57 dan sempit yang memudahkan akses mereka untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir
dan laut. Akses terhadap sumber daya alam darat sebagian besar terkonsetrasi di Pulau Seram sebagai salah pulau terbesar di Provinsi Maluku.
Terkonsentasinya pusat-pusat pemukiman di kawasan pesisir sangat berkaitan dengan kondisi lahan yang cukup datar yang selalu dimanfaatkan untuk kepentingan
pemukiman dan fasilitas publik lainnya. Keterkaitan Seram Bagian Barat dengan Ibukota Propinsi Maluku di Ambon diakses melalui darat dan laut, demikan juga
untuk mengakses wilayah lain di Maluku. Beberapa pusat utama yang berfungsi dalam melayani interaksi antar wilayah antara lain Taniwel, Piru dan Kairatu,
sedangkan Waesala merupakan pusat baru yang masih harus dikembangkan daya layannya untuk membina interaksi antar pusat internal wilayah Seram Bagian Barat
maupun desa-desa sekitar. Terbentuknya pusat baru seperti Waesala juga memberikan peluang bagi
terbukanya akses dan interaksi sebagian besar wilayah di Seram Bagian Barat dengan kawasan Huamual Belakang. Walaupun selama ini aksesnya cukup lemah, namun
orientasi wilayah ini ialah pada sub pusat di bagian Utara Pulau Ambon, terutama untuk mengakses ibukota provinsi.
4.3. Kondisi Fisik Pesisir dan Laut
ReliefMorfologi dan proses geomorfologi Pantai
Perairan Teluk Piru memiliki luas 1.554 km
2
Pada kawasan ekologis Kotania, topografi dataran ditemukan sepanjang pesisir Pelita Jaya – Kawa, Wael hingga Masika Jaya dan Alang Asaude yang
tersusun oleh batuan aluvium. Sedangkan kawasan lainnya memiliki topografi berbukit dan bergelombang dengan variasi lereng miring hingga terjal terutama pada
, kedudukannya relatif terbuka terhadap pengaruh angin Tenggara dan Barat Daya yang berkembang dalam musim
Timur sepanjang tahun. Wilayah Teluk Piru memiliki variasi relief topografi pesisir yang sangat bervarariasi. Topografi datar hingga landai umumnya ditemukan pada
kawasan Eti – Piru dan Waisarissa. Kawasan lainnya memiliki topografi berbukit hingga bergelombang dengan lereng miring hingga sangat miring ditemukan pada
kawasan Kaibobu dan sekitarnya yang tersusun oleh satuan kompleks Taunusa dan batuan Ultra Mafik.
58 kawasan pesisir yang satuan penyusunnya asal vulkanik dan denudasional pada
formasi kompleks Tehuru dan Kanikeh di Waisalah dan Alang Asaude, serta formasi Manusela di pulau pulau Buano.
Pada kawasan ekologis Seram Barat Utara Taniwel, topografi dataran ditemukan sepanjang pesisir yang tersusun oleh batuan aluvium. Topografi berbukit,
bergelombang dengan lereng sangat miring hingga sangat terjal ditemukan pada satuan-satuan perbukitan dan pegunungan yang tersusun oleh formasi Manusela dan
Kompleks Tehuru. Pada kawasan ekologis Huamual belakang ditemukan topografi perbukitan
dengan lereng majemuk. Topografi dataran umumnya ditemukan sepanjang pesisir pantai dengan area yang cukup sempit dengan jarak dari garis pantai hingga mencapai
elevasi 100 meter bervariasi dari 0,1 – 2,5 km. Elevasi tertinggi di pulau Kelang mencapai 657 m. Di pulau Manipa, topografi dataran pesisirnya lebih luas dari pesisir
pulau Kelang terutama pada bagian utara-barat laut dan bagian selatan timur pulau. Elevasi maksimum di pulau Manipa 554 m membentuk topografi berbukit dan
