35
mengenai prosedur tetap yang telah dikeluarkan oleh BPOM tersebut belum sampai ke sebagian besar puskesmas yang ada di Kabupaten Bogor.
Tabel 16. Identifikasi jenis contoh makanan penyebab keracunan pangan Mengidentifikasi jenis contoh
makanan Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
Ya 19
82.61 Tidak
4 17.39
5.3.10 SOP tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Makanan
Tabel 17. menunjukkan bahwa sebanyak 52 puskesmas 12 puskesmas memiliki SOP dan 48 puskesmas 11 puskesmas yang tidak memiliki SOP mengenai tata cara
pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan. Pembuatan SOP yang akan diterapkan oleh puskesmas mengacu pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah, Badan POM RI, atau pihak lainnya. Salah satu acuan yang dapat digunakan oleh puskesmas adalah Prosedur Tetap Protap Pengambilan Contoh Makanan KLB Keracunan
Makanan yang dikeluarkan oleh BPOM tahun 2009. Sumber atau referensi lain yang digunakan puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan,
seperti yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Menkes Per IX 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas air, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
715 Menkes SK V 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga, UU No. 36209 tentang Kesehatan, dan Departemen Kesehatan tentang Kewaspadaan Dini Pemberantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Tabel 17. Jumlah puskesmas yang memiliki SOP cara pengambilan contoh makanan
Memiliki SOP Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
Ada 12
52 Tidak ada
11 48
5.3.11 Pengiriman Contoh Makanan ke Laboratorium Rujukan
Langkah terakhir pada prosedur tetap pengambilan contoh makanan KLB keracunan pangan adalah mengirim contoh makanan ke laboratorium rujukan untuk diuji. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa 78 puskesmas mengirim contoh makanan yang diambil ke laboratorium rujukan terdekat dan 22 puskesmas yang tidak mengirim contoh makanan ke
laboratorium rujukan Tabel 18. Alasan mereka tidak melakukan pengiriman contoh makanan ke laboratorium rujukan adalah contoh makanan tersebut sudah dikirim langsung
oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Tabel 18. Mengirim contoh makanan ke laboratorium untuk diuji
Mengirim contoh makanan ke laboratorium
Jumlah Puskesmas n=23
Persentase Ya
18 78
Tidak 5
22
36
Pada Lampiran 3 telah disebutkan bahwa laboratorium rujukan yang dapat digunakan adalah Laboratorium pengujian Balai Besar Balai Pengawas Obat dan Makanan,
Balai Laboratorium Kesehatan, Laboratorium Kesehatan Daerah, dan laboratorium lainnya yang terakreditasi. Pada Tabel 19 terlihat bahwa ada 2 laboratorium rujukan yang digunakan
puskesmas untuk menguji contoh makanan KLB keracunan pangan, yaitu Laboratorium Kesehatan Daerah Labkesda dan Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
BBTKL. Berdasarkan hasil data survei, 73.91 puskesmas mengirim contoh makanan yang diambil ke laboratorium kesehatan daerah Kabupaten Bogor, 4.35 puskesmas satu
puskesmas yang mengirim contoh makanan KLB keracunan pangan ke laboratorium BBTKL, puskesmas tersebut adalah Puskesmas Cilebut. Sebanyak 21.74 puskesmas tidak
mengirim langsung contoh makanan KLB keracunan pangan ke laboratorium rujukan, tetapi ada puskesmas yang contoh makanannya dibawa dan dikirim oleh pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor. Puskesmas yang tidak mengirim contoh makanan tersebut adalah Puskesmas Puraseda, Puskesmas Cileungsi, Puskesmas Tajur Halang, Puskesmas Jasinga,
dan Puskesmas Cibinong. Tabel 19. Data laboratorium rujukan yang digunakan
Laboratorium Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
Kesehatan Daerah 17
73.91 BBTKL
1 4.35
Tidak mengirim sampel 5
21.74
5.3.12 Durasi Waktu yang Dibutuhkan untuk Pengiriman Contoh Makanan