalah Puskesmas Puraseda, Puskesmas Cigudeg, Puskesmas Gunung Sindur, dan Puskesmas Curug. Hasil ini menunjukkan bahwa puskesmas di Kabupaten Bogor memiliki kesiapan dalam menangani KLB keracunan pangan jika dilihat dari adanya Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB keracunan pangan Lampiran 7. Tabel 8. Hasil puskesmas yang memiliki Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB keracunan pangan Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB keracunan pangan Jumlah Puskesmas n=23 Persentase Ada 19 83 Tidak Ada 4 17

5.3.4 Pengambilan Contoh Makanan KLB Keracunan Pangan

Pengambilan contoh makanan merupakan bagian pertama dan sangat menentukan dalam penelusuran deteksi penyebab keracunan, beberapa hal perlu diperhatikan agar contoh makanan yang diambil mendekati representatif karena umumnya contoh yang dikirim ke laboratorium merupakan contoh akhir yang siap untuk diuji, untuk mendapatkan contoh yang representatif diperlukan keterampilan investigasi dan sampling yang benar Tahir et al., 30 2002. Oleh karena itu, pengambilan contoh makanan harus dilakukan dengan baik dan benar agar contoh tidak rusak. Pengambilan contoh makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan dilakukan oleh Unit Pelayanan Kesehatan di tingkat propinsi atau kabupaten atau kota segera setelah mendapat laporan dari orang yang mengetahui adanya keracunan makanan. Salah satu Unit Pelayanan Kesehatan yang dimaksud adalah puskesmas. Berdasarkan hasil yang diperoleh, 87 puskesmas yang melakukan pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan dan 13 puskesmas yang tidak melakukan pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan Tabel 9. Puskesmas Puraseda, Puskesmas Jasinga, dan Puskesmas Cibinong tidak melakukan pengambilan contoh makanan saat terjadi KLB keracunan pangan di wilayah kerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa puskesmas di Kabupaten Bogor menjalankan salah satu tugas mereka yaitu mengambil contoh makanan KLB keracunan pangan untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus tersebut. Tabel 9. Hasil puskesmas yang melakukan pengambilan contoh makanan KLB keracunan pangan Melakukan pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan Jumlah Puskesmas n=23 Persentase Ya 20 87 Tidak 3 13

5.3.5 Petugas Pengambil Contoh Makanan

Petugas khusus pengambil contoh makanan KLB keracunan pangan sangat diperlukan saat terjadi KLB keracunan pangan. Keberadaan petugas khusus ini akan berpengaruh terhadap penanganan yang dilakukan saat mengambil contoh makanan tersebut. Sebaiknya petugas yang mengambil contoh makanan benar-benar mengerti dan paham bagaimana cara menangani contoh makanan dengan baik dan benar, dan mengetahui tata cara atau prosedur tetap pengambilan contoh makanan agar tidak rusak dan memberikan hasil uji laboratorium sesuai dengan harapan yang diinginkan. Sebagian besar 87 puskesmas memiliki petugas khusus yang bertugas sebagai pengambil contoh makanan KLB keracunan pangan, dan hanya 13 puskesmas yang tidak memiliki petugas khusus pengambil contoh makanan KLB keracunan pangan Tabel 10. Puskesmas yang tidak memiliki petugas khusus pengambil contoh makanan adalah Puskesmas Puraseda dan Puskesmas Cigombong. Petugas khusus yang dimaksud adalah petugas puskesmas yang diberi tanggung jawab khusus untuk mengambil contoh makanan saat terjadi KLB keracunan pangan. Jika puskesmas tidak memiliki petugas khusus, saat terjadi KLB keracunan pangan tidak ada petugas yang bertanggung jawab khusus mengambil contoh makanan tersebut, tetapi tugas itu menjadi tanggung jawab bersama. Apabila petugas dari bagian surveilan atau tata usaha yang sedang berada di puskesmas, maka mereka yang akan mengambil contoh makanan tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa keterbatasan tenaga kerja di puskesmas dapat mengakibatkan pembagian tugas yang cukup banyak kepada pekerja yang bersangkutan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada puskesmas agar memiliki petugas khusus pengambil contoh makanan KLB keracunan pangan. 31 Tabel 10. Hasil puskesmas yang memiliki petugas khusus Memiliki petugas khusus Jumlah Puskesmas n=23 Persentase Ya 20 87 Tidak 3 13 Ada enam bidang atau bagian kerja yang ditugaskan puskesmas dalam mengambil contoh makanan KLB keracunan pangan, yaitu Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit P2P dan Surveilan, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Gizi, Laboratorium, Sistem Informasi dan Kesehatan. Petugas khusus dari bidang P2P dan Surveilan 60.87 , bidang Penyehatan Lingkungan 56.52 , bidang Promosi Kesehatan 4.35 , bidang Gizi 4.35 , bidang Laboratorium 4.35 , bidang Sistem Informasi Kesehatan 4.35 . Petugas khusus di puskesmas terdiri dari satu atau lebih dari bidang yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, Puskesmas Leuwiliang, Puskesmas Bojong Gede, Puskesmas Rumpin, Puskesmas Tanjungsari, Puskesmas Jasinga dan Puskesmas Cimandala memiliki petugas khusus yang terdiri dari dua bidang kerja, yaitu bidang P2P dan Surveilan, dan bidang Penyehatan Lingkungan. Data di atas menunjukkan bahwa bidang atau bagian kerja yang banyak ditugaskan sebagai petugas khusus pengambil contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan adalah P2P dan Surveilan, dan Penyehatan Lingkungan Tabel 11. Tabel 11. Bidang atau bagian kerja petugas khusus Bidang Bagian Kerja Jumlah Puskesmas n=23 Persentase P2P Surveilan 14 60.87 Penyehatan Lingkungan 13 56.52 Promosi Kesehatan 1 4.35 Gizi 1 4.35 Laboratorium 1 4.35 Sist. Informasi Kesehatan 1 4.35

5.3.6 Pelatihan tentang Pengambilan Contoh Makanan