36
Pada Lampiran 3 telah disebutkan bahwa laboratorium rujukan yang dapat digunakan adalah Laboratorium pengujian Balai Besar Balai Pengawas Obat dan Makanan,
Balai Laboratorium Kesehatan, Laboratorium Kesehatan Daerah, dan laboratorium lainnya yang terakreditasi. Pada Tabel 19 terlihat bahwa ada 2 laboratorium rujukan yang digunakan
puskesmas untuk menguji contoh makanan KLB keracunan pangan, yaitu Laboratorium Kesehatan Daerah Labkesda dan Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
BBTKL. Berdasarkan hasil data survei, 73.91 puskesmas mengirim contoh makanan yang diambil ke laboratorium kesehatan daerah Kabupaten Bogor, 4.35 puskesmas satu
puskesmas yang mengirim contoh makanan KLB keracunan pangan ke laboratorium BBTKL, puskesmas tersebut adalah Puskesmas Cilebut. Sebanyak 21.74 puskesmas tidak
mengirim langsung contoh makanan KLB keracunan pangan ke laboratorium rujukan, tetapi ada puskesmas yang contoh makanannya dibawa dan dikirim oleh pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor. Puskesmas yang tidak mengirim contoh makanan tersebut adalah Puskesmas Puraseda, Puskesmas Cileungsi, Puskesmas Tajur Halang, Puskesmas Jasinga,
dan Puskesmas Cibinong. Tabel 19. Data laboratorium rujukan yang digunakan
Laboratorium Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
Kesehatan Daerah 17
73.91 BBTKL
1 4.35
Tidak mengirim sampel 5
21.74
5.3.12 Durasi Waktu yang Dibutuhkan untuk Pengiriman Contoh Makanan
Contoh makanan KLB keracunan pangan yang telah disiapkan akan dikirim ke laboratorium rujukan. Proses tersebut membutuhkan waktu perjalanan dari puskesmas ke
laboratorium. Setiap puskesmas membutuhkan waktu yang berbeda-beda saat mengirim contoh makanan ke laboratorium Tabel 20. Lamanya waktu pengiriman contoh makanan
akan berpengaruh terhadap contoh makanan, apalagi jika uji yang diinginkan adalah uji mikrobiologi. Contoh makanan yang lama disimpan akan mengalami perubahan, contohnya
jumlah bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu tertentu. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil pengujian laboratorium. Semakin lama waktu pengiriman contoh
makanan ke laboratorium maka kondisi contoh makanan akan semakin berbeda dari keadaan awal.
Tabel 20. Data waktu yang dibutuhkan puskesmas untuk mengirimkan contoh makanan ke laboratorium
Waktu jam Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
3 2
8.70 3
7 30.43
6 5
21.74 12
1 4.35
24 3
13.04 Tidak mengirim sampel
5 21.74
37
5.3.13 Ketersediaan Lemari Pendingin Contoh Makanan
Salah satu fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh puskesmas adalah lemari pendingin khusus yang digunakan untuk menyimpan contoh makanan sebelum dikirim ke laboratorium
rujukan agar contoh makanan terjaga dan tidak terkontaminasi dengan bahan lain. Hal ini menjadi penting karena telah disebutkan dalam prosedur tetap pengambilan contoh makanan
KLB keracunan pangan Lampiran 3, contoh makanan yang telah diambil atau diamankan disimpan dalam lemari pendingin 4 ºC atau -18 ºC khusus makanan beku. Tetapi jika
memungkinkan, misalnya jika lokasi keracunan makanan berdekatan dengan laboratorium, kirim contoh langsung ke laboratorium.
Puskesmas yang memliki lemari pendingin khusus untuk menyimpan contoh makanan hanya sebanyak 35 , dan sisanya sebanyak 65 puskesmas tidak memiliki lemari
pendingin khusus untuk menyimpan contoh makanan Tabel 21. Lemari pendingin yang biasa digunakan puskesmas adalah lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan
vaksin. Tabel 21. Lemari pendingin khusus untuk menyimpan contoh makanan
Lemari pendingin khusus Jumlah Puskesmas
n=23 Persentase
Ada 8
35 Tidak ada
15 65
5.3.14 Prosedur Pengambilan Contoh Makanan