20 3. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman
kepada para petani yang memerlukan; 4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang dapat meningkatkan
nilai tambah; 5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual produk petani
kepada pedagang atau industri hilir.
3.1.3. Kinerja Gapoktan
Tika 2008, menyatakan bahwa kinerja adalah hasil pekerjaaankegiatan yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja antara lain, 1 hasil-hasil pekerjaankegiatan; 2 pencapaian
tujuantarget organisasi; dan 3 periode waktu tertentu. Dalam hal ini kinerja Gapoktan merupakan prestasi yang dicapai oleh Gapoktan dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan Gapoktan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja Gapoktan dapat diketahui melalui proses
pembandingan antara hasil yang diperoleh Gapoktan dengan standartarget yang telah ditetapkan dalam periode waktu tertentu. Melalui pengukuran tersebut, akan
terlihat gambaran kondisi Gapoktan dan perkembangannya. Menurut Dharma 2004, target atau standar yang telah ditentukan
kelompok berhubungan dengan sasaran dan kontribusi yang diharapkan bagi pencapaian target tersebut. Selanjutnya, Dharma 2004 juga menyatakan bahwa
sasaran atau target kelompok dapat dinyatakan dengan istilah-istilah seperti; a target yang dapat dikualifikasikan, misalkan peningkatan hasil penjualan produk;
b target yang harus diselesaikan secara memuaskan pada periode tertentu, seperti pemenuhan kebutuhan anggota kelompok; dan c target dan aspirasi kualitatif,
seperti kerjasama antar anggota kelompok. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa kinerja Gapoktan terbagi menjadi dua bagian yaitu kinerja organisasi dan kinerja
usaha. Kinerja organisasi merupakan kinerja Gapoktan dilihat dari unsur-unsur
organisasi yang dianalisis secara deskriptif mengenai perkembangan terhadap variabel-variabel organisasi Gapoktan, seperti struktur organisasi Gapoktan,
kredibilitas pengurus Gapoktan, rencana kerja Gapoktan dan pelaksanaan rapat
21 anggota serta pencapaian target Gapoktan. Kinerja usaha merupakan pengukuran
kinerja usaha Gapoktan secara kuantitatif. Variabel-variabel kinerja usaha Gapoktan yang dianalisis mencakup volume usaha atau dalam hal ini volume
produksi Gapoktan, rataan produksi susu Gapoktan, modal usaha Gapoktan dan laba usaha Gapoktan dengan menggunakan analisis rasio.
Analisis rasio merupakan metode analisis neraca keuangan atau laporan rugi laba untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut Munawir 2002. Adanya analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk
dapat menginterpretasikan kondisi atau kinerja usaha. Keuntungan dari analisis rasio adalah dapat menjelaskan atau memberikan gambaran baik atau buruknya
suatu usaha, mengidentifikasi bidang-bidang usaha yang perlu mendapat perhatian lebih dan berguna dalam membuat proyeksi dan perkiraan operasi.
Menurut Munawir 2002, analisis rasio dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuannya yaitu, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio
rentabilitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Gapoktan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan Gapoktan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang telah jatuh tempo dengan harta lancar yang dimilikinya tanpa mengganggu kegiatan operasional.
Untuk mengukur kemampuan Gapoktan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila Gapoktan tersebut dinyatakan gagal dalam memenuhi
kewajiban keuangannya menggunakan rasio solvabilitas. Gapoktan dikatakan solvabel apabila Gapoktan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti Gapoktan tersebut insolvabel.
Selanjutnya, Rasio rentabilitas digunakan untuk menunjukkan kemampuan Gapoktan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Besar kecilnya laba
menunjukkan kemampuan dan keterampilan manajemen Gapoktan dalam mengelola usaha. Kemampuan berkembang Gapoktan tercermin dari keuntungan
22 atau Laba Usaha sehingga hasil pengukuran rentabilitas merupakan tolok ukur
keuntungan yang diperoleh telah sesuai dengan harta dan modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja organisasi maupun kinerja usaha Gapoktan didasarkan
pada aspek-aspek
kemampuan kelompok
menurut SK
Mentan No.
41KptsOT.2101992 dalam Wahyuni 2003 yang indikator-indikatornya yaitu: 1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usahatani termasuk pasca panen dan analisis usahatani dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.
2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain. 3. Kemampuan memupuk modal dan manfaatnya secara rasional.
4. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara dengan KUD. 5. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerja
sama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok.
3.1.4. Partisipasi Anggota dan Manfaat Gapoktan