bergelombang dengan lereng miring hingga sangat terjal. Di bagian Barat Jazirah Huamual Seram bagian Barat, topografi topografi dataran pesisirnya sangat sempit
sepanjang tanjung Sial hingga Talaga Nipah. Di pulau Babi daerah dataran ditemukan hanya pada bagian sempit pada sisi timur pulau. BPS, Seram Bagian Barat, 2008
Iklim
Perairan Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki tipe iklim laut tropis dan iklim musim. Tipe iklim di beberapa lokasi ervariasi menurut lokasi. Misalnya
wilayah Teluk Piru memiliki tipe iklim B dengan nilai Q = 0,232 dan nilai indeks batas iklim R = 1,51. Ririrng, Honotetu dan Teluk Elpaputih memiliki tipe iklim A
dengan nilai Q masing-masing 0,065, 0.057 dan 0.048 dengan nilai R = 0.49, 0.43 dan 0.37. Nilai nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah bulan basah di kawasan
Seram Bagian Barat lebih sedikit dari jumlah bulan kering sehinga tergolong tipe iklim kering. Jumlah presipitasi rata-rata tahunan berkisar dari 2763 Teluk Piru –
3657 mm Teluk Elpaputih. Ada empat musim yang berpengaruh terhadap perairan yakni musim Barat Desember – Pebruari, musim Pancaroba 1 Maret – Mei, musim
Timur Juni – Agustus, dan musim Pancaroba 2 September – November. Setiap
59 musim memiliki karakteristik cuaca yang berbeda-beda yang ditunjukkan dengan
suhu udara, pola angin, curah hujan, dan faktor cuaca lainnya. Suhu udara rata-rata lima tahunan di wilayah ekologis Kabupaten Seram
Bagian Barat berdasarkan data meteorologi stasiun Kairatu, Amahai dan Namlea berkisar dari 20,2 – 33,2
o
C dengan rata-rata 26,2 – 26,3
o
C. Suhu rata-rata tahunan di wilayah Kairatu dan sekitarnya sedikit lebih rendah dari suhu tahunan di Amahai dan
Namlea. Jumlah curah hujan rata-rata tahunan berkisar dari 10,9 – 18,0 mm, penyinaran matahari 54-61 dan kelembaban udara relatif 84 – 87 . Pada stasiun
Namlea jumlah hari hujan rata-rata bulanan berkisar antara 9 – 12 hari, penyinaran matahari 59,3 – 78 dan kelembaban udara relatif 71 – 81 .
Kecepatan angin rata-rata tahunan berkisar dari 2,9 – 3,6 knot arah 120 – 135
o
dengan kecepatan terbesar 13,4 -19,0 knot Arah 135 – 180
o
. Pada stasiun Namlea tercatat kecepatan angin rata-rata tahunan berkisar dari 8,2 – 9,2 knot arah
110 -200
o
, kecepatan terbesar berkisar dari 23,8 – 38,1 knot dengan arah 167 – 369
o
Gelombang di seluruh perairan kabupaten Seram Bagian Barat merupakan gelombang angin variasi sea dan swell. Letak dan kedudukan tiap wilayah sangat
. Kecepatan angin maksimum biasanya terjadi pada musim Timur Juni – Agustus.
Sedangkan pada kawasan Kairatu dan sekitarnya, kecepatan angin rata-rata bulanan relatif stabil setiap bulannya dan cukup kecil sepanjang tahun. Berdasarkan klasifikasi
data Iklim menurut Oldeman 1980, maka pengelompokan wilayah curah hujan dalam bentuk zone Agroklimat maka sebagian wilayah Kabupaten Seram Bagian
Barat masuk katagori zone II.6 yakni Curah hujan Tahunan 2500-4000 mm, dan zone B2 7-9 BB, 2 BK. BPS, Seram Bagian Barat 2008
Pasang Surut
Tipe pasang surut perairan Seram Barat adalah pasang campuran mirip harian ganda the mixed prevaling semi-diurnal tide. Pasang surut terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dalam sehari, pasang pertama umumnya lebih besar dari pasang yang kedua dan juga berbeda waktu pasang tingginya. Kisaran maksimum pasang
surut di perairan ini umumnya berkisar dari 2 – 2,5 m.
Gelombang dan Arus Gelombang
60 berpengaruh terhadap arah rambatan serta kekuatan gelombang musim yang terjadi.
Pada musim Timur Juni – Agustus perairan Teluk Piru mendapat tekanan gelombang yang cukup signifikan mulai dari kawasan sekitar tanjung Sial hingga
Torung, Pesisir Kaibobu, dan sepanjang pesisir Waisarissa hingga tanjung Kamariang. Gelombang datang bervariasi dari 150 – 270° dengan sudut jangkauan gelombang
10 – 45°. Kedudukan perairan Teluk Piru relatif terbuka terhadap angin Tenggara-Barat
Daya yang digerakkan oleh Musim Timur, sehingga ketika kecepatan angin mencapai 10 knot akan menghasilkan tinggi gelombang 1 m dan tingkat kekasaran muka
laut mencapai skala Beaufort 4 – 5. Tipe gelombang pecah di perairan Teluk Piru pada empat lokasi pantai Piru, Loki, Pulau Babi, Kaibobu dan Waisarissa bervariasi
dari spilling – plunging dengan dominasi plunging. Tinggi gelombang berkisar dari 0,23 – 0,44 m rata-rata 0,25 – 0.31 m. Energi gelombang yang dihasilkan berkisar
dari 64 – 214 Joulem² dengan rata-rata 76 – 115 Joulem². Pada wilayah Ekologis Kotania, di perairan Alang Asaude, tinggi gelombang
pecah berkisar dari 0,27 – 0,44 m rata-rata 0,33 m dengan tipe plunging. Kecepatan arus sepanjang pantai berkisar dari 0,75 – 2,05 mdetik rata-rata 1,20 mdetik, dan
energi gelombang pecah berkisar dari 88,8 – 243 Joulem². Pada musim Timur, perairan peisisir Kotania - Masika Jaya sangat dinamik dimana terjadi perubahan
kondisi muka laut secara cepat dari skala Beaufort 1 – 4. Angin dari Tenggara 140° sebagai pemicu turbulensi perairan, menyebabkan resuspensi sedimen dasar laut
dangkal. Pada perairan Huamual Belakang, di Haya dan Waringin Kelang, gelombang
datang dari arah 230-240° Barat Daya, tinggi gelombang berkisar dari 0,2 – 0,51 mdetik dengan rata-rata 0,29 – 0,39 m. Kecepatan arus sepanjang pantai berkisar dari
0,69 – 4,47 mdetik dengan rata-rata 1,64 – 2,61 mdetik. Di perairan Selat Seram khususnya di Rumahkai tinggi gelombang pecah
berkisar dari 0,28 – 0,48 m rata-rata 0,36 m dengan tipe plunging. Energi gelombang pecah berkisar dari 97,14 – 287,75 Joulem² dan kecepatan arus sepanjang
pantai berkisar dari 1,54 – 6,13 mdetik rata-rata 2,79 mdetik. RTRW Seram Bagian Barat, 2006
61 Pada dasarnya “plunging” memiliki daya penghancur pantai sangat besar,
tetapi teridentifikasi bahwa pengaruh gelombang pecah terhadap pantai berpasir di pulau itu tidak cukup berarti selama musim barat. Kondisi pantai masih tetap baik,
walaupun ada zone-zone abrasi skala kecil yang dapat diamati. Di sepanjang pantai ada tanaman pelindung pantai dengan struktur akar yang kokoh mencegah laju
transportasi pasir dalam jumlah besar.
Arus
Perairan Teluk Piru kecamatan Seram Barat dipengaruhi oleh 2 tipe arus yaitu arus yang dibangkitkan pasang surut dan oleh angin permukaan laut, dengan
didominasi oleh arus pasang surut. Hasil pengukuran magnitude arus dengan menggunakan metode Lagrangian menunjukkan bahwa umumnya ketika air pasang,
arus permukaan bergerak masuk melalui inlet teluk menuju outlet dengan kecepatan bervariasi dari 0.1 – 0.38 mdet. Selama pasang, arus bergerak menyusuri sisi Barat
menuju bagian outlet dan ketika periode surut arus menyusuri sisi pantai bagian Timur sampai menuju inlet selanjutnya ke luar teluk. Kecepatan arus pada periode
surut bervariasi antara 0.18 – 0.25 mdet. Arus permukaan di selat antara Kaibobu dan pulau Babi bervariasi dari 0.28 mdet – 0,46 mdet dengan rata-rata 0,36 mdetik.
Di perairan kepulauan Latuani Alang Asaudi kecepatan arus permukaan pada periode air bergerak pasang berkisar dari 0,90 – 0.99 mdetik dengan rata-rata
0,98 mdetik. Arus tersebut melintasi selat sempit antara pulau Seram, Hofman dan pulau Air menuju Barat Daya Pulau Babi dan Kelang dengan kekuatan pusaran
terpusat pada perairan Alang Asaudi membentuk frontal arus. Lidah arus yang terbentuk memiliki batas yang sangat jelas dengan orientasi 210°. Lokasi-lokasi
pusaran arus juga ditemukan pada sisi timur Kepulauan Latuani terutama di perairan desa Tanunu. Secara ekologis lokasi-lokasi frontal arus ini sangat potensial sebagai
daerah konsentrasi ikan pelagis karena terjadi agregasi plankton dalam jumlah besar sepanjang lintasan front yang menjadi dasar rantai makanan ikan pelagis RTRW
Seram Bagian Barat, 2006.
Suhu dan Salinitas
Suhu perairan pada Wilayah Teluk Piru Kecamatan Seram Barat yang diukur pada enam lokasi berkisar dari 25,8 lokasi tanjung Lampira hingga 28,0
62 Waisarissa dengan rata-rata 27,3°C. Suhu pada kedalaman 25 – 60 m berkisar dari
27,3 - 24,3 °C. Suhu minimum ditemukan pada perairan Kaibobu di kedalaman 25 m dan suhu maksimum di perairan Eti pada kedalaman 25 m. Salinitas permukaan
berkisar dari 25 Teluk Piru-Dermaga Lama hingga 34,0 ppt tanjung Lampira dan Kairatu dengan rata-rata 31.2 ppt.
Oksigen
Oksigen terlarut DO sangat dibutuhkan untuk kehidupan organisme akuatik. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesa tanaman akuatik, dimana
jumlahnya tidak tetap karena tergantung dari jumlah tanamannya dan dari atmosfer atau melalui difusi udara yang masuk ke dalam air dengan jumlah yang terbatas.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer, sehingga variasi kadar oksigen terlarut secara harian dan musiman,
tergantung pada proses percampuran dan pergerakan massa air, aktifitas fotosintesa, respirasi organisme dan limbah effluent yang masuk ke badan air. DO perairan
Teluk Piru dan sekitarnya bervariasi antara 6.7 – 8.6. Nilai DO minimum 6.7 berada pada daerah Ani, Tanjung Lampira, dan Teluk Piru 1. Nilai DO maximum 6.7.
Nilai DO rata-rata pada Wilayah Ekologis Teluk Piru adalah 7.7. DO perairan Teluk Kotania dan sekitarnya bervariasi antara 7.4 – 9.3. Nilai DO minimum 7.4
berada pada perairan desa Alang Asaude. Nilai DO maximum 8.6 . Nilai DO rata-rata pada Wilayah Ekologis Teluk Kotania adalah 8.7. DO perairan Taniwel dan
sekitarnya bervariasi antara 7,9 – 9.4. Nilai DO minimum 7.9 berada pada perairan permukaan sekitar desa Hulung - Akasie. Nilai DO maximum 9.4 pada perairan
sekitar Muara Sapalewa. Nilai DO rata-rata pada Wilayah Perairan Taniwel adalah 8.6.
DO perairan Huamual Belakang dan sekitarnya antara 7.5 – 9.6. Nilai DO minimum 7.5 berada pada perairan sekitar Tanjung Lasua. Nilai DO maximum 9.6.
Nilai DO rata-rata pada Wilayah Huamual Belakang adalah 9.2. DO perairan Selat Seram dan sekitarnya bervariasi antara 8.5 – 9.6 . Nilai DO minimum 8.5. Nilai DO
maximum 9.6. Nilai DO rata-rata pada Wilayah Selat Seram adalah 8.6. Kandungan oksigen terlarut di lapisan permukaan perairan Teluk Piru berkisar
dari 7.8 – 8.1 mglrata-rata 7,61 ml 16,78. Nilai terendah ditemukan pada inlet
63 Teluk Piru dermaga lama, Ani 0 m, Tanjung Lampira 60 m dan tertinggi pada
perairan Kaibobo 60 m.
Unsur Hara Fosfat, Nitrat, Nitrit Posfat PO
4
Fosfor merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan algae, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan algae akuatik serta
sangat mempengaruhi tingkat produktifitas perairan. Di perairan, bentuk unsur fosfor berubah secara terus-menerus, akibat proses dekomposisi dan sintesis antara bentuk
organik dan bentuk anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Hasil pengukuran kadar Posfat di perairan Buru Selatan pada bulan Januari berkisar dari 0,09 – 0,109 mgl
rata-rata 0,09 mgl dengan variasi 6,25 . Nilai tertinggi ditemukan di perairan Teluk Leksula.
Konsentrasi PO
4
perairan Teluk Piru kecaaamatan Seram Barat dan sekitarnya berkisar antara 0.2 – 0.7 mgl. Nilai PO
4
minimum 0.2 mgl. Nilai PO
4
maximum 0.7 mgl. Nilai konsentarsi PO
4
rata-rata pada Wilayah Teluk Piru adalah 0.5 mgl. PO
4
perairan Teluk Kotania dan sekitarnya berkisar antara 0.1 – 0.7 mgl. Nilai PO
4
minimum adalah 0.1 mgl. Nilai PO
4
maximum adalah 0.7 mgl. Nilai PO
4
rata-rata
pada Wilayah Teluk Kotania kecamatan Seram Barat adalah 0.4 mgl.
Konsentrasi PO
4
perairan Taniwel dan sekitarnya berkisar antara 0.2 – 0.5 mgl. Nilai konsentrasi PO
4
minimum 0.2 mgl dan nilai maximum 0.5 mgl. Nilai konsentrasi PO
4
rata-rata pada Wilayah kecamatan Taniwel adalah 0.4 mgl. Konsentrasi PO
4
perairan Huamual Belakang dan sekitarnya berkisar antara 0.2 – 0.5 mgl. Nilai konsentrasi PO
4
minimum 0.2 mgl dan nilai maximum 0.5 mgl. Nilai konsentrasi PO
4
rata-rata pada Wilayah kecamatan Huamual Belakang 0.4 mgl. Kandungan PO
4
perairan Selat Seram pada wilayah kecamatan Kairatu dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.6 mgl. Nilai konsentarsi PO
4
minimum 0.0 mgl dan nilai maximum 0.6 mgl. Nilai konsentrasi PO
4
rata-rata pada Wilayah Ekologis Selat Seram adalah 0.4 mgl.
64
Kandungan Nitrat NO3 dan Nitrit NO2
Nitrat NO
3
dan Nitrit NO
2
selain Amonium NH
4
adalah sumber utama nitrogen di perairan. Namun, amonium lebih disukai oleh tumbuhan. Kadar NO
3
di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada kadar NH
4
. Kadar nitrat- nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mgl Lalli dan
Parsons, 1997.
NO
2
Nitrit
Konsentrasi NO
2
yang terdapat di perairan Teluk Piru dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
minimum 0.0 mgl dan nilai maximum 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
rata-rata pada Wilayah Ekologis Teluk Piru 0.0 mgl. NO
2
perairan Teluk Kotania dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
minimum 0.0 mgl dan nilai maximum 0.0 mgl. Nilai NO
2
rata- rata pada Wilayah Ekologis Teluk Kotania 0.0 mgl.
Konsentrasi NO
2
perairan Taniwel dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
minimum 0.0 mgl nilai NO
2
maximum 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
rata-rata pada Wilayah Ekologis perairan Taniwel 0.0 mgl. Konsentarsi NO
2
perairan Huamual Belakang dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
minimum 0.0 mgl dan nilai NO
2
maximum 0.0 mgl. Nilai konsentarsi NO
2
rata-rata pada Wilayah Kecamatan Huamual Belakang 0.0 mgl. Konsentrasi NO
2
perairan Selat Seram pada wilayah Kecamatan Kairatu dan sekitarnya berkisar antara 0.0 – 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
minimum 0.0 mgl. Dan nilai NO
2
maximum 0.0 mgl. Nilai konsentrasi NO
2
rata-rata pada Wilayah
Selat Seram adalah 0.0 mgl. NO
3
Nitrat
Konsentrasi NO
3
yang terdapat di perairan Teluk Piru dan sekitarnya berkisar antara 0.3 – 1.6 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
minimum 0.3 mgl dan nilai NO
3
maximum adalah 1.6 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
rata-rata pada Wilayah Teluk Piru adalah 1.3 mgl. NO
3
perairan Teluk Kotania dan sekitarnya berkisar antara 1.1 – 1.6 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
minimum 1.1 mgl dan nilai NO
3
maximum 1.6 mgl. Nilai NO
3
rata-rata pada Wilayah Teluk Kotania adalah 1.3 mgl.
65 Konsentrasi NO
3
perairan Taniwel dan sekitarnya berkisar antara 1.0 – 2.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
minimum 1.0 mgl dan nilai NO
3
maximum 2.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
rata-rata pada wilayah Ekologis perairan Taniwel 1.6 mgl. Konsentrasi NO
3
perairan Huamual Belakang dan sekitarnya berkisar antara 1.0 – 1.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
minimum 1.0 mgl dan nilai NO
3
maximum 1.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
rata-rata pada Wilayah Ekologis Huamual Belakang adalah 1.1 mgl. Konsentrasi NO
3
perairan Selat Seram dan sekitarnya berkisar antara 0.8 – 2.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
minimum 0.8 mgl dan niilai NO
3
maximum 2.2 mgl. Nilai konsentrasi NO
3
rata-rata pada wilayah Ekologis Selat Seram adalah 1.5 mgl.
pH dan Substrat
pH perairan Teluk Piru dan sekitarnya berkisar dari 7.8 – 8.65 dengan nilai rata-rata 8,1. Nilai pH minimum 7.8 berada pada bagian outlet teluk, terutama daerah
sekitar desa Eti. Nilai pH maximum ditemukan sekitar perairan tanjung Lompira pada lapisan permukaan. pH perairan ekologis Teluk Kotania dan sekitarnya di kecamatan
Seram Barat pada lapisan permukaan berkisar dari 7,9 – 8,7 dengan rata-rata 8,2. Nilai pH minimum berada pada perairan sekitar Pulau Air dan pH maksimum pada
perairan Kawah. pH perairan Taniwel dan sekitarnya pada lapisan permukaan bervariasi
antara 8.0 – 8.2 . Nilai pH minimum 8.0 berada pada perairan sekitar desa Hulung - Kasie. Nilai pH maximum 8.2. pH perairan Huamual Belakang dan sekitarnya pada
lapisan permukaan bervariasi antara 8.0 – 8.2 . Nilai pH minimum 8.0 berada pada perairan daerah sekitar Pulau Kelang. Nilai pH maximum 8.2. Nilai pH rata-rata pada
wilayah pesisir Kecamatan Huamual Belakang adalah 8.1. pH perairan Selat Seram
dan sekitarnya pada lapisan permukaan bervariasi antara 8.0 – 8.2 . Nilai pH rata-rata pada wilayah pesisir kecamatan Kairatu adalah 8.1.
Substrat pada wilayah pesisir kabupaten Seram Bagian Barat bervariasi mulai dari berpasir, pasir berlumpur, lumpur berpasir hingga lumpur, spesies-spesies dari
famili Rhizophoraceae menyukai susbtrat lumpur berpasir hingga berlumpur sedangkan famili Sonneratiaceae dan famili Verbenaceae
lebih menyukai substrat pasir berlumpur.
66
4.4. Peluang Pengembangan Ekosistem Hutan Mangrove