Analisis Rentabilitas Kinerja Usaha

71 dalam keadaan insolvabel . Hal ini terlihat dari semakin besarnya peranan modal luar dalam Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Besarnya peranan modal luar pada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, jika tidak diselesaikan secara tepat akan membuat posisi keuangan jangka panjang semakin tidak sehat sehingga mengurangi minat investasi pada Gapoktan.

7.2.3. Analisis Rentabilitas

Analisis Rentabilitas digunakan untuk mengukur keuntungan yang diperoleh Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dari hasil usahanya dalam hal ini adalah laba usaha yang diperoleh. Rasio ini bertujuan untuk menganalisis gambaran umum mengenai prestasi pengurus dalam mengelola usaha Gapoktan. Untuk itu digunakan 2 jenis rasio yaitu rasio Laba usaha terhadap total aktiva dan rasio Laba usaha terhadap modal sendiri. Hasil analisis perkembangan rentabilitas Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri secara rinci seperti pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Analisis Rentabilitas Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Jenis Rasio Tahun Rata-rata Rasio Rentabilitas 2009 2010 Laba UsahaTotal Aktiva 0,66 0,49 0,58 Standar 0,04 0,04 Laba UsahaTotal Modal Sendiri 1,72 1,29 1,51 Standar 0,15 0,15 Sumber : Laporan Keuangan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri 2009-2010, Data Diolah Berdasarkan Tabel 17, menunjukkan nilai rasio rata-rata Laba Usaha terhadap total aktiva pada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri berada diatas standar 0,04 yaitu 0,58. Kondisi ini bisa digambarkan oleh Laba Usaha Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri walaupun pada tahun 2010 yang mengalami penurunan. Rasio Laba Usaha terhadap total aktiva mengalami penurunan pada tahun 2010 0,49, walaupun nilai rasio nya diatas standar rasio tapi masih di bawah rasio dari tahun sebelum yaitu 0,66. Hal ini terjadi karena total Laba Usaha tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan total aktivanya mengalami kenaikan, sehingga nilai rasionya menjadi kecil. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan persediaan yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan penjualan susu segar, obat-obatan dan pakan ternak konsentrat secara 72 tunai. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri belum optimal dalam menggunakan total aktiva untuk membentuk Laba Usaha. Rasio laba usaha terhadap modal sendiri, Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri pada tahun 2010 sebesar 1,29 mengalami penurunan rasio dibandingkan tahun 2009 yaitu 1,72. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Gapoktan dalam memperoleh laba usaha atas modal sendiri yang ditanamkam semakin menurun. Penurunan ini terjadi karena modal sendiri Gapoktan digunakan untuk pengembangan usaha, akan tetapi laju peningkatan modal sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan laju laba usaha sehingga menyebabkan rentabilitas menurun. Berdasarkan perkembangan kedua rasio baik laba usaha terhadap total aktiva maupun modal sendiri dapat dikatakan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri belum optimal dalam kemampuan memperoleh laba usaha. Untuk meningkatkan rasio ini atau kemampuan Gapoktan, maka salah satu caranya Gapoktan harus dapat mengurangi biaya-biaya unit usaha karena selama ini komponen terbesar yang mengurangi perolehan laba adalah biaya usaha. 73 VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan