39 tempat strategis menjangkau kemitraan dengan suplier, Gapoktan dan mitra bisnis
serta membuka peluang bagi calon investor untuk menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dan berkesinambungan. Hubungan kemitraan yang
telah dilakukan oleh Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri adalah mengadakan kerjasama dengan pihak lembaga keuangan dalam hal ini Bank Mandiri.
Kerjasama antara Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dengan Bank Mandiri berupa penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E kepada para
peternak anggota Gapoktan. Adanya jaminan pemasaran hasil peternakan sapi perah berupa susu segar
raw milk
oleh pihak Industri Pengolahan Susu IPS dalam hal ini PT. Indolakto memberikan kemudahan pemberian kredit KKP-E kepada peternak anggota
Gapoktan. Pemberian kredit KKP-E ini dilakukan untuk meningkatkan populasi sapi perah Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri yang selanjutnya akan
meningkatkan produksi susu yang dihasilkan. Peningkatkan produksi susu yang dihasilkan akan mewujudkan misi Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, yaitu
menyediakan dan mengolah hasil bumi yang berupa produk hasil untuk pemenuhan kebutuhan industri peternakan.
5.2. Karakteristik Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
Karakteristik peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dapat mempengaruhi keberhasilan Gapoktan dalam menjalankan dan mengembangkan
usaha Gapoktan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejateraan anggota. Karakteristik peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
meliputi jenis kelamin, status usahatani, usia peternak, tingkat pendidikan dan pengalaman berusahatani.
Responden dalam hal ini adalah peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri sebanyak 40 orang peternak sapi perah. Adapun karakteristik
Responden Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri ditunjukkan pada Tabel 7.
Seluruh responden yang berjumlah 40 orang peternak sapi perah berjenis kelamin laki-laki. Responden anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
menganggap bahwa semua kegiatan usahatani yang dilakukan adalah sebagai pekerjaan utama. Sembilan puluh persen atau 36 peternak responden yang
40 beranggapan bahwa pekerjaan utamanya adalah sebagai peternak sapi perah.
Sementara itu, empat peternak atau 10 persen dari total responden menganggap kegiatan usahatani yang mereka lakukan merupakan pekerjaan sampingan.
Tabel 7.
Karakteristik Responden Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
Kriteria Jumlah Responden orang
Persentase Status Usaha Tani
Pekerjaan Utama 36
90 Pekerjaan Sampingan
4 10
Total 40
100 Golongan Umur
0-14 tahun 15-64 tahun
40 100
65 tahun
Total 40
100 Tingkat Pendidikan
Tamat SD 16
40,0 Tamat SMP
15 37,5
Tamat SMA 9
22,5
Total 40
100 Pengalaman Berusahatani
5 tahun 7
17,5 5-10 tahun
8 20,0
11-15 tahun 17
42,5 16-20 tahun
6 15,0
20 tahun 2
5,0
Total 40
100
Berdasarkan Tabel 7, responden menganggap bahwa menjalankan kegiatan usahatani peternakan sapi perah merupakan kegiatan yang
menguntungkan karena sebagian besar responden menggantungkan hidupnya pada usaha peternakan sapi perah. Sepuluh persen atau empat orang responden yang
menjadikan kegiatan usahatani sebagai pekerjaan sampingan mempunyai pekerjaan utama sebagai karyawan atau buruh pabrik dan pedagang atau
wiraswasta. Pembagian kelompok usia responden didasarkan atas usia responden yang
belum produktif, usia responden produktif dan usia responden tidak produktif. kelomppok usia responden belum produktif adalah usia peternak kurang dari 14
tahun, sedangkan kelompok usia responden produktif yaitu 15 sampai 64 tahun dan kelompok usia responden tidak produktif yaitu diatas 65 tahun.
41 Sebanyak 40 orang atau seluruh responden anggota Gapoktan Agropurna
Mitra Mandiri yang melakukan kegiatan usahatani sapi perah merupakan usia peternak produktif yaitu berada pada usia 15-64 tahun. Usia responden produktif
yang tertua adalah 60 tahun dan usia responden yang termuda adalah 17 tahun. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa responden anggota Gapoktan Agropurna
Mitra Mandiri adalah berasal dari kalangan peternak usia produktif. Tingkat pendidikan yang dimiliki responden diduga mempengaruhi
terhadap penerapan teknologi dan hal-hal baru atau informasi yang diperoleh. Jika responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka akan memudahkan
dalam hal penerapan teknologi dan informasi yang diterima untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahataninya. Selain itu, tingkat pendidikan yang
dimiliki peternak akan mempermudah peternak dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan usahataninya.
Tingkat pendidikan anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri sangat beragam mulai dari SD sampai dengan SMA 40 persen berpendidikan SD, 37,5
persen berpendidikan SMP dan 22,5 persen berpendidikan SMA. Responden yang paling banyak berdasarkan tingkat pendidikan adalah lulusan Sekolah Dasar,
yaitu sebanyak 16 orang atau 40 persen dari total responden. Responden Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri memiliki pengalaman
berusahatani yaitu 11 sampai 15 tahun sebanyak 17 orang atau 42,5 persen responden. Pengalaman usahatani responden yang paling lama yaitu selama 26
tahun. Sementara itu, responden yang pengalamannya kurang dari lima tahun sebanyak 7 orang atau 17,5 peren. Pengalaman usahatani yang dimiliki oleh
peternak menunjukkan seberapa lamanya peternak berperan aktif dalam usahatani ternak sapi perah. Semakin lama pengalaman usahatani peternak maka dapat
dikatakan bahwa peternak telah memahami teknik budidaya dalam hal ini budidaya ternak sapi perah dengan baik.
42
VI MANFAAT DAN PARTISIPASI ANGGOTA GAPOKTAN AGROPURNA MITRA MANDIRI
6.1. Manfaat Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri