6
2.6.2 Fungsi
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya memiliki fungsi dalam Kebijakan Peningkatan Keamanan Pangan, yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan BPOM RI dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan risk asessment, risk management, dan risk communication.
2. Meningkatkan networking antar lembaga secara tepadu dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan keamanan pangan baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Meningkatkan kesadaran produsen, khususnya industri rumah tangga akan pentingnya keamanan pangan bagi perlindungan konsumen dan peningkatan daya saing industri
pangan secara lokal, regional, maupun global. 4. Meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya keamanan pangan bagi kesehatan
masyarakat dan memberdayakan untuk ikut mengawasi keamanan pangan yang dikonsumsinya.
5. Meningkatkan tindakan secara hukum enforcement bagi mereka yang melanggar peraturan perundang-undangan pangan.
2.6.3 Tujuan
Dalam undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 3, tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah :
1. Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia.
2. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. 3. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga wajar dan terjangkau sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
2.6.4 Struktur Organisasi
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya dibantu oleh lima direktorat, yaitu:
1. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan. 2. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan.
3. Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 4. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.
5. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Pengawasan secara menyeluruh melibatkan faktor-faktor yang cukup kompleks.
Dari mulai diproduksi hingga mencapai konsumsi, bahan tersebut akan melewati mata rantai yang sulit untuk dilacak. Beberapa mata rantai tersebut adalah budidaya, pengolahan,
distribusi, pemasaran, dan konsumsi yang melibatkan pelaku-pelaku seperti produsen, distributor, pengecer, jasa boga, eksportir, importir, dan instansi-instansi terkait di luar
BPOM RI yang bertugas untuk mengawasi mata rantai produksi pangan, maka pengawasan pangan dan bahan berbahaya secara menyeluruh dilakukan dengan pendekatan terhadap
pelaku-pelaku tersebut.
7
Keamanan pangan dipengaruhi oleh setiap tahapan proses yang dilaluinya, sejak dari bahan mentah sampai ke produk jadi di tangan konsumen. Untuk memberikan jaminan
keamanan pangan maka perlu dilakukan cara-cara pengendalian pada setiap mata rantai proses penanganan dan pengolahan pangan, mulai dari lapangan sawah, kebun, kolam, serta
praktek-praktek pertanian yang baik, proses pengolahan, penggudangan dan penyimpanan, distribusi dan pemasaran, sampai kepada konsumsi oleh konsumen.
2.7 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan