Waktu dan Tempat Magang Alat dan Bahan Metode Penelitian

21

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Magang

Kegiatan magang di BPOM RI, Jakarta berlangsung selama ± 4 bulan 14 Februari –14 Juni 2012. Akan tetapi, secara khusus, pengambilan data dilakukan di puskesmas yang berada di Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Juni 2012.

4.2 Alat dan Bahan

Pada penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data primer yang dibutuhkan saat melakukan wawancara terhadap responden sebagai bentuk pendekatan kepada target responden yang dituju. Kuesioner yg digunakan merupakan adaptasi dari kuesioner yang dibuat oleh BPOM RI yang berjudul “Kuesioner Laboratorium Pengujian Keamanan Pangan” tahun 2008.

4.3 Metode Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden yang dipandu dengan kuesioner. Sementara itu, data sekunder berupa data jumlah puskesmas yang pernah mengalami KLB keracunan pangan di Kabupaten Bogor yang diperoleh dari Dinas Kesehatan. Metode yang akan diterapkan sebagai usaha untuk menghasilkan data dan analisis yang tepat dalam penelitian mengenai kapasitas puskesmas dalam pengambilan contoh makanan KLB keracunan pangan di Kabupaten Bogor, antara lain terdiri dari empat tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan Jumlah Sampel

Banyaknya jumlah sampel ditentukan menggunakan teknik sampling bertujuan purposive sampling berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengenai KLB keracunan pangan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada tahun 2007-2011. Berdasarkan lokasi KLB keracunan pangan yang disebutkan pada Bab III, terpilih 23 puskesmas yang akan menjadi target. Nama-nama puskesmas terpilih beserta alamatnya dapat dilihat pada Tabel 5. 22 Tabel 5. Nama dan alamat puskesmas terpilih di Kabupaten Bogor No Nama Puskesmas Alamat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 UPF Ciasmara UPT Leuwiliang UPF Puraseda UPT Ciomas UPF Cilebut UPT Bojong Gede UPT Tenjolaya UPT Rumpin UPT Cigudeg UPT Gunung sindur UPT Cileungsi UPT Cigombong UPT Tajur Halang UPT Jampang UPF Leuwilinutug UPT Cinagara UPT Cariu UPT Tanjungsari UPT Jasinga UPT Cimandala UPF Cibinong UPF Cibulan UPF Curug Jl. KH. Abd. Hamid km.15 Jl. Moch. Noh Nur Jl. Moch. Noh Nur Jl. Raya Kreteg Jl. Raya Cilebut Timur Jl. Kp. Bambu kuning RT 04 RW 06 Jl. R. Abdul Fatah Jl. Praja Samlawi No.6 Jl. Raya Jasinga-Bogor Km.34 Jl. Pemuda No. 37 Gn Sindur Jl. Camat Enjan No I Jl. Raya Cigombong No 650 Jl. Cendrawasih No.11 RT 01RW 05 Ds. Tegal RT 05 RW 04 Jl. Jolok Setu Jl. Cinagara Simpang III No 42 Jl. Brigjen Dharsono No.13 Jl. H. Abdul Halim Jl. Letnan Sayuti Jl. Raya Jakarta Bogor Jl. Raya Bogor km 47,5 Jl. Raya Puncak km.81 Kp. Barangbang Desa Curug

2. Penyusunan Kuesiner

Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan dan pernyataan penjabaran dari tujuan penelitian yang diajukan kepada responden. Kuesioner digunakan sebagai panduan dalam melakukan wawancara, pengambilan data atau sebagai alat pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti sehingga mempermudah responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ada yang bersifat tertutup dan ada yang bersifat terbuka yang tidak terstruktur. Pertanyaan dalam kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengamati kesiapan puskesmas dalam menangani pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan yang meliputi sumberdaya manusia dan fasilitas yang berkaitan dengan pengambilan contoh makanan tersebut. Isi pertanyaan yang diajukan mengacu pada Peraturan Kepala BPOM RI tahun 2009 No. HK.00.06.1.54.2797 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Makanan, Pengujian Laboratorium dan Pelaporan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Pertanyaan pada kuesioner tersebut terdiri atas 3 bagian, yaitu: identitas puskesmas, data SDM puskesmas, dan keterangan mengenai pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan. Jumlah pertanyaan yang diajukan 23 sebanyak 26 pertanyaan, masing-masing empat pertanyaan pada bagian pertama, dua pertanyaan pada bagian kedua dan 20 pertanyaan pada bagian ketiga. Kuesioner ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pemilihan Responden

Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah petugas puskesmas yang bertugas menangani atau mengerti mengenai kasus KLB keracunan pangan seperti bagian surveilan, kesehatan lingkungan, atau kepala puskesmas. Setiap puskesmas diberi satu berkas kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara langsung.

4. Turun Lapang dan Penyebaran Kuesioner

Kegiatan turun lapang dilakukan dengan mendatangi langsung puskesmas terpilih untuk mengetahui keadaan puskesmas tersebut sekaligus menyebarkan kuesioner dan bertemu dengan respoden yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengisi kuesioner. Penyebaran kuesioner di puskesmas sesuai dengan teknik sampling bertujuan yang terpilih. Proses penyebaran kuesioner membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti letak puskesmas yang cukup jauh, kesibukan petugas puskesmas dalam mengerjakan tugasnya, keterbatasan jam kerja puskesmas, ketersediaan transportasi, dan lain-lain.

4.4 Pengolahan dan Analisis Data