25
Tabel 6. Profil puskesmas N
o Nama Puskesmas
Jenis Puskesmas
No Nama Puskesmas
Jenis Puskesmas
1 Ciasmara
Jl. KH. Abd. Hamid Pamijahan
Non Perawatan
13 Tajur Halang
Jl. Cendrawasih No. 11 Non
Perawatan 2
Leuwiliang Jl. M. Nor No. 3
Leuwiliang Non
Perawatan 14
Jampang Jl. Ds. Tagal
Non Perawatan
3 Puraseda
Jl. M. Noh Nur Leuwiliang
Non Perawatan
15 Leuwinutug
Jl. Jolok Situ Citereup Non
Perawatan 4
Ciomas Jl. Raya Kretek No. 1
Ciomas Non
Perawatan 16
Cinagara Jl. Cinagara Simpang III
No. 42 Non
Perawatan 5
Cilebut Jl. Raya Cilebut Timur
Sukaraja Non
Perawatan 17
Cariu Jl. Brigjen Dharsono No.
13 Non
Perawatan 6
Bojong Gede Jl. Kp. Bambu Kuning
Non Perawatan
18 Tanjung Sari
Jl. H. Abd Halim No. 60 Perawatan
7 Tenjolaya
Jl. R. Abd Fatah Tenjolaya
Non Perawatan
19 Jasinga
Jl. Letnan Sayuti Perawatan
8 Rumpin
Jl. Praja Samlawi Perawatan
20 Cimandala
Jl. Raya Jakarta-Bogor Perawatan
9 Cigudeg
Jl. Raya Jasinga-Bogor Perawatan
21 Cibinong
Jl. Raya Bogor Km. 47.5 Non
Perawatan 10
Gunung Sindur Jl. Pemuda No. 37
Perawatan 22
Cibulan Jl. Raya Puncak Km. 81
Non Perawatan
11 Cileungsi
Jl. Camat Enjan No. 1 Non
Perawatan 23
Curug Koleang
Non Perawatan
12 Cigombong
Jl. Raya Cigombong No 650
Perawatan
5.2 Sumberdaya Manusia SDM di Puskesmas
Sumberdaya manusia di puskesmas merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi kapasitas dan kesiapan puskesmas dalam menangani KLB keracunan pangan. Sistem
ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai dengan program yang dikembangkan serta kemampuan dana, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan prioritas layanan kesehatan dan
pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan. Sesuai PP RI No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya
ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat penyuluh kesehatan, sanitarian, tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi, dan teknisi medis analis dan perawat gigi.
26
Jumlah SDM atau tenaga kerja di setiap puskesmas berbeda-beda. Hasil yang diperoleh pada survei ini menunjukkan bahwa sebagian besar puskesmas memiliki SDM sebanyak 20-30 orang. Hal
ini dapat dilihat Gambar 3 dari nilai persentasenya yang lebih besar yaitu 44 , sedangkan jumlah SDM antara 10-20 orang sebesar 30 dan jumlah SDM antara 30-40 orang hanya 26 . Data
tersebut menunjukkan bahwa jumlah SDM di puskesmas terbatas.
Gambar 3 . Persentase sebaran SDM puskesmas
Menurut Juster di dalam Depkes 1999, pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.
Selain itu, Pearlin dan Kohn di dalam Depkes 1999, menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan
mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk mempertahankan kondisi yang telah ada. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan untuk SDM yang akan bekerja di puskesmas karena
mereka memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, pada urutan pertama sebagian besar SDM yang
bekerja di puskesmas adalah lulusan diploma, kemudian sarjana S1, SLTA setara, bahkan masih ada petugas puskesmas yang hanya memiliki pendidikan di bawah SLTA setara. Namun, biasanya
petugas puskesmas yang memiliki pendidikan di bawah SLTA setara bertugas di bagian tata usaha, atau pembantu umum. Akan tetapi, ada juga petugas puskesmas yang memiliki pendidikan master
S2. Petugas puskesmas lulusan master S2 tersebut merupakan salah satu petugas di Puskesmas Cilebut yang menjabat sebagai kepala puskesmas. Puskesmas Cariu memiliki petugas lulusan diploma
terbanyak yaitu 24 orang, sedangkan Puskesmas Cinagara hanya memiliki petugas lulusan diploma sebanyak 5 orang. Puskesmas Gunung Sindur memiliki lulusan sarjana S1 terbanyak yaitu 8 orang
dan Puskesmas Ciasmara dan Cinagara memiliki petugas lulusan sarjana S1 hanya 1 orang. Dari data tidak terlihat adanya petugas puskesmas lulusan doktor S3. Namun, terlihat bahwa hampir di
setiap puskesmas memiliki petugas lulusan diploma yang lebih banyak dibandingkan lulusan lain. Hal ini dapat disebabkan oleh kebutuhan puskesmas sebagai pusat pelayanan masyarakat dalam bidang
kesehatan yang banyak membutuhkan bidan atau perawat dan mereka berkompetensi di bidang tersebut. Lebih lengkapnya, sebaran tingkat pendidikan SDM di puskesmas dapat dilihat pada Gambar
4.
30
44 26
10-20 orang 20-30 orang
30-40 orang
n = 23
27
Gambar 4. Jumlah SDM puskesmas berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Gambar 4. di atas memberikan informasi dimana petugas puskesmas dengan jenjang pendidikan yang tinggi S1 dan S2 masih tergolong sedikit disetiap puskesmasnya. Hal ini menjadi
perhatian khusus dimana KLB keracunan pangan membutuhkan tenaga ahli yang mampu menangani dan menganalisa KLB keracunan pangan di wilayah kerja masing-masing puskesmas. Hasil
penenilitan ini menunjukkan bahwa KLB keracunan pangan di Kabupaten Bogor masih membutuhkan tenaga-tenaga ahli dengan kemampuan pendidikan yang memadai untuk menangani dan
mengantisipasi KLB keracunan pangan. 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
UP F C
ias m
ar a
UP T
L eu
wili an
g
UP F Pu
ras ed
a
UP T
C io
m as
UP F C
il eb
u t
UP T
B o
jo n
g Ged
e
UP T
T en
jo lay
a
UP T
R u
m p
in
UP T
C ig
u d
eg
UP T
P u
sk es
m as
UP T
C ileu
n g
si
UP T
C ig
o m
b o
n g
UP T
T aju
r Hala
n g
UP T
J am
p an
g
UP F L
eu wi
lin u
tu g
UP T
C in
ag ar
a UP
T C
ar iu
UP T
T an
ju n
g sar
i
U P
T J
asin g
a
UP T
C im
an d
ala
UP F C
ib in
o n
g
U P
F Cib
u la
n
U P
F Cu
ru g
Master s2 Sarjana s1 atau D4
Diploma 123 SLTA Setara
SLTA setara
28
5.3 Isi Kuesioner Keterangan Mengenai Pengambilan Contoh Makanan