Pengurus Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri

58 harga susu yang sesuai dengan kualitas yang dihasilkan anggota Gapoktan sehingga para peternak anggota Gapoktan tidak merasa dirugikan. Interaksi yang dilakukan pengurus Gapoktan dalam hal komunikasi dengan anggota Gapoktan dianggap telah ada upaya yang cukup baik dimana ini terlihat dari adanya manfaat sosial yang diperoleh anggota Gapoktan yaitu hubungan dan kerjasama yang baik antara pengurus dan anggota Gapoktan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Divisi Agroservice dalam struktur organisasi yang mempunyai tugas dan fungsi untuk mengelola dan memecahkan permasalahan yang terjadi pada anggota Gapoktan. Permasalahan yang sering terjadi adalah dalam hal teknik budidaya ternak sapi perah, pencegahan terjadinya penyakit pada hewan ternak dan pengelolaaan penggunaan pakan ternak. Sejalan dengan itu, Gapoktan dianggap telah cukup berupaya untuk meningkatkan kemampuan budidaya usaha ternak sapi perah anggotanya melalui penyuluhan atau pembinaan. Akan tetapi penyuluhan yang diadakan oleh pengurus Gapoktan baru dirasakan oleh sebagian anggota Gapoktan. Hal ini terjadi karena penyuluhan hanya diperuntukkan anggota Gapoktan yang memperoleh bantuan kredit sapi perah sehingga manfaat bantuan kredit sapi perah dan peningkatan pengetahuan tidak dirasakan sebagian anggota Gapoktan. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja Gapoktan dari sisi pengelolaan mengenai bantuan kredit sapi perah belum optimal.

7.1.2. Pengurus Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri

Perangkat organisasi Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri memerlukan pengurus Gapoktan yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawab yang telah disusun. Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri mempunyai 20 orang yang berperan menjadi pengurus Gapoktan. Pengurus Gapoktan merupakan peternak sapi perah sekaligus sebagai anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Pengurus dipilih langsung oleh ketua berdasarkan pertimbangan kemampuan dan pengetahuan pengurus dalam mengelola Gapoktan. Pengurus Gapoktan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan Gapoktan serta mengelola organisasi dan usaha Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Selama ini, Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri belum melakukan pelatihan-pelatihan 59 bagi pengurusnya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola organisasi Gapoktan. Oleh karena itu, pengurus Gapoktan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan Gapoktan cenderung terjadi kesalahpahaman komunikasi. Hal ini terjadi karena adanya beberapa pengurus yang memiliki jabatan ganda. Keterbatasan peternak anggota yang menjadi pengurus yang menyebabkan beberapa pengurus diharuskan memiliki jabatan ganda. Sebagian besar tingkat pendidikan pengurus Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri berkisar antara SMP sampai dengan Perguruan Tinggi 40 persen berpendidikan SMP, 25 persen berpendidikan SMA dan 35 persen berpendidikan Perguruan Tinggi. Rata-rata tingkat pendidikan pengurus Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri adalah SMP yaitu sebanyak 8 orang pengurus. Tingkat pendidikan yang dimiliki pengurus Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri menunjukkan bahwa pengurus Gapoktan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya. Selain itu, hal yang sangat diperhatikan dalam menjadi pengurus Gapoktan adalah rasa tanggungjawab dan rasa memiliki. .

7.1.3. Rapat Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri