5
2.4 Fungsi BPOM RI
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan makanan. 2. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan.
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPOM. 4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah
di bidang pengawasan obat dan makanan. 5. Penyelenggara pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga.
2.5 Struktur Organisasi BPOM RI
BPOM RI ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden No.166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 173 tahun 2000. Pembentukan BPOM RI ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 02001SKKBPOM RI, tanggal 26 Februari tahun 2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan setelah mendapatkan persetujuan Menteri Negera
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 34M.PAN22001 tanggal 1 Februari 2001. Berikut ini
adalah struktur organisasi BPOM RI: 1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2. Sekretariat Utama. 3. Inspektorat.
4. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
NAPZA. 5. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen.
6. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. 7. Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.
8. Pusat Penyidikan Obat dan Makanan. 9. Pusat Riset Obat dan Makanan.
10. Pusat Informasi Obat dan Makanan. 11. Unit Pelaksana Teknis BPOM.
Struktur organisasi dalam bentuk skema dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.6 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
2.6.1 Tugas
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya bertugas untuk merumuskan kebijakan di bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya secara menyeluruh Total Food Safety and Hazardous Control. Pengawasan pangan atau bahan berbahaya yang dilakukan mulai dari bahan mentah hingga siap
dikonsumsi from farm to table.
6
2.6.2 Fungsi
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya memiliki fungsi dalam Kebijakan Peningkatan Keamanan Pangan, yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan BPOM RI dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan risk asessment, risk management, dan risk communication.
2. Meningkatkan networking antar lembaga secara tepadu dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan keamanan pangan baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Meningkatkan kesadaran produsen, khususnya industri rumah tangga akan pentingnya keamanan pangan bagi perlindungan konsumen dan peningkatan daya saing industri
pangan secara lokal, regional, maupun global. 4. Meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya keamanan pangan bagi kesehatan
masyarakat dan memberdayakan untuk ikut mengawasi keamanan pangan yang dikonsumsinya.
5. Meningkatkan tindakan secara hukum enforcement bagi mereka yang melanggar peraturan perundang-undangan pangan.
2.6.3 Tujuan