Partisipasi dan Manfaat Anggota Kelompok

14 organisasinya anggota Gapoktan dan koperasi lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas atau kemampuan anggota. Akan tetapi ada perbedaan pandangan yang terjadi di kalangan petani antara Gapoktan dan Koperasi dimana petani golongan ekonomi lemah masih banyak yang belum memahami arti koperasi bagi peningkatan kesejahteraan. Petani memandang bahwa koperasi adalah suatu organisasi ekonomi yang manfaatnya hanya menguntungkan bagi golongan masyarakat tertentu saja. Oleh karena itu, diperlukan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk memperkuat kinerja suatu kelompok sosial adalah melalui pendekatan sosial learning proses Uphoff, 1986 dalam Syahyuti 2007. Dalam pendekatan ini, seluruh anggota kelompok belajar bersama, mengalami bersama dan menyelesaikan segala persoalan secara bersama. Tidak hanya solusi yang baik tapi yang lebih penting adalah bagaimana prosesnya sehingga suatu solusi dapat dicapai.

2.3. Partisipasi dan Manfaat Anggota Kelompok

Semua anggota baik koperasi maupun Gapoktan di tuntut untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha maupun dalam pengelolaan organisasi, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota. Hal ini dilakukan karena dengan adanya pemahaman mengenai peran masing-masing anggota, terutama mereka yang bertindak sebagai perangkat organisasi maka diharapkan koperasi atau Gapoktan akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendirian. Tingkat partisipasi anggota koperasi dipengaruhi oleh karateristik anggota atau latar belakang pendidikan anggota seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia 2006 pada anggota Koperasi Produsen Tahu Tempe KOPTI Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Penelitian ini mengkaji pengaruh karakteristik anggota KOPTI terhadap tingkat partisipasi anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik anggota yang berpengaruh terhadap partisipasi yaitu, 1 persepsi mengenai perkembangan KOPTI; 2 tingkat pengelolaan KOPTI; dan 3 tingkat pendidikan anggota. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Negara 2008 bahwa tingkat pendidikan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan kelompok. Latar belakang pendidikan yang masih 15 rendah menyulitkan pengurus dalam menginformasikan yang berkaitan dengan kegiatan operasional kelompok. Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Yusuf 2006 bahwa tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi anggota untuk berpartisipasi baik pada aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan hasil kegiatan cenderung masuk dalam kategori sedang. Selain itu, masih rendahnya pengalaman anggota dalam usaha ternak dan hanya 16,7 persen saja anggota yang menjadi pengurus di kelompok Sinar Asih ikut mempengaruhi rendahnya partisipasi anggota. Tingkat partisipasi anggota di bidang organisasi yang diteliti oleh Dartiana 2005, di KPS Bogor menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dinilai tinggi untuk hadir dalam Rapat Anggota Tahunan RAT. Partisipasi keaktifan anggota terlihat dari seringnya memberikan saran dalam RAT. Selain itu, partisipasi anggota dalam memanfaatkan usaha KPS Bogor pun dinilai cukup tinggi. Hal ini dikarenakan anggota merasakan manfaat dalam jaminan pemasaran susu. Namun berbeda halnya dengan hasil penelitian Ginting 2003 yang menunjukkan bahwa partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha masih dirasakan kurang sedangkan di bidang permodalan menunjukkan partisipasi yang cukup baik. Dalam hal manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dan pengaruhnya terhadap partisipasi anggota, pada penelitian yang dilakukan Karo-Karo 2003, terlihat hasil yang berdampak positif antara manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota dibidang usaha dibandingkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dengan partisipasi anggota dibidang organisasi. Sama halnya dengan hasil penelitian Ginting 2003, mengenai keragaan koperasi kredit dan tingkat partisipasi anggota pada Koperasi Kredit Sejahtera. Hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa anggota merasakan manfaat ekonomi yang diberikan koperasi, sedangkan manfaat sosial ada beberapa yang dirasakan baik dan kurang baik oleh anggota. Manfaat sosial yang dirasakan baik oleh anggota yaitu mengenai hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan pengurus dan pihak manajemen, sedangkan manfaat sosial yang dirasakan kurang yaitu hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan sesama anggota dan mengenai penggunaan uang secara bijak. 16

2.4. Hubungan antara Manfaat dengan Partisipasi Anggota Kelompok