68 rentabilitas. Analisis rasio ini didapatkan dari laporan keuangan Gapoktan berupa
neraca keuangan.
7.2.1. Analisis Likuiditas
Analisis likuiditas dilakukan dengan menggunaka rasio lancar dan rasio posisi kas. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan harta lancar yang dimilikinya. Hasil analisis rasio lancar secara lengkap disajikan pada Tabel
15.
Tabel 15.
Hasil Analisis Rasio Likuiditas Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
Jenis Rasio Tahun
Rata-rata Rasio likuiditas
2009 2010
Rasio Lancar 3,1
4,6 3,8
Standar 2,0
2,0 Rasio Posisi Kas
0,6 1,1
0,8 Standar
0,4 0,4
Sumber : Laporan Keuangan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri 2009-2010, data diolah
Berdasarkan Tabel 15, hasil perhitungan analisis rasio lancar rata-rata pada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri yaitu 3,8 dimana hasil rasio ini diatas standar
rasio lancar yaitu 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Setiap hutang Gapoktan sebesar Rp 1.000.000,- akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 3.100.000,-. Selain itu, Tabel 15 juga menunjukkan
bahwa pada tahun 2010 terjadi peningkatan rasio lancar yang sebelumnya 3,1 menjadi 4,6. Hal ini terjadi karena aktiva lancar pada tahun 2010 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hutang lancar yang mengalami penurunan. Penurunan hutang lancar yang terjadi pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri mengalami tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengakibatkan lebih
banyak aktiva lancar. Piutang dagang dan persediaan barang dalam komponen aktiva lancar memiliki proporsi yang tinggi dibandingkan dengan komponen
aktiva lancar lainnya yaitu Kas dan Bank.
69 Untuk kinerja rasio posisi kas rata-rata Gapoktan Agropurna Mitra
Mandiri memiliki rasio posisi kas diatas standar rasio posisi kas 0,4 yaitu 0,8. Kinerja rasio posisi kas pada tahun 2010 megalami peningkatan dari 0,6 menjadi
1,1 yang melampaui standar rasio posisi kas 0,4. Hal ini terjadi karena posisi kas dan Bank mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar
yang mengalami penurunan. Penurunan hutang lancar pada tahun 2010 dikarenakan telah lunasnya cicilan hutang kepada bank sebagian kendaraan
operasional Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Hasil analisis terhadap aktiva lancar Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri
yang mengelola usaha peternakan sapi perah menunjukkan bahwa Gapoktan dalam keadaan likuid tetapi memiliki persentase kas dan bank yang relatif kecil
dibandingkan proporsi piutang dagang dan persediaan barang. Padahal piutang dagang dan persediaan barang relatif kurang likuid jika dibandingkan dengan kas
dan bank yang dimiliki Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Piutang yang umumnya terjadi pada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri adalah piutang barang,
piutang kasbon peternak dan piutang susu eceran dan piutang IPS dengan anggapan masih bisa ditagih. Adapun persediaan barang yang terjadi meliputi
persediaan bahan baku konsentrat dan persediaan makanan ternak jadi serta obat- obatan dan susu segar.
7.2.2. Analisis Solvabilitas