39
Keterangan: Siap
= 80 – 100
Cukup Siap = 50
– 79 Belum Siap
=  50
Gambar 6. Pengaruh jenis puskesmas terhadap kesiapan puskesmas dalam pengambilan contoh
makanan KLB keracunan pangan
5.5 Pengaruh  Jumlah  SDM  Terhadap  Kesiapan  Puskesmas  dalam
Pengambilan Contoh Makanan KLB Keracunan Pangan
Pola ketenagaan kerja di puskesmas secara umum terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 orang perawat  gigi,  1  orang  dokter  gigi,  8  orang  perawat  kesehatan,  5  orang  bidan,  1  orang  tenaga  gizi,  1
orang  juru  imunisasi,  2  orang  pengemudi  atau  pekarya,  1  orang  tenaga  administrasi.  1  orang sanitarian,  2  orang  pekarya  kesehatan,  dan  2  orang  asisten  apoteker.  Jumlah  tenaga  kerja  tersebut
adalah  26  orang.  Data  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa  puskesmas  yang  memiliki  SDM  atau tenaga  kerja  sebanyak  20-30  orang  memiliki  tingkat  kesiapan  yang  lebih  tinggi  21.74
dibandingkan dengan puskesmas dengan jumlah SDM sebanyak 10-20 orang atau 30-40 orang Tabel 23  dan  Gambar  7.  Jadi,  jumlah  SDM  atau  tenaga  kerja  yang  efektif  di  puskesmas  adalah  sebanyak
20-30 orang dengan tingkat kesiapan dalam menangani KLB keracunan pangan lebih tinggi. Hasil di atas menunjukkan bahwa jumlah SDM yang sedikit 10-20 orang ataupun jumlah SDM yang banyak
30-40  orang  tidak  berpengaruh  terhadap  kesiapan  puskesmas  dalam  pengambilan  contoh  makanan KLB keracunan pangan. Data lengkap isi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 9.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Non Perawatan Perawatan
J um
la h
P usk
e sm
a s
Jenis Puskesmas
40
Tabel 23. Hasil kesiapan puskesmas berdasarkan jumlah SDM Nama Puskesmas
Jumlah SDM orang Kesiapan
UPF Ciasmara 10-20
80 UPF Puraseda
10-20 20
UPT Ciomas 10-20
80 UPT Tenjolaya
10-20 100
UPT Jampang 10-20
80 UPT Cinagara
10-20 60
UPT Cigombong 10-20
70 UPF Cibinong
20-30 70
UPF Cibulan 20-30
80 UPF Curug
20-30 60
UPT Cileungsi 20-30
70 UPT Tajur halang
20-30 70
UPT Rumpin 20-30
90 UPT Leuwinutug
20-30 70
UPT Gunung Sindur 20-30
80 UPT Leuwiliang
20-30 80
UPF Cilebut 20-30
80 UPT Cariu
30-40 100
UPT Tanjungsari 30-40
70 UPT Jasinga
30-40 30
UPT Cimandala 30-40
80 UPT Cigudeg
30-40 70
UPT Bojong gede 30-40
80 Keterangan:
Siap = 80
– 100 Cukup Siap
= 50 – 79
Belum Siap =  50
Gambar 7. Pengaruh jumlah SDM puskesmas terhadap kesiapan puskesmas dalam pengambilan
contoh makanan KLB keracunan pangan 1
2 3
4 5
6
10-20 orang 20-30 orang
30-40 orang
J um
la h
P us
k esm
a s
Jumlah SDM
41
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Kesiapan  puskesmas  dalam  menangani  KLB  keracunan  pangan  dapat  dilihat  dari  kapasitas puskesmas  tersebut,  baik  dari  segi  sumberdaya  manusia,  fasilitas,  dan  jenis  puksemas.    Berdasarkan
hasil  penelitian,  pengetahuan  petugas  puskesmas  tentang  definisi  KLB  keracunan  pangan  masih sangat  kurang.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil  yang  diperoleh  yaitu  hanya  dua  puskesmas  yang
mengetahui definisi KLB keracunan pangan secara lengkap seperti yang disebutkan dalam peraturan kepala  Badan  POM  tahun  2009.  Pelatihan  tentang  tata  cara  pengambilan  contoh  makanan  KLB
keracunan pangan merupakan salah satu pendukung yang dibutuhkan karena puskesmas yang pernah mendapat pelatihan hanya sebesar 22 . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 83  puskesmas
memiliki Tim penyelidik dan penanggulangan KLB keracunan pangan sehingga puskesmas memiliki kesiapan dalam menangani KLB keracunan pangan di Kabupaten Bogor. Dari data yang diperoleh, 44
puskesmas memiliki jumlah SDM atau tenaga kerja sebanyak 20-30 orang. Jumlah tersebut efektif dalam  menangani  KLB  keracunan  pangan.  Berdasarkan  hasil  penelitian  ini,  alat  dan  bahan  yang
banyak  digunakan  puskesmas  untuk  mengambil  contoh  makanan  KLB  keracunan  pangan  adalah sendok,  kantung  plastik,  label,  dan  es  batu.  Selain  itu,  kelengkapan  alat  dan  bahan  yang  dimiliki
puskesmas tidak mencapai 100 . Jumlah contoh makanan yang diambil sebanyak 200 gr dilakukan oleh 47.83  puskesmas. Identifikasi contoh makanan KLB keracunan pangan dilakukan oleh 82.61
puskesmas.  SOP  mengenai  tata  cara  pengambilan  contoh  makanan  penyebab  KLB  keracunan pangan  dimiliki  oleh  52    puskesmas.  Sebesar  78    puskesmas  mengirim  contoh  makanan  KLB
keracunan pangan ke laboratorium untuk diuji dan waktu yang dibutuhkan puskesmas untuk mengirim contoh makanan adalah 3 jam 30.43  puskesmas.
Jenis puskesmas memberikan pengaruh terhadap kesiapan puskesmas dalam menangani dan mengambil contoh makanan KLB keracunan pangan. Puskesmas non perawatan non inap memiliki
kesiapan  yang  lebih  tinggi  terhadap  pengambilan  contoh  makanan  KLB  keracunan  pangan dibandingkan  puskesmas  perawatan  inap.  Sebesar  39.13    puskesmas  non  perawatan  non  inap
yang  termasuk  kategori  siap,  diikuti  dengan  sebesar  26.09    puskesmas  yang  termasuk  kategori cukup  siap,  dan  4.35    puskesmas  yang  termasuk  kategori  belum  siap  dalam  menangani  KLB
keracunan  pangan.  Selain  itu,  13.04    puskesmas  perawatan  inap  yang  termasuk  kategori  siap, 13.04    puskesmas  yang  termasuk  kategori  cukup  siap,  dan  4.35    puskesmas  yang  termasuk
kategori  belum  siap.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh,  puskesmas  yang  menangani  pengambilan contoh  makanan  KLB  keracunan  pangan  yang  sesuai  dengan  prosedur  tetap  yang  dikeluarkan  oleh
BPOM  tahun  2009  adalah  0  .  Akan  tetapi,  jika  dilihat  dari  tiap  langkah  yang  dilakukan  oleh puskesmas  menunjukkan  bahwa  puskesmas  di  Kabupaten  Bogor  siap  dalam  menangani  dan
mengambil contoh makanan KLB keracunan pangan.
6.2
Saran
Perlu  diadakan  pelatihan  rutin  mengenai  tata  cara  pengambilan  contoh  makanan  KLB keracunan  pangan  kepada  Unit  Pelayanan  Kesehatan  khususnya  puskesmas  di  Kabupaten  Bogor.
Selain  itu,  publikasi  secara  luas  mengenai  prosedur  tetap  terbaru  yang  telah  dikeluarkan  oleh  Badan POM RI. Peran puskemas kepada masyarakat juga harus diperjelas dan diperluas.