22 atau Laba Usaha sehingga hasil pengukuran rentabilitas merupakan tolok ukur
keuntungan yang diperoleh telah sesuai dengan harta dan modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja organisasi maupun kinerja usaha Gapoktan didasarkan
pada aspek-aspek
kemampuan kelompok
menurut SK
Mentan No.
41KptsOT.2101992 dalam Wahyuni 2003 yang indikator-indikatornya yaitu: 1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usahatani termasuk pasca panen dan analisis usahatani dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.
2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain. 3. Kemampuan memupuk modal dan manfaatnya secara rasional.
4. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara dengan KUD. 5. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerja
sama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok.
3.1.4. Partisipasi Anggota dan Manfaat Gapoktan
Pada dasarnya Gapoktan dibentuk atas dasar kepentingan yang sama antar sesama anggota dan mempunyai kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh
para anggotanya serta adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat Syahyuti 2007. Pembentukan Gapoktan ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan anggota dalam pengelolaan usaha ternaknya serta mempererat hubungan interaksi dan meningkatkan kerjasama antar anggota
Gapoktan. Gapoktan sebagai lembaga ekonomi pedesaan harus dapat memberikan
manfaat baik berupa manfaat ekonomi maupun manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Seperti halnya yang diungkapkan
Soesilo 2000, bahwa koperasi yang dalam kegiatan operasionalnya hampir sama dengan Gapoktan harus dapat berperan dan berfungsi sebagai wadah ekonomi
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Manfaat ekonomi yang dapat dirasakan anggota Gapoktan, yaitu
pengadaan dan penyediaan sarana produksi peternakan, jaminan harga beli susu, terjadinya peningkatan pendapatan, jaminan pemasaran hasil produksi peternakan
dan bantuan kredit. Sementara itu, dalam hal manfaat sosial yang dapat dirasakan
23 anggota Gapoktan berupa hubungan yang baik sesama anggota dan pengurus serta
peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota Gapoktan akan menentukan tingkat
partisipasinya terhadap Gapoktan. Partisipasi merupakan bentuk nyata anggota Gapoktan untuk ikut berperan
serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Gapoktan, baik kegiatan ekonomi maupun sosial. Menurut Hendar dan Kusnadi 2002 dalam Dartiana
2006, secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Istilah partisipasi
dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.
Partisipasi anggota Gapoktan dapat berupa partisipasi di bidang organisasi dan partisipasi di bidang usaha. Partisipasi anggota di bidang organisasi terlihat
dari 1 kehadiran; dan 2 keaktifannya dalam Rapat Anggota Tahunan RAT. Anggota berhak memberikan suaranya, menyatakan pendapat, saran dan kritik,
memilih dan dipilih sebagai pengurus. Partisipasi di bidang usaha dapat diwujudkan dengan memanfaatkan pelayanan yang diberikan Gapoktan sesuai
bidang usaha yang dikelola.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